t i g a p u l u h ♡ p r o g r a m m e r

156 11 10
                                    

WARNING !!!

PART INI MENGANDUNG GARIS TAKDIR DARI AUTHOR UNTUK TOKOH UTAMA !!!

SILAHKAN MENAMPILKAN EKSPRESI TERBAIKNYA !!!

SILAHKAN MENAMPILKAN EKSPRESI TERBAIKNYA !!!

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

HAPPY READING !

o∆o

“SYE, CEPETAN! ADA ARTHA, NIH!” teriak Shinta menggelegar dalam rumah mewahnya.

Asyela berdecak. Gadis itu masih sibuk memoles wajahnya dengan berbagai macam kosmetik. Modal nekat hanya dengan melihat tutorial, Asyela berkali-kali menghapus riasannya karena salah memilih shade colour eyeshadow.

“Ngapain lagi sih, tuh, cowok?” gerutunya sambil menggambar alisnya. “Bodoamat, dah. Nggak tau apa, lagi sibuk begini.”

Tak ingin menemui tamunya, Asyela melanjutkan sesi make up nya. Kedua alisnya dia naik turunkan untuk melihat karyanya.

“Buset! Cakep betul, nih, alis gua.” Asyela memuji dirinya sendiri. “Udah pro banget, sih, ini buat tingkat pemula. Keren juga gua, kenapa nggak dari dulu belajar make up?” Kepalanya menggeleng-geleng tak habis pikir.

Setelah meletakkan pensil alisnya, Asyela mencari alat make up lainnya. “Nah, tinggal eyeliner-nya, nih. Kalau alis bisa, pasti ini juga gampang.”

Asyela menyapukan eyeliner dari brand terkenal itu dimulai dari kanan. Kemudian, berpindah sebelah kiri dengan hati-hati karena tidak semudah bagian kanan. Namun, tiba-tiba…

“ASYELA!!!”

Srak!

Tangan Asyela yang terkejut menyapukan eyeliner sebelah kiri kebablasan sampai telinga. “Holyshit!”

“MAMIII!!!”

Ceklek!

“Kamu ini, ditungguin Ar--”

“YA AMPUN, SYE! KAMU MAU MAJANG DIMANA?” teriak Shinta terkejut melihat wajah anaknya.

Asyela mendelik tak terima. “Mami apaan, sih? Ganggu aja, deh.”

“Ini?” Shinta menangkup wajah Asyela, menolehkan ke kanan-kiri. “Kamu bikin eyeliner atau jembatan? Panjang amat,” ledeknya tak kuasa menahan tawanya.

“Udah, deh.” Asyela melepaskan diri. “Ini juga gegara mami tau. Ngagetin aja, kan jadi kebablasan,” gerutunya memasang wajah kesal.

Shinta kembali menetralkan wajahnya. Namun, tak urung dia membantu anaknya untuk membenarkan riasan yang kacau karena eyeliner sepanjang jembatan siratal mustaqim. Buset, serem amat!

“Sok-sokan mau dandan sendiri, nggak punya pengalaman pula,” kritik Shinta.

Asyela mendengus kesal. “Namanya juga mau belajar. Kalau mami nggak koar-koar terus juga Sye nggak bakal gugup, atau kebablasan begini.”

STALKER VS PROGRAMMER [ON GOING]Where stories live. Discover now