10 | Presentasi

31 14 4
                                    

Hari ini adalah giliran kelompok Risa yang akan presentasi. Gadis itu sudah tiba di kampus lebih cepat dari jam yang sudah di tentukan.

"Gua udah prepare banget nih," Risa berbicara dengan dirinya dengan percaya diri di kelas selagi menunggu teman yang lain datang.

Sambil menunggu teman-temannya datang, ia terpaksa membuka handphonenya untuk membaca kembali materi presentasi kelompoknya.

"Sepi banget, nyesel gua datang duluan," ucap Risa karena merasa kesepian tak ada satupun di kelas selain diri dan bayangannya.

Selang beberapa waktu ia membaca, datanglah mahasiswa lain yang membuat Risa makin kaku seperti pengen pindah negara.

Mahasiswa tersebut merupakan Andra yang saat ini berjalan maju dari pintu. Ia tersadar saat melihat Risa disitu, ia pun menyapanya. "Hai Ris, tumben banget lu jam segini udah di kampus."

"Iya nih, karena presentasi jadi gua datang cepat. Ka-alau lu?" jawabnya namun jantung terasa berdetak kencang.

"Lah, sama gua juga hahaha," jawab Andra dengan tawa kecil.

"Baguslah kalau gitu," ucap Risa sembari tersenyum melihatnya.

"Maksudnya?" Andra bertanya kembali karena ia mendengar samar-samar apa yang dikatakan Risa.

"Eh, maksud gua 'jadi begitu alasannya'," jawabnya balik karena tersadar apa yang baru saja ia katakan.

Karena capek berdiri, Andra pun mulai mencari tempat untuk duduk, "eh kita kan sekelompok boleh gak gua duduk disebelah lu Ris?"

Mendengar pertanyaan itu malah membuat hati Risa semakin panik dan kaku, "bo-boleh kok, duduk aja."

Sekali-kali cowo ganteng lah yang duduk disebelahku jangan Winter terus, ucap batinnya aneh seakan-akan ada bisikan iblis.

Pikiranlu Ris! ucap batin baiknya membalas.

Karena masih sepi mereka mengobrol sejenak, beberapa menit kemudian datanglah beberapa temannya termasuk Winter ada disitu masuk dengan yang lain.

Winter kaget karena dihadapannya terdapat Risa dan Andra yang sedang berduaan disatu meja tempat biasanya ia dan Risa duduk disitu.

"Cie, Ris udah pacaran nih?" jawab Winter saat ia menghampiri Risa.

"Apa sih lu Win, Andra duduk disini karena sebentar kita mau presentasi."

"Oh gitu ya hahaha," balas Winter meledek mereka.

Setelah itu Winter pun mengambil tempat di belakang Risa. Dari ambang pintu munculah Pak Andi selaku dosen yang mengampu mata kuliah ini.

"Ris?" panggil Andra.

"Y-ya?"

"Lo gugup ya?" Andra memperhatikan wajah Risa yang nampak gelisah dan gugup.

Risa membalas dengan gelisah, mencoba menyembunyikan kegugupannya. "Dikit sih," jawabnya sambil mencoba tersenyum tipis.

"Santai aja Ris, gue yakin lo bisa kok." kata Andra dengan penuh keyakinan, mencoba memberikan dukungan pada Risa yang terlihat gugup. Mendengar perkataan Andra, ada perasaan tenang yang muncul di hati Risa, membawa sedikit kelegaan di tengah kecemasannya.

Tiba-tiba, suara Pak Andi memecah keheningan kelas, "Kita mulai kelasnya ya, untuk kelompok 4 silakan maju dan presentasi."

"Semangat Risa!" bisik Winter dari belakang.

Risa dan Andra bangkit dari tempat duduk mereka, diikuti dengan anggota lainnya. Mereka pun maju dan melakukan persiapan kecil untuk menampilkan slide powerpoint yang sudah disusun oleh mereka.

Presentasi pun dimulai dengan pembukaan yang disampaikan oleh Lia dengan penuh keyakinan. Dia mengatur nada dan volume suaranya dengan baik, memberikan pengantar yang jelas dan menarik untuk memperkenalkan topik yang akan dibahas.

Setelah pembukaan selesai, anggota kelompok lainnya bergantian mempresentasikan materi yang telah mereka siapkan.

Kini giliran Risa yang membacakan di depan, ia sangat gugup.

"Bentuk pemerintahan Jepang adalah monarki konstitusional, yang menggabungkan unsur monarki dengan sistem pemerintahan konstitusional-......." ia terus membaca slidenya hingga selesai. Setelah itu ia merasa lega, sampai Lia menutup presentasi mereka.

"Sekian dari presentasi kami terima kasih," ucap Lia di depan semua teman-temannya yang menyaksikannya. Mendengar itu membuat Risa lega karena sudah selesai dengan baik.

Ketika mereka semua bubar dari situ dan berniat untuk duduk ke tempat masing-masing, Pak Andi berseru "jangan duduk dulu ya, apakah ada teman-teman yang ingin bertanya tentang presentasi mereka?"

Karena ditahan Pak Andi mereka kembali berdiri di depan. "Ada yang ingin bertanya?" tanya Lia.

Banyak mahasiswa mengangkat tangannya, mereka bertanya namun semua itu dibabat habis oleh gadis pintar bernama Lia itu sekitar tiga pertanyaan.

"Masih ada yang ingin bertanya?" tanya Lia lagi. Salah satu mahasiswa merespon Lia yaitu Riko ketua kelas mereka.

"Gua mau tanya tapi jangan Lia mulu yang jawab. Gua mau Risa yang jawab karena ini bagian slidenya, Risa tadi slide lu ada kata monarki. Artinya monarki apa ya?"

Mendengar pertanyaan Riko membuat Risa kaku setengah mati, ia mematung dan membulatkan matanya. "Baik Risa boleh dijawab," kata Pak Andi meneruskan.

Semua menatapnya juga teman kelompoknya termasuk Andra yang ada di sebelahnya. Sebenarnya Risa bisa menjawab pertanyaan mudah ini tapi karena saking kakunya ia sudah kehilangan kata-kata, yang ia lakukan hanyalah mematung tanpa mengeluarkan suatu katapun karena ditatap sekelas.

Sepuluh detik berjalan Risa masih tidak mengeluarkan satu katapun. Apa yang terjadi dengan anak ini?

Karena kepekaan Andra disebelahnya, ia pun membuka mulutnya.

"Mungkin Risa gugup, jadi biar aku yang jawab aja ya Riko?" tanya Andra dengan keberanian membantu Risa. Riko pun mengangguk setuju.

"Monarki adalah sistem pemerintahan di mana kekuasaan tertinggi dipegang oleh seorang raja atau ratu. Di Jepang kekuasaan tertingginya dipegang oleh kaisar, maka dari itu disebut monarki," jelas Andra di depan dengan percaya diri.

Riko mengangguk menerima jawaban Andra. "Baik sekian dari presentasi kami terima kasih," seru Lia dari depan karena sudah tidak ada lagi yang ingin bertanya.

Kelompok empat bubar dari depan dan kembali ke tempatnya masing-masing. Risa akhirnya bisa duduk dengan tenang seusai presentasi.

"Makasih ya Dra, lo udah bantuin gue tadi." ucap Risa dengan pelan.

Andra tersenyum ramah, "Sama-sama, Ris. Kita kan tim, saling bantu itu penting."

Risa mengangguk, mereka berdua kemudian fokus mendengarkan kembali penjelasan dari Pak Andi yang kembali mengambil alih kelas dengan materi yang diberikannya.

Winter yang berada dibelakang sontak menepuk bahu Risa, "Ris, are you okay?"

Risa mengangguk, "Gue nge-blank Win, pegang nih tangan gue sampe tremor." Risa lantas menjulurkan tangannya sedikit bergetar itu.

"Haha, gak apa-apa Ris, namanya juga belajar. Untung aja ada Andra ya, iya nggak Ndra?" Winter sengaja menggoda Risa agar sahabatnya itu salah tingkah, sementara Andra yang merasa namanya disebut itu hanya tersenyum.

"Cie, Risa salting," ledek Winter.

"Apa sih Win," Risa pun kembali fokus ke dosen untuk menutupi rasa malunya.

Winter hanya terkekeh, kemudian bereka bertiga kembali fokus ke depan untuk mendengarkan materi.

Our SeasonWhere stories live. Discover now