Chapter 117 ♗

176 33 14
                                    

a/n: kerja bagus untuk yang masih ngasih support sampai sejauh ini. Akan kuusahakan CFYM bisa ngasih rasa makanan yang enak buat kalian

Btw, aku minta maaf banget dari sejak awal januari 2024 kemarin aku udah gak naro-naro nama-nama akun pembaca yang udah munculin notif mampir. Sempet overwhelmed gitu aku. Tapi khusus di chapter ini aku bikin janji kalo siapapun yang munculin notif vote, aku bakal taro nama akunnya di section Recap di bagian 2024. Setelah lewat dari chapter ini, bismillah aku bisa balik kayak sebelumnya yang nyatet nama akun-akun yang bikin notif di projek manapun

_______________

Dia duduk di salah satu bagian sofa di ruang menerima tamu nya dan sang tamu berada di sofa yang ada di seberangnya. Dia melihat penampilan dari anak muda di pandangannya itu.

Pakaian yang sama dengan yang dia kenakan di malam hari penobatan Frey. Jadi itu akan menjadi seragam untuk orang-orang yang akan menjadi penyampai pesan Raja dengan didampingi ksatria dari unit itu?

Dia juga melihat perban yang melingkar di leher putra Hadden itu, yang bahkan juga tampak mempunyai darah menempel di baliknya hingga juga tampak di bagian luarnya. Luka? Sesuatu seperti apa yang membuatnya mempunyai luka di lehernya? Dengan darah yang bahkan juga masih keluar sedikit-sedikit, menandakannya yang bahkan belum benar-benar tertutup. Kenapa dia pergi meskipun dia tengah dalam keadaan mempunyai luka seperti itu? Tidakkah Frey harusnya akan menunjuk orang lain untuk menggantikannya? Betulkah Frey menutup matanya dari keadaan yang sedang dimiliki orang yang bekerja untuknya? Itu bukan sebuah citra yang cukup bagus untuk Raja sepertinya.

Valias yang habis menunggu sebentar waktu dimana dia sudah bisa mulai bicara setelah Marma tampak sudah duduk dengan posisi nyamannya sendiri akhirnya membuat suaranya. "Terimakasih sudah menerima surat istana dengan baik. Saya harap isi surat itu tidak menjadikan Anda mempersiapkan sesuatu yang mengonsumsi waktu dan tenaga Anda."

Marma tidak membuat respons sama sekali. Sebenarnya sedang tidak dalam suasana hati untuk membuat respons. Dia hanya ingin Valias cepat-cepat menyebutkan maksud kedatangannya. Apa yang menjadi targetnya. Tidak perlu memakan waktunya dengan banyak basa-basi.

Valias bisa mengetahui apa yang ada di pikiran Marma melalui sorot pandangan mata yang dimilikinya. Valias akan memberikannya apa yang dia mau. "Jika begitu saya akan langsung ke intinya."

"Yang Mulia Raja Frey mengetahui apa yang sudah Tuan Viscount prakarsai di belakang istana. Beliau akan menaruh pengawasan ketat pada Anda dimulai dari hari ini. Semua yang sudah Anda lakukan, Yang Mulia Raja Frey akan menghentikannya."

"Setidaknya sampai dua belas bulan ke depan," Valias menyebutkan, "gerak-gerik Anda akan diawasi oleh orang tunjukan Yang Mulia Raja. Setiap surat yang Anda buat akan lebih dulu diperiksa sebelum surat itu nantinya bisa dikirim."

"Anda bisa mencoba untuk menggunakan trik-trik tertentu untuk barangkali mengelabui orang yang diutus Yang Mulia Raja Frey itu," Valias tersenyum sederhana, "tapi pada akhirnya apa yang Anda targetkan tidak akan berhasil terjadi."

Marma memandang Valias tanpa ekspresi apapun di wajahnya. Bertanya. "Di samping itu, bentuk sanksi apa lagi yang akan diberikan pada saya?"

"Tidak ada." Valias menjawab.

Wajah Marma gelap.

"Kenapa?"

"Kita menjaga pertemuan-pertemuan seperti ini hanya di antara para bangsawan," jawab Valias. "Masyarakat tidak perlu mengetahui hal ini. Sesuatu seperti menurunkan Anda dari jabatan Anda akan menimbulkan tanda tanya dan kegelisahan di dalam warga. Itu bukan sesuatu yang kami inginkan untuk terjadi."

[HIATUS] Count Family's Young Master 백작가의 젊은 주인Where stories live. Discover now