"Alhamdulillah, kita sudah sampai di Universitas Padjadjaran, sebenarnya yang kita kunjungi ini bukan yang di Bandung, tapi Jatinangor." ucap Pak Herman
Aku melihat ke luar jendela, suasana Unpad ini sangat sejuk, pemandangannya pun sangat indah sampai-sampai Livia terus memotretnya.
"Jadwal kita jam 11 nanti, sedangkan sekarang masih jam 10, ada waktu buat kita keliling, nanti ada alumni yang akan dampingi kita." ucap Pak Herman, kami pun bersorak kegirangan.
Kami pun mengunjungi Masjid Raya Unpad seingatku namanya 'Bale Aweuhan'. Setelah bis berhenti kami pun langsung turun dan menghirup udara segar. Luar biasa, seketika aku ingin tinggal di sana.
(Salah satu foto yang diambil oleh Livia)
Lalu aku bertemu dengan Sabila, teman sebangku ku di kelas, Sabila menaiki bis 3 bersama Alice.
"Abil! Gimana mabuk gak?" tanya ku pada Sabila.
"Gak dong!" jawab Sabila.
Setelah aku bertemu dengan teman-teman sekelas ku, aku berpisah dengan Livia, Livia juga menghampiri teman kelasnya.
Lagi lagi aku mencari Arvian, kemana perginya anak itu? Biasanya bersama Alan, tapi sekarang Alan hanya bersama Baskara. Mungkin dia bersama temannya yang lain.
"Pegel, pengen duduk, mana panas lagi." ucapku bergerutu.
Melihat orang-orang berfoto aku juga ingin, "Abil, foto yuk!" ajak ku pada Sabila.
"Ayo!" jawab Sabila dengan antusias.
"Cyla, tolong fotoin!" aku meminta Cyla untuk memotret aku dengan Sabila.
"Sini," Cyla menyiapkan kamera dari ponselnya, sedangkan aku dan Sabila mencari pose foto yang bagus.
Setelah itu, kami mencari tempat yang nyaman untuk kami berteduh, aku menemukan seekor kucing yang lucu sekali, terlihat telinga kucing itu ada sebuah tanda, seperti sobekan kecil.
YOU ARE READING
BANDUNG BERCERITA
Non-FictionKini Bandung sudah menjadi saksi betapa gilanya aku mencintaimu, kota yang pernah kita singgahi walau hanya sebentar. Meski kamu tak selalu ada di sampingku, namun aku dapat membayangkan betapa indahnya Kota Bandung jika kamu berada di sampingku.