Sebuah pesan.

49 4 0
                                    

Bandung, aku sangat berterimakasih pada mu. Berkat mu, aku mendapatkan banyak pelajaran. Kini kamu sudah menjadi saksi tentang bagaimana aku mencintai sosok laki-laki yang aku sebut Arvian dalam cerita ini. Kamu juga telah mengetahui jika aku ini adalah hanya seorang gadis lemah yang tak bisa apa-apa jika sendiri. Bandung, semoga kita bisa bertemu lagi dengan waktu yang lebih lama.

Arvian, jika kamu membaca cerita ini. Percayalah, kamu memiliki ruang dihati seorang gadis dengan nama samaran Alana ini. Mau sebanyak apapun laki-laki yang lebih baik diluar sana, tetap kamu pemenangnya. Andai kamu tahu, Alana ini sudah lama sekali menyimpan rasa padamu. Awalnya Alana kira hanya ketertarikan sesaat, namun ternyata rasa itu terbawa sampai saat ini. Arvian, aku selalu berangan-angan berhasil mendapatkan mu. Aku selalu membayangkan, betapa indahnya hari-hari ku jika kamu juga terlibat didalamnya. Aku paham, sebenarnya kamu sudah tahu perasaan gadis ini. Hanya kamu diam karena bukan gadis ini yang kamu mau. Arvian, terimakasih sudah mengizinkan ku untuk menyukaimu dalam waktu yang lama ini, terimakasih sudah menjadi penghuni hati kecil gadis ini. Aku selalu berusaha melupakanmu, namun hal kecil yang kamu lakukan saja berhasil membuat hati gadis ini kembali luluh. Asal kamu tahu, Aku selalu membawa namamu dalam dialog mesra antara aku dengan tuhan. Aku tidak memintamu seutuhnya, aku hanya meminta agar kamu selalu baik-baik saja. Semoga kita dipertemukan kembali. Arvian, kamu tidak ada niatan untuk ngobrol sedikit dengan aku gitu? Mengenai foto, sekarang udah gak ada di galeri aku kok, tenang aja.

Livia, kamu teman yang luar biasa. Awalnya aku kira kita tidak akan sedekat ini, namun ternyata aku salah. Kamu adalah hal yang paling berharga yang aku miliki saat ini dan semoga sampai selamanya. Aku sangat beruntung memilikimu, kamu selalu mendengarkan cerita-cerita random gadis ini. Aku harap masa kita tidak akan pernah habis, jangan lupakan jika kita pernah membicarakan tema pernikahan kita dengan laki-laki yang kita dambakan. Jangan biarkan satu orangpun merusak pertemanan kita. Kalau aku melakukan kesalahan, tolong tegur aku. Perlu kalian tahu, ternyata saat di bis setelah dari Museum Monpera itu, ternyata Livia tidak marah pada Alana, Livia diam karena moodnya sedang tidak baik dan tidak mengatakan apa-apa karena khawatir mengatakan hal buruk. Dan perlu kalian tahu juga, Livia mendukung Alana untuk mengacak-acak wajah Devon si makhluk aneh itu.

Devon, terimakasih informasi-informasi mengenai Arvian. Keinginan terbesar gue saat ini adalah mukul, nampar, seret, jambak, sleding, nyangkerem, ngerewes lu. Karena lu udah ambil Livia dari gue. I know, kalian saling suka. Tapi lu terlalu posesif, sampai lu buat gue sama Livia hampir renggang!! Jangan buat Livia nangis! Gue udah kasih kepercayaan gue ke lu buat jaga Livia, tolong jaga dengan baik. Sejujurnya, saat ini gue kurang percaya sama lu, gue lebih khawatir kalau posisi gue lu ambil. Gue takut, orang yang lama ini bakal terganti sama orang yang selalu ada. Maaf, gue tim kontra sekarang. Egois banget ya?

Untuk teman-teman yang lain, terimakasih karena kalian selalu support aku. Terimakasih juga kalian udah izinkan aku bawa nama kalian dalam cerita aku. Kehadiran kalian sangat berarti.

***

⚠️SEMUA NAMA-NAMA TOKOH DI DALAM CERITA INI SUDAH DI SAMARKAN, TERMASUK NAMA SEKOLAH KU JUGA. JIKA ADA KESALAHAN KATA TOLONG DI MAKLUMI⚠️

Next aku bakal buat versi fiksinya!!
Salam hangat dari Alana ✨💗.

BANDUNG BERCERITAWhere stories live. Discover now