#ReaDy for a small talk | Chapter 3

3.3K 179 12
                                    

Cerita ini hanya fiktif belaka. Jika ada kesamaan nama tokoh, tempat kejadian ataupun alur cerita, itu adalah kebetulan semata dan tidak ada unsur kesengajaan.

• • •

Tapi hari ini berbeda. Saat dia menemani pak Prabowo ke seminar di Bandung, sebenarnya dia sudah mempersiapkan untuk duduk bersebelahan dengan seseorang yang bisa saja adalah penggemarnya. Dari panggung dia sudah melirik ke arah tempat duduknya.

Di sebelahnya, duduk seorang gadis yang ia tebak adalah mahasiswi. Freddy sempat ragu. Tapi akhirnya karena tidak ada pilihan lain, mau tidak mau dia harus duduk disana. Saat dia berjalan bersama beberapa rekan sekretaris pribadi pak MenHan, sesuai dugaan Freddy, beberapa orang di sekitar situ sudah mulai melihat ke arahnya.

Beberapa mulai mengeluarkan handphonenya dan menyorot Freddy. Freddy menebak gadis yang duduk di sebelahnya juga akan melakukan hal yang sama.

Tapi ternyata tidak. Gadis itu mengerutkan keningnya saat melihat ke arah Freddy lalu berpaling ke arah pembicara di panggung. Sejenak Freddy terkejut. Gadis itu hanya melihatnya sekilas, lalu kembali fokus dengan acara seminar.

Sambil keheranan, ia lalu duduk. Dia masih terkejut tapi merasa sedikit senang. Karena akhirnya ada orang yang melihatnya tapi biasa saja. Malah dia menangkap gadis itu terkesan agak terganggu dengan keriuhan yang disebabkan kehadirannya.

Sesekali Freddy melirik ke arah gadis itu. Freddy bisa memperhatikan kalau gadis itu serius memperhatikan sang pembicara. Tangannya sibuk mencatat beberapa hal. Handphone yang diletakkan di pangkuannya tidak di gubris, padahal sudah beberapa kali layarnya menyala.

Freddy tersenyum kecil memperhatikannya. Freddy menghabiskan beberapa menit kedepan sambil melirik memandangi si gadis dengan diam-diam.

Tampak samping, sang gadis terlihat cantik menurutnya. Hidungnya tinggi. Wajahnya mungil. Rambutnya panjang dan ia biarkan terurai. Sesekali gadis itu menyampirkan rambut yang turun ke belakang kupingnya. Bulu matanya juga terlihat panjang dan lentik. Samar-samar Freddy bisa melihat kalau gadis itu sesekali mengangguk.

Freddy beberapa kali memperhatikan layar handphone sang gadis yang menyala. Dia melihat ada foto seorang anak kecil yang dijadikan wallpaper.

Freddy agak merasa kecewa, terpikir kalau foto itu adalah foto anaknya. Tapi setelah bergumul sejenak, akhirnya dia memutuskan untuk bertanya ke gadis itu.

• • •

Setelah berbincang dengan Reana dan bertukar nomor handphone, Freddy tersenyum. Gadis ini berbeda, pikir Freddy. Freddy juga tau kalau sekarang Reana bekerja secara remote dengan beberapa perusahaan di Australia sebagai Criminal Analyst. Reana telah memutuskan untuk tidak lagi kembali ke Australia dan memilih menemani sang ibu di Indonesia.

Karena bekerja secara remote, Reana memiliki cukup banyak waktu luang. Ini dimanfaatkan Reana dengan menghadiri seminar ataupun konferensi yang menurutnya menarik. Seminar ini jugalah yang membawanya bertemu dengan Freddy.

Selepas acara, Freddy berpamitan dengan Reana sebelum akhirnya mereka berpisah.

Sesampainya di hotel, Reana meletakkan semua barangnya dan bergegas mandi. Ia sengaja memilih hotel yang menyediakan bathtub. Dia ingin berendam dalam waktu yang cukup lama.

Reana berendam sambil mendengarkan lagu kesukaannya. Sesekali dia ikut bernyanyi. Tiba-tiba handphonenya berbunyi.

"Malam, ini saya Freddy."

Reana tersenyum membaca pesan yang masuk, yang ternyata dari Freddy. Reana lalu membalasnya. "Malam juga mas. Sudah balik ke rumah dinas?", balas Reana.

#ReaDy for LoveWhere stories live. Discover now