#ReaDy to arrest Kevin | Chapter 107

1.3K 115 20
                                    

Cerita ini hanya fiktif belaka. Jika ada kesamaan nama tokoh, tempat kejadian ataupun alur cerita, itu adalah kebetulan semata dan tidak ada unsur kesengajaan.

• • •

Freddy hanya bisa menghela nafas lega saat membaca sebaris pesan dari Syarif.

Keesokan paginya, Reana terlihat sedang menemani sang ibu berkebun di depan rumah. Reana menggelengkan kepalanya saat melihat tanaman yang memenuhi halaman depan. "Bu, ini kok tanamannya makin banyak", komentarnya.

Sang ibu hanya tertawa.

Reana lalu duduk di sebelah sang ibu sambil memandangi ibunya tengah mencampur tanah. Ibu Aira menyempatkan diri untuk mengajari putri semata wayangnya itu. "Kudu dicampur sama rabuk gini loh nduk..", ujarnya. Reana mengangguk dan memperhatikan ibunya.

Selang beberapa saat kemudian, handphone Reana berbunyi. Gadis itu tersenyum lebar saat membaca nama penelponnya, Mas Freddy.

"Pagi mas", sapa Reana riang.

"Pagi sayang", suara Freddy terdengar riang. "Sedang apa?"

Reana lalu menjelaskan kalau dirinya tengah menemani sang ibu berkebun. "Dan lagi belajar kalau tanah harus dicampur sama rabuk mas", lanjutnya sambil terkekeh.

"Hahaha", suara tawa Freddy terdengar hingga kuping ibu Aira, membuatnya tersenyum simpul. "Mas cuman mau ngabarin kalau hari ini Syarif bakal jemput Kevin. Nanti kalau mas agak senggang, mas mau kesana."

Reana mengangguk. "Akhirnya ya mas", ujar Reana. "Semoga semuanya cepet berakhir deh", gadis itu menghela nafas. "Hari ini mas ngapain aja?"

Freddy menjelaskan kalau seharian ini dirinya akan berada di Kertanegara. Bapak akan sibuk menjelang pemilu yang akan diadakan dalam waktu dekat.

Setelah mengobrol beberapa saat, Freddy menutup teleponnya. Pria itu sempat meminta maaf karena tidak bisa mampir ke rumah.

"Bu, sekarang mas sibuk banget..", ujar Reana dengan nada cukup sedih.

Sang ibu tersenyum mendengarnya. "Sama abdi negara ya gitu itu nduk", jawabnya. "Kan wis tau dari awal, prioritas pertamanya negara."

Reana terdiam mendengar jawaban sang ibu. Dirinya memang tau dari awal kalau prioritas Freddy negara. Tapi entah kenapa belakangan ini, untuk bertemu saja sulit. Reana bergidik membayangkan masa-masa Freddy di Cilodong.

"Ngopo?", tanya sang ibu, melirik reaksi Reana. "Nanti kalau Freddy udah di Cilodong, jadi Wadanyonif, makin sibuk lagi loh", godanya.

Reana tertawa. "Iya ya bu.. Mau ketemu aja susah pasti ya?", keluh Reana.

Ibu Aira tersenyum jahil. "Makanya, bener kata Freddy, nikah dulu sebelum pindah ke Cilodong."

Reana melotot. Lalu gadis itu menggelengkan kepalanya. "Bu, kalau nikah sebelum mas pindah ke Cilodong, berarti nikahnya bulan depan."

"Hahaha", ibu Aira tertawa lalu diikuti Reana. Anak dan ibu itu menghabiskan pagi mereka mengobrol santai sambil berkebun.

• • •

Di tempat lain, Syarif ditemani beberapa rekannya mendatangi kamar tempat Kevin dirawat. Di tangannya pria itu memegang sepucuk surat perintah penangkapan untuk Kevin.

Sedangkan Kevin yang tidak tau apa-apa, sedang asyik mengemasi barang-barangnya. Hari ini rencananya dia akan keluar dari rumah sakit dan berangkat menuju ke luar negeri.

#ReaDy for LoveWhere stories live. Discover now