BAB 36 Hot Daddy

7.1K 22 0
                                    

"Tidur sini yaa. Biar aku gendong Khen." Ujar ujar Rifki sambil menidurkan tubuh Gina dengan perlahan.

Rifki menidurkan Gina di ranjang tidur yang ukurannya mini, milik putrinya yang berwarna pink.

Ketika selesai bermain bersama Rifki selalu memperlakukan Gina selayaknya seorang ratu di dalam rumahnya.

Tentu saja dengan perlakuan Rifki yang demikian membuat Gina semakin manja dan bergantung hidup kepada Rifki.

"He'em Dad. Aku tidur ya. Kalau Khen butuh minum bangunin aku yaa." Ujar Gina sambil memeluk guling kecil tersebut.

Bukan karena dirinya tega tidak menggendong putranya yang sedang nangis kejer. Tapi tubuhnya benar-benar rasanya remuk sekali.

Apalagi dari tadi ia sudah digempur habis-habisan oleh suaminya. Dan permainan panas di dapurnya Di kuasai olehnya.

Tentu saja di sini Gina lah yang paling lelah. Berbeda dengan difki yang setelah mencapai pelepasan rasanya benar-benar plong. Rasa lelah rasa panas semuanya sudah lebur ikut bersama cairan klimaksnya. Jadilah ketika mencapai pelepasan dirinya merasa sangat segar bugar.

"Iya sayang. Tidur sudah." Ujar Rifki sambil mengelus pucuk kepala Gina dan mencium kening istrinya.

Gina langsung memejamkan matanya sedangkan Rifki langsung mendatangi putranya yang sedang nangis.

Memanglah sejak mereka berdua diperbolehkan berhubungan suami istri lagi, dari antara kedua anaknya, Khen yang paling sering mengganggu aktivitas keduanya.

Mungkin karena putranya itu tidak rela jika Gina berbagi kasih dengan Daddy nya. Beda sama anak perempuannya yang memang sejak lahir sangatlah anteng.

Rifki langsung mengangkat tubuh putranya yang sudah gembul tersebut. Terlihat putranya masih nangis saja.

Ketika Rifki menetap ke arah putrinya, terlihat Kheyza tidak tidur, tapi juga tidak nangis. Justru saudara perempuan tersebut menetap sinis ke arah saudara laki-lakinya yang sedang nangis terus.

Rifki tersenyum lembut menatap si kembar yang memiliki kebiasaan yang berbeda. Jika dilihat-lihat memanglah putrinya ini nurun sifat darinya sedangkan putranya menurut sifat dari istrinya.

"Khen. Kenapa sih harus nangis? Khen ngga suka ya Mommy dan Daddy mesra mesraan? Daddy ngga habisin jatahnya Khen kok. Hanya minta dikit aja tadi." Tanya Rifki sambil menggoyangkan tubuhnya menggendong Khenzo

Berulang kali Rifki ciumi pipi putranya yang gembul tersebut. Rifki membawa jalan-jalan di sekitar kamarnya supaya Khenzo merasa nyaman diperlukannya.

Biasanya sih cancel langsung berhenti nangis, namun Entah kenapa hari ini putranya benar-benar sulit untuk ditenangkan. Mungkin karena dari tadi tidak segera digendong.

Memang sih mommy dan Daddy nya harus menentukan permainannya. Jadi putranya sampai benar-benar ngambek tidak mau ditenangkan.

"Khen, kenapa sayang?" Tanya Rifki yang sudah mulai panik karena putranya sulit ditenangkan.

Rifki langsung menaruh putranya di box bayi lagi dan membuka baju dan pampersnya. Namun masih kering, maka tidak ada tanda-tanda putranya buang air besar maupun buang air seni di sana.

"Ngga pipis, ngga pup. Terus kenapa sayang?" Tanya Rifki mulai panik.

Mulailah sih Kenzo nangis dengan tantrum lagi. Rifki melihat ke arah istrinya masih saja memejamkan matanya.

Ingin membangunkan istrinya namun tidak tega, namun jika tidak dibangunkan kasihan putranya yang nangis kejar seperti ini.

"Berhenti nangis yaa nak. Mommy tidur yang mau nenen Khen." Ujar Rifki sambil menggoyang-goyangkan tubuhnya dan membawa putranya jalan-jalan di dalam kamarnya dengan mondar-mandir ke sana kemari

Sejujurnya Gina merasa lelah sekali bahkan matanya sulit untuk terbuka. Namun mendengar suara tangis putrinya yang sedang membuat dirinya benar-benar tidak tega.

Gina membuka mata dan terlihat suaminya sedang mondar-mandir sambil menggoyangkan tubuhnya menggendong Kenzo yang sedang menangis.

'Sexy sekali suamiku. Hot Daddy banget sih. Terlihat sekali Dia sangat menyayangi anaknya. Semoga seterusnya begini.' ujar Gina tersenyum lembut ketika menutup suaminya yang peluk able.

Gina juga melihat perut kotak-kotak suaminya yang ada bekas merah karena dirinya sudah meninggalkan jejak di sana.

Tiba-tiba Gina merasa malu sendiri, Memang sih Ini pertama kalinya dirinya bertingkah nakal di hadapan Rifki. Namun ketika sudah selesai seperti ini Gina jadi nggak percaya sendiri dengan tingkahnya tadi

"Sini Dad, aku coba susui." Ujar Gina sambil menepuk ranjang tidur di sampingnya.

Rifki langsung menoleh ke arah istrinya dan sungguh dirinya benar-benar merasa bersyukur karena Gina bangun dari tidurnya.

Rifki langsung menidurkan tubuh Kenzo di samping tubuh istrinya. Memposisikan putranya dengan nyaman supaya tidak sampai tersendak air ASI nya.

"Sambil merem enggak apa-apa sayang, aku yang jagain Kenzo." Ujar Rifki sambil mengelus pipi istrinya.

Tentu saja dirinya benar-benar merasa tidak tega dengan Gina yang masih harus menyusui putranya walaupun dirinya merasa kelelahan.

Memang sih karena ulahnya kan makanya Rifki benar-benar tidak tega.

"Nggak apa-apa sayang, nanti setelah nyusuin Khenzo aku tidur" jawab Gina dengan tersenyum lembut menatap ke arah suaminya yang sangat perhatian kepadanya.

Rifki hanya memandang saja sambil duduk di tepi ranjang tidur tempat mereka berdua. Menatap putranya yang langsung berhenti menangis dan langsung lahap meminum air ASI istrinya.

Rifki menelan ludahnya dengan kasar. Ingin sekali melakukan seperti yang putranya lakukan kepada istrinya.

Mulai dulu baru bertemu hingga keduanya memiliki bayi kembar. Rifki selalu merasa candu dengan nipel istrinya.

"Ya ampun cepat haus banget sih Khen. Kayaknya Khey ngga laperan deh." Ujar Gina sambil membelai pipi putranya yang sudah gembul.

Seketika rasa ngantuknya hilang ketika menatap putranya yang sedang menyusu, sungguh menggemaskan sekali.

"Mom." Panggil Rifki kepada istrinya gema tapi pandangan matanya tidak menatap ke arah wajah Gina melainkan ke arah dada besar Gina.

"Ya ampun Khenzo lihatlah mata nakal Daddy-mu." Ujar Gina sambil mencubit pipi putranya.

Tentu saja dari arah pandangan suaminya membuat Gina tahu jika suaminya sedang ingin merasakan hal yang sama dengan putranya.

"Nanti kita lanjutin ya sayang." Pinta Rifki dengan tatapan sendunya menatap ke arah dada Gina yang sedang dihisap oleh putranya

"Please deh, kamu nggak ingat aku kecapean.?" Tanya Gina sambil menatap tajam ke arah suaminya yang tidak ada habis-habisnya bermain dengannya.

"Aku lupa mom, itu Khenzo sudah selesai minumnya. Aku taruh di box bayi dulu ya." Ujar Rifki sambil mengangkat tubuh putranya yang sudah terlambat setelah kenyang minum air ASI.

"Nanti dulu Sayang, ihhh. Kayak pengantin baru aja deh nggak sabaran banget. "Gina memarahi suaminya.

Padahal baru saja putranya terlelap dan sesekali jika bangun masih ngenyot ASI-nya. Bisa-bisanya suaminya akan mengangkat tubuh putranya saat itu juga. Sama aja sih Rifki menyuruh putranya untuk nangis lagi.

"Salahnya kamu punya tubuh candu banget. Selalu buat aku ingin lagi Dan lagi. Bahkan tidak ada puas-puasnya juga dengan kamu." Ujar Rifki yang sengaja mengerucutkan bibirnya.

Entah kenapa jika berdekatan dengan istrinya membuat dirinya tidak bisa menahan gejolak untuk tidak bermain.

Bahkan tangan Rifki saat ini sudah aktif meremas b*kong istrinya yang semakin membesar dan terlihat sangat sexy.

****

BERSAMBUNG

Gairah Hot Daddy 21+Donde viven las historias. Descúbrelo ahora