[16] - Almost

136 12 5
                                    

Haloo semuaa, aku kembali lagii😘
please jangan jadi siders yaa hehe
soalnya aku butuh dukungan kaliann

mohon tinggalkan jejak💗
••

~Happy Reading~

Calesthine pulang paling akhir karena teman-temannya tidak ada yang menunggunya, ia masih harus berkutik dengan uang-uang yang belum tertata di atas meja. Ia melakukan tugasnya dengan tergesa-gesa karena merasa takut berada di kelas seorang diri.

Setelah selesai dengan tugasnya, ia pun segera mengambil tasnya dan tidak lupa untuk mengunci pintu kelas. Calesthine berlari kecil untuk mempercepat langkahnya, ia akan menuju minimarket sesuai perintah Breland.

Baru saja menginjakkan kakinya ke luar sekolah, ia dikejutkan dengan suara teriakan seseorang. Dan ia mengenal suara itu.

"Breland?" Calesthine bergumam. Ia menoleh ke belakang untuk memastikan dari mana suara itu berasal. Karena tidak menemukan apapun, ia langsung masuk kembali ke area sekolah dengan hati yang tidak tenang, rasa takutnya akan gelap menghilang seketika. Apa yang terjadi pada Breland?

Calesthine tiba-tiba berhenti di tengah lapangan karena netranya menangkap seorang laki-laki yang tengah bergelantungan pada dinding rooftop. Ia membelalak, tangannya langsung menutup mulutnya yang terbuka.

"Breland!" teriak Calesthine. Ia langsung berlari kencang menuju rooftop, ia tidak punya banyak waktu, Breland dalam bahaya.

Ia tak menghiraukan bagaimana gelapnya koridor saat ini, yang ia pikirkan adalah keselamatan Breland.

"Please bertahan Lan," lirih Calesthine. Ia tidak ingin hal buruk terjadi. Breland harus bisa bertahan sama halnya dengan Linzya dan Gara.

Calesthine hampir sampai, tinggal satu anak tangga lagi. "Breland!! Gue dateng!" teriak Calesthine lagi agar Breland mendengarnya, kali ini lebih keras.

Brak!

Calesthine langsung menggebrak pintu rooftop, untungnya tidak terkunci. Ia langsung berlari menuju tempat Breland tadi sembari melihat sekitar untuk berjaga-jaga. Anehnya, tidak ada siapapun di sini.

"Breland!"

Grep!

Calesthine berhasil menggenggam sebelah tangan Breland dengan sangat kuat. Terlambat sedetik saja, hal tak diinginkan mungkin terjadi.

Breland mendongak sambil membuka matanya, ia tadi benar-benar mengira dirinya akan jatuh.

"Cal?"

"Iya ini gue Calesthine. Pegang erat-erat tangan gue, gue bakal berusaha narik lo ke atas," ujar Calesthine dengan suara yang sedikit bergetar, napasnya menderu, dan jantungnya yang berdetak cepat. Ia tidak bisa membayangkan jika dirinya terlambat sedikit saja.

Calesthine berusaha menarik Breland ke atas. Namun, ia tidak cukup kuat untuk melakukannya, tenaganya sudah terkuras karena berlarian menuju rooftop tadi. Keringat mulai bercucuran membasahi wajahnya.

"Lepas Cal, bahaya," celetuk Breland, ia menyadari Calesthine kurang mampu untuk menariknya dan itu akan membahayakan nyawanya.

Dahi Calesthine mengerut. "Lo gila?! Nggak! Gue gak bakal lepasin lo!" protesnya.

"Lo bisa jatuh Cal!"

"Terus, lo kira kalo gue lepasin lo, lo gak bakal jatuh?!" pekik Calesthine sembari menarik tangan Breland dengan sekuat tenaganya. Namun, ia masih tidak mampu.

Month of Death  [24679]Donde viven las historias. Descúbrelo ahora