5. Sebuah kejanggalan yang tidak disadari

17.5K 138 1
                                    

Napas Megan terengah-engah setelah merasakan badai kenikmatan yang menghadang dirinya. Dadanya kembang-kempis, keringat bercucuran dari tubuhnya, tetapi beberapa saat kemudian dia pun tersadar dengan apa yang dia lakukan.

“Kau benar-benar cabul, Megan!” rutuknya sembari memukul kepalanya sendiri karena sudah memimpikan hal yang tidak-tidak dan bahkan menyentuh tubuhnya sendiri.

Dia dengan segera beranjak dari ranjang dan memasuki kamar mandi. Melepas bathrobe di tubuhnya dan menempatkan tubuhnya di bawah shower.

Namun, lagi-lagi dia terbayang dengan mimpi yang sebelumnya dia alami, dan hal itu sukses membuatnya kembali merasa terangsang lagi, tetapi dia dengan segera menggelengkan kepala dan fokus dengan acara mandinya.

Dia mandi tidaklah lama, kemudian keluar dari kamar mandi hanya mengenakan handuk yang hanya menutupi tubuh pentingnya.

Bukannya mengeringkan rambutnya terlebih dahulu, dia langsung berjalan ke arah ponselnya yang masih di charge.

Dia memesan makanan dan minuman, setelah itu, barulah menempatkan tubuhnya di kursi meja rias dan memperhatikan wajahnya yang tampak segar setelah mandi.

Hal pertama yang dia lakukan adalah mengeringkan rambutnya, kemudian berdandan dengan mengenakan riasan tipis, setelah itu barulah dia menuju ke arah lemari dan mencari pakaian yang hendak dia kenakan saat ini.

Pilihannya jatuh pada croptop yang dipadukan dengan sebuah kulot. Setelah itu, dia langsung melepaskan handuk yang berada di tubuhnya sehingga kembali membuat tubuhnya naked sepenuhnya.

D*da ranumnya terpampang jelas menggantung begitu indah. Area sensitifnya yang bersih dari bulu pun terlihat begitu saja dan begitu menggoda.

Namun, hal itu hanya terlihat sebentar karena Megan segera mengenakan pakaiannya. Kemudian dia menyemprotkan parfum di beberapa titik tubuhnya, setelah itu dia pun beranjak dari kamar tersebut sembari membawa tas dan kunci mobilnya.

Namun, dia merasakan sesuatu yang aneh ketika baru saja keluar dari kamar yang dia tempati, sehingga membuat langkahnya terhenti dan berbalik badan, memperhatikan pintu tersebut.

Dia merasakan seakan melintasi sesuatu, tetapi setelah diperhatikan semuanya tampak baik-baik saja dan tidak ada yang aneh, sehingga dia pun kembali membawa langkahnya turun ke lantai utama sembari menunggu kurir makanan yang mengantar pesanan makanan yang sudah ia pesan tadi.

Di saat yang sama, ponselnya berbunyi dan terdapat panggilan masuk dari kekasihnya. Tanpa menunggu lama, dia pun menjawab telepon tersebut dan memulai pagi yang mesra dengan kekasihnya.

Namun, sama halnya dengan semalam, ponselnya tiba-tiba mati begitu saja, padahal sebelumnya jelas-jelas dia melihat baterai ponselnya masih penuh karena semalam di charger.

“Ponsel sialan!” serunya dengan perasaan kesal dan marah. Kemudian segera memasukkan ponselnya ke dalam tasnya dan mendudukkan tubuhnya di ruang tamu dengan bersedekap dada akibat masih merasa kesal.

Tidak berselang lama, dia disadarkan oleh suara bel yang berbunyi. Dia segera bangkit dari duduknya menuju ke arah pintu dan melihat pengantar makanan yang berdiri di depan pintu rumah.

Ekspresi yang diperlihatkan oleh pengantar makanan itu masih sama seperti pengantar makanan yang sebelumnya meski orangnya berbeda. Seakan mereka tengah ketakutan dan memberikan makanan dengan tergesa.

Hal itu membuat Megan bertanya-tanya dan sekaligus kebingungan, tetapi belum sempat dia bertanya, pengantar makanan tersebut langsung melarikan diri.

“Kenapa mereka ketakutan? Apakah penampilanku menyeramkan? Atau memang seperti itu semua pengantar makanan di sini?” tanyanya.

Hantu Tampan Penghuni Rumah Kosong (21++) Where stories live. Discover now