7. Kond*m

9.8K 108 10
                                    

Tangan Jae semakin menekan tengkuk Megan untuk memperdalam ciuman mereka. Bibirnya meraup bibir Megan sembari melakukan lumatan demi lumatan yang memberikan efek tegang yang menyebar ke seluruh syaraf.

Mata mereka sama-sama terpejam, kepala bergerak kanan dan kiri secara perlahan dan bergantian.

Mereka seakan menyalurkan rindu yang terpendam cukup lama melalui ciuman bibir yang mereka lakukan, dan ciuman itu semakin lama menjadi semakin panas dan menuntut, diiringi oleh napas yang semakin memberat.

Akan tetapi, Jae terlebih dahulu menyudahinya ciuman tersebut, karena dia tidak ingin sesuatu di bawah sana menjadi sesak dan akan merepotkannya.

Dengan senyuman yang tertera di bibirnya, dia mengelap sisa saliva yang terdapat di bibir Megan menggunakan ujung ibu jarinya. Setelah itu, barulah dia mengemudikan mobil dan mulai meninggalkan area hotel tersebut.

Mereka tidak langsung menuju rumah yang ditempati oleh Megan, melainkan ke sebuah mall untuk membeli kebutuhan Megan ataupun barang-barang yang kurang di rumah Megan, sembari jalan-jalan bersama, karena sudah cukup lama mereka tidak menghabiskan waktu bersama akibat jarak yang membentang jauh yang memisahkan mereka.

Jae menghentikan mobilnya tepat di pusat perbelanjaan besar di kota tersebut. Mereka pun keluar dari mobil dan Jae menggandeng tangan Megan memasuki mall itu tanpa niatan untuk melepaskannya sedikit pun.

"Aku akan membelikan apa pun yang kamu inginkan," ucap Jae yang disambut dengan semangat oleh Megan.

Dengan penuh antusias, Megan menarik tangan Jae ke sebuah toko kosmetik dan memilih apa pun yang dia butuhkan. Jae sendiri pun juga terlihat bersemangat membantu kekasihnya itu dan memberikan masukan terhadap pilihan wanita tercintanya.

"Aku rasa itu terlalu gelap untuk kulitmu," ucap Jae setelah Megan mencobakan sebuah tester cushion di bagian sisi wajahnya.

"Bagaimana dengan yang ini?" tanya Megan setelah mencobakan shade lain.

Setelah mengamati warna tersebut, barulah Jae mengangguk dan mengatakan bahwa warna tersebut sudah cocok.

Setelah selesai di toko kosmetik tersebut dan sudah mendapatkan apa yang diinginkan oleh Megan, barulah mereka berjalan ke arah lain dan membeli kebutuhan Megan yang lain. Seperti pakaian, tas dan lain-lain.

Terakhir, mereka membeli cukup banyak makanan dan bahan masakan untuk di rumah Megan karena Jae berencana akan tinggal lama bersama kekasihnya itu.

"Apakah menurutmu ini cukup?" tanya Jae sembari mengalihkan pandangan ke arah Megan.

"Aku rasa itu sudah lebih dari cukup," jawab Megan. Menatap horor troli besar yang sudah dipenuhi oleh makanan yang saat ini didorong oleh Jae.

"Tapi aku merasa ini masih belum cukup," ucap Jae. Kemudian mengambil beberapa snack dan memasukkan ke dalam troli itu. Sedangkan Megan hanya bisa menghela napas melihat tingkah pria yang merupakan kekasihnya tersebut.

Setelah dirasa sudah membeli semua kebutuhan mereka untuk beberapa hari bahkan beberapa minggu ke depan, barulah mereka keluar dari mall tersebut sembari membawa begitu banyak barang belanjaan mereka.

"Masuklah terlebih dahulu, biar aku yang memasukkan barang-barang ini," ucap Jae setelah membuka bagasi.

Dia memasukkan hasil shopping Megan serta barang-barang yang dia beli tadi ke dalam bagasi tersebut sembari menatanya, terakhir dia pun menutup bagasi itu dan segera menyusul Megan ke dalam mobil.

Lagi-lagi, sebelum menjalankan mobil, dia kembali merebut sebuah ciuman di bibir Megan, kemudian barulah menjalankan mobil tersebut.

Selama perjalanan, mereka bercerita berbagai hal, hingga tanpa sadar mereka sudah sampai di depan rumah yang ditempati oleh Megan.

"Apakah ini rumah yang kamu tempati?" tanya Jae sembari menatap rumah tersebut.

Sebenarnya Megan sudah mengirimkan foto tampilan rumah itu kepada Jae, tetapi Jae tidak menyangka bahwa rumah tersebut jauh lebih besar dari yang tampak dari foto.

"Iya, aku beruntung mendapatkannya dengan harga murah, dan rumahnya juga sangat nyaman," jawab Megan sembari keluar dari mobil yang diikuti oleh Megan.

Mereka langsung menuju bagian belakang mobil untuk mengambil belanjaan mereka tadi, tetapi Jae sama sekali tidak mengizinkan Megan mengambil bagian yang berat.

Sehingga, dia memborong beberapa bagian sekaligus, membuat kedua tangannya dipenuhi oleh barang belanjaan tersebut.

Namun, hal itu membuatnya tidak sengaja menjatuhkan salah satu barang belanjaan mereka sehingga membuat isinya berceceran di lantai. Salah satunya dari barang yang berceceran itu adalah sebuah kotak yang berisi kondom.

"Ini ...." Megan mengangkat kotak kecil tersebut sembari membawa pandangan ke arah kekasihnya, yang dibalas cengengesan oleh pria tersebut.

"Aku rasa aku sudah siap," ucap Megan sembari tersenyum. Dia membereskan barang-barang yang berserakan tersebut, kemudian berjalan terlebih dahulu ke arah pintu dan membuka pintu rumahnya. Setelah itu barulah mempersilahkan kekasihnya untuk masuk.

Jae pun memasuki rumah tersebut. Hawa aneh dan mencengkam langsung menyambutnya, disertai rasa dingin yang menusuk tulang. Dia mengabaikan perasaan tersebut dan memilih untuk mengikuti Megan menuju ruang tengah.

Namun, semakin lama, dia merasakan sebuah tatapan tajam yang tertuju ke arahnya, membuatnya langsung mengalihkan pandangan ke arah tangga, tetapi dia tidak menemukan siapa-siapa di sana.

"Ada apa?" tanya Megan, menatap aneh kepada sang kekasih.

Menggeleng. "Tidak ada apa-apa," jawab Jae, tetapi tatapannya masih tertuju ke arah tangga. Meski tidak dia tidak melihat siapa-siapa di sana, tetapi dia masih merasakan tatapan tajam penuh kemarahan yang tertuju kepadanya.

"Baiklah. Di lantai atas terdapat satu kamar dan itu yang aku tempati. Di lantai bawah ada beberapa kamar. Kamu ingin menempati yang mana?"

"Aku akan meletakkan barang-barangku di lantai bawah. Tapi tidur bersamamu," jawab Jae sembari terkekeh. Dia kembali mencuri ciuman di bibir Megan, kemudian keluar dari rumah untuk mengambil barang-barang yang masih tertinggal di dalam mobil.

***

Setelah memasukkan barang-barangnya ke dalam kamar di lantai bawah dan sudah membersihkan tubuh, Jae memutuskan untuk menyiapkan makan malam sembari menunggu Megan selesai mandi.

Dia mengeluarkan beberapa bahan makanan yang sudah dibelinya tadi, kemudian meletakkan di atas meja dapur.

Akan tetapi, perasaan diawasi oleh seseorang kembali dia rasakan, membuatnya dengan cepat mengalihkan pandangan ke arah belakang. Namun, Lagi-lagi dia tidak menemukan kehadiran siapa-siapa.

Menghela napas. Berusaha menghilangkan hal-hal negatif dari pikirannya dan mulai menyibukkan diri dengan bahan-bahan masakan, tetapi lagi-lagi perasaan diamati kembali menghantuinya.

Tangannya menggenggam pisau dapur yang saat ini dia pegang. Mengambil napas dengan diam dan merasakan keberadaan seseorang mendekatinya.

Detik berikutnya, dia langsung melayangkan pisau itu ke arah belakang dengan sekuat tenaga.

"AAAAA!" Teriak Megan dengan suara yang melengking.

(Cek info visual setiap tokoh di sosial media author, ig : secrett_zr, fb : secrett_zr, TikTok : secrett_zr, dan join grup fb : Readers SecretZR)

Hantu Tampan Penghuni Rumah Kosong (21++) Where stories live. Discover now