47. Sebuah Janji

498 39 3
                                    

Setelah Daffa memberi tahu, Angkasa langsung dibawa kerumah sakit dan Angkasa menderita penyakit leukemia yang sama dengan Langit

Hampir seminggu Angkasa tidak pulang kerumah karena harus menjalankan rawat inap agar melakukan pemeriksaan lainnya

Saat ini Avan sedang termenung walaupun Yamato terus mengajaknya main, "Avan... Ada apa?" Tanya Yamato yang mulai berbicara bahasa Indonesia

Avan terkejut dan menggeleng dengan cepat, ia tersenyum dan mengajak Yamato untuk kembali bermain lagi

Untuk sementara Avan dan Angkasa sedang dilarang untuk bertemu karena memang tidak boleh siapapun kecuali dengan urusan sangat penting keluar dari mansion

Semenjak Angkasa pergi Avan lebih sering termenung dan jarang bercerita, ternyata dampak tiada nya Angkasa bagi Avan cukup besar bahkan Avan selalu tidak ingin makan

Namun karena sudah hampir seminggu Angkasa juga sudah boleh pulang saat ini Avan dengan semangat menunggu Angkasa didepan pintu

Sadewa dan yang lain melihat itu terkekeh seakan Avan sedang menunggu tuannya pulang

Pintu terbuka dan memunculkan Daffa terlebih dahulu, di belakang Daffa sosok yang ditunggu-tunggu oleh Avan sedang membawa tas kecilnya

Avan dengan semangat berlari kearah Angkasa, Avan langsung memeluk Angkasa dan meminta untuk digendong

Angkasa terkekeh pelan, ia mengangkat Avan dan memeluk nya dengan erat

Setelah kejadian itu seluruh keluarga nya menjadi lebih sering memeriksa kesehatan tubuh, karena takut ada lagi yang tidak mau menceritakan penyakit yang mereka rasakan

.

.

.

.

"Okay ini dia... Hufh tarik nafas... Buang..." Ujar Biru kepada dirinya sendiri

"Tenang ru gua di belakang lu" Ujar Langit

"Hufh... Ternyata... Paling bener lu aja Angkasa yang ngomong" Ujar Biru sambil merengek

"Lah kok gua... Lu aja gua ga berani" Balas Angkasa

Saat ini mereka sedang berada di depan ruangan Sadewa karena Papa, Daddy dan Ayahnya sedang berkumpul diruangan Sadewa

"Gua yang ketok aja... Langit yang buka, lu yang ngomong" Ujar Biru kepada Angkasa

"Mana ada kagak-kagak Langit aja kalo ga" Ujar Angkasa menunjuk Langit

"Hufh... Okeh ayok gua yang ngomong" Ujar Langit menarik nafasnya

"Wuah... Lu yakin nih?" Ujar Biru

"Woooh ayo ngit semangat" Ujar Angkasa

"Tapi kalian ikut masuk juga" Ujar Langit

"Iya aman-aman, yang penting lu berdua di belakang gua" Ujar Angkasa

"Okeh gas" Ujar si kembar berbarengan

Angkasa menarik nafas kemudian dengan siap mengetuk pintu, "Masuk" Ujar Sadewa dari dalam

Angkasa membuka pintu dengan perlahan di ikuti oleh Biru dan Langit di belakangnya, "Jadi ada apa Angkasa? dan... Biru, Langit?" Ujar Sadewa saat melihat Biru dan Langit bersembunyi dibelakang

"Itu... Gimana ya ngomong nya..." Gumam Angkasa belum mempersiapkan kata-kata

"Udah langsung aja ngomong Sa" Ujar Biru sambil berbisik

"Iya udah ngomong aja" Tambah Langit

"Yaudah lu berdua aja sana ah kan katanya lu yang ngomong ngit" Ujar Angkasa sedikit kesal

Duo Tuyul KembarWhere stories live. Discover now