16. Sunflower 💕

7.2K 388 12
                                    

Semoga kalian suka sama part ini hehe
Tinggalkan jejak ya 🤭

Setelah menikah, ada banyak hal yang Mark ketahui tentang Haechan. Mulai dari hal kecil, hingga kebiasaan Haechan sehari hari. Makanan favoritnya, warna kesukaannya, tempat ternyaman yang selalu Haechan inginkan setiap malam, dan yang paling membuat Mark merasa telah menemukan jati dirinya—yaitu di saat Mark mengetahui tanggal lahir Haechan.

Ya, memang membagongkan. Senyuman dan semu di pipi Mark meledak di pagi hari yang masih sunyi. Pukul empat pagi, Mark membubuhi pipi Haechan dengan ciuman sebelum turun dari ranjang. Ia ambil kacamata minusnya, menuju dapur mansion.

Sebelumnya, Mark sudah membawa seorang bibi untuk bekerja di rumah. Panggil saja, Seohyun.

"Pagi tuan muda Mark"

"Panggil Mark saja bi"

Aura pagi tuan mudanya yang membuat bibi Seohyun tersenyum tipis, ia membuatkan segelas susu untuk Mark.

"Kue apa yang akan Mark buat??" Tanya bibi Seohyun, alasan bangunnya seorang Mark di pagi buta ini.

"Channie menyukai bunga matahari, apa bibi bisa mengabulkannya??"

Seohyun letakkan segelas susu coklat dan sepotong toast buatannya di depan Mark. "Nikmati selagi hangat, tentu saja bibi bisa. Karena sebelumnya bibi memang bekerja di toko roti pinggiran kota sana"

"Wah, menyenangkan sekali bibi"

"Lalu berapa usia Channie sekarang??"

Mark menggaruk pelipisnya, sedikit ragu mengatakannya. "Euhm,. Enam belas tahun" jawabnya. Karena di saat Haechan datang ke rumahnya, anak itu mengaku bahwa usianya masih lima belas tahun.

Ya, lima belas tahun dengan lika-liku kehidupannya yang buruk.

Seohyun tersenyum tipis, menuangkan bahan membuat kue pada sebuah mangkuk besar. "Tidak papa, itu berarti Mark sudah bertanggung jawab atas beban kedua orang tua Channie"

"Awalnya, aku sangat membencinya bi, tetapi sekarang—aku sangat takut kehilangan Channie. Seolah-olah, seluruh hidupku ada di tangannya"

"Namanya juga sifat manusia sering berubah-ubah" kalimat yang membuat Mark mengulum senyum.

Sifat denial Mark seakan terkikis oleh kehadiran Haechan. Mark menyadari, kalau Jahyun tidak menerima Haechan sebagai asisten di rumahnya,—Mungkin perangai buruk Mark masih terpahat apik hingga saat ini. Anak semata wayangnya masih jomblo ningrat dan tentunya akan menjadi bahan olokan papahnya.

"Mau kue bentuk apa ini??"

"Hati,, bibi bisa menghiasnya juga??"

"Itu mudah Mark, apakah Mark sudah menyiapkan bahan-bahan kue ini jauh hari??"

Mark mengangguk, ia teguk sisa susu coklatnya hingga tandas. Sebelum ia memakai sarung tangan plastik dan siap berjibaku dengan bibi Seohyun.

🌱💕



Setelah kue selesai di buat, Mark mengambil helm dan berjalan menuju basement mansionnya. Menyapa paman Vernon, supir pribadi keluarga Jung yang baru saja datang. Karena Jaehyun tau, tidak selamanya ia akan merepotkan anaknya.

Maka dari itu, saran Mark adalah memperkerjakan seorang bibi dan paman sebagai supir pribadi.

"Tuan mau kemana?"

"Membeli bunga, hari ini Channie berulangtahun. Malam ini kita akan makan besar"

"Siap tuan muda, hati-hati ya? Kalau ada lampu merah, gass pol saja" Vernon mengambil selang air, menyirami kebun mawar milik Taeyong yang hampir memenuhi depan mansionnya.

Im Your Mommy || MARKHYUCK ENDDonde viven las historias. Descúbrelo ahora