04- LATIHAN BERSAMANYA

1K 100 4
                                    

"Papa udah nyuruh Gibran untuk antar kamu ketempat latihan. Kamu lebih aman sama dia."

"Papa udah kirim lokasinya sama Gibran, kamu tinggal siap siap aja."

"Tapi pa, kenapa harus sama Gibran?"

"Kan Adara bisa sendiri." Protes Adara. Kenapa? Kenapa harus Gibran yang menjadi temannya pergi? Dan sejak kapan Papa kenal sama Gibran? Adara ingin bertanya tentang hal ini, tapi momennya sedang tidak pas.

"Kamu ingat kejadian kemarin? Kamu mau ter ulang lagi? Kalau bukan ada Gibran dan temannya, mungkin kamu udah di sekap sekarang." Jelas Arnould.

Adara tak dapat menolak. Lagian memang benar, jika tidak ada Gibran mungkin sesuatu yang tidak diinginkan terjadi pada Adara.

"Iya pa. Kalau gitu Adara siap siap dulu." Adara memutuskan panggilan secara sepihak.

-----------------

0838********

Gw udah di dpn pintu

Sp?

Gibran

Ok.

-----------------

Ini pasti kerjaan papanya. Adara turun ke bawah tanpa bersiap siap, oh dia lupa! Gadis itu tengah memakai kaos dengan gambar Hello Kitty.

Sudah pasti laki laki itu akan mengejeknya. Adara menarik knop pintu dia mendapati Gibran berada di depan pintu.

"Cepet banget lo."

"Bawel bocil!"

"Bacot!"

"Berisik lo, awas gue mau masuk!" Gibran masuk kedalam mansion mewah milik keluarga Caroline. Lihatlah, siapa tuan rumah sekarang?

Adara mati matian menahan tangannya untuk tidak memberikan laki laki itu tinjuan super darinya.

Gadis itu mengacir keatas untuk mengganti pakaiannya. Gibran menggeleng melihat tingkah gadis itu.

☆☆☆

BUGH

BUGH

BUGH

"HAAK!" Sorak Adara.

Gibran hanya memerhatikan Adara yang tengah latihan meninju dengan seorang lelaki yang bisa di bilang cukup muda.

Sesekali Gibran menaikkan alisnya takjub dengan perempuan yang ada di depannya itu.

"HUH!"

"Sudah, gerakan yang kamu lakukan sudah bagus. Sepertinya sudah jago dalam hal ini ya?" Tanya laki laki itu.

"Iya kak, makasih." Ujarnya menundukkan sedikit kepalanya.

"Iya, besok lanjut pukul tujuh malam. Sekarang boleh pulang." Ujar laki laki itu.

"Oke kak" Adara yang di penuhi dengan cucuran keringat dan napas yang tak beraturan. Gadis itu menuju tempat duduk yang berada di dekat Gibran sembari membuka sarung tinju yang ia kenakan.

Dia menjarak dua kursi dari tempat yang di duduki Gibran. Dengan telaten dia mengusap peluh yang keluar dari dahi hingga lehernya.

Gibran mendekati gadis itu, sekarang tak ada jarak bagi mereka. "Sana lo." Ujar Adara pelan.

"Suka suka gue dong. Nah, minum." Gibran menyodorkan sebotol air mineral dingin yang telah ia buka segelnya.

Adara memicingkan matanya, dia mengambil botol air mineral itu. "Ga ada peletnya kan?" Tanya Adara memastikan.

GiDara (END)Where stories live. Discover now