10-JANGAN SEPERTI INI,

987 110 10
                                    

TYPO BERTEBARAN DIMANA MANA❗️

"EUUU, SHIBAL! " Adara mengerem paksa motornya saat ada sebuah motor yang menghadangnya dari samping kanan.

Adara tersenyum sinis. "Jadi ini strateginya." Gumam Adara. Mereka sengaja membawa gadis itu jalan lebih dalam hingga masuk ke area hutan.

Adara meloncat turun dari motornya kemudian membuka helm fullfacenya. Dia kemudian bertepuk tangan dengan keras. "WOW! GUE SALUT SAMA KALIAN. UNTUK NGELAWAN SATU CEWEK AJA HARUS GITU MAIN KEROYOKAN?"

"SESUSAH ITU KAH NANGKAP GUE?" Adara tertawa sinis. Dia mengikat tinggi rambutnya kemudian menatap seseorang yang tengah ia cari.

"HOY OM!" Sorak Adara. Gadis itu melihat pria yang tengah duduk manis diatas kap mobilnya.

"LO GA BOSAN GANGGUIN GUE MULU? ATAU GABUT YA? ATAU LAGI PERLU DUIT BOKAP GUE? BISA NIH. KALAU OOM LAGI BOKEK GUE TF SEKARANG! SOALNYA ATM GUE GA MUAT BUAT NAMPUNG BANYAK DIGIT!"

Wajah Pria itu memerah padam. "Mulut mu seperti tidak di didik oleh kedua orang tuamu. Sorry, saya juga punya uang. Jadi, tidak perlu lagi." Balas Pria itu.

"Kenalan lah dulu kita Om." Pancing Adara.

"Maaf saya tidak berminat. Kali ini tidak ada yang bisa menolong kamu, Adara" Reza, dia adalah Reza. Pria itu tertawa bak Devil.

"HAJAR, KALAU UDAH PINGSAN KITA ANGKUT!" Seru Reza pada seluruh anak buahnya.

***

Gibran membawa motor seperti orang yang tengah kesetanan. Tak peduli dengan siapapun yang menyoraki dan mengumpati dirinya. Pikirannya hanya tertuju pada Adara, Adara, dan Adara. Nama Reza juga terselip di pikirannya.

"Dara, lo kemana? Jangan kek gini lah Ra."

"Lo kenapa sih, Ra?" Gibran melajukan motornya kemana pun pikirannya memberi petunjuk.

Gibran sempat berfikir apakah gadis itu menyukainya?? Tapi, segera ia buang jauh jauh pikiran itu.

"ARGH! LO DIMANA ADARA!!" Teriak Gibran.

Gibran memberhentikan motornya kemudian mengambil ponselnya dari dalam saku. "Halo Om,"

"Kenapa Gib?"

"Adara pergi Om. Dari tadi saya cariin ga ketemu ketemu. Ponselnya jiga tidak aktif, saya harus apa Om?"

"Adara akan seperti itu ketika ada masalah, Adara akan berkeliling kemana pun ia suka asalkan rasa sakit yang ia rasakan hilang."

"Sudah lama dia tidak seperti ini. Kamu tahu apa penyebabnya?"

Gibran menggeleng. "Tidak, Om."

"Tapi, hari ini dia seperti ingin menjauh dari saya Om. Saya juga tidak tahu mengapa seperti itu."

Gibran dapat mendengar jelas jika Pria yang berada di seberang sana terkekeh pelan. "Itu tandanya? Kamu nanti bisa menyimpulkannya, Gibran. Mengapa anak saya seperti itu."

Arnould percaya, jika dia sudah pulang nanti, pasti putrinya itu menceritakan semuanya padanya.

"Jadi, saya harus mencari dia?"

"Kalau menurut kamu perlu, silahkan cari. Kalau tidak, pulang saja."

"Gibran bakal cari, Om." Finish Gibran.

"Jika itu keputusan kamu, silahkan cari. Nanti saya kabari kamu jika sesuatu terjadi pada Adara."

"Baik Om."

GiDara (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang