33-KEPULANGAN PAPA

866 116 12
                                    

🩰💌🌷ᴸᵒᵛᵃᵇˡᵉ ᵃⁿᵈ ᴬᵈᵒʳᵃᵇˡᵉ🧸🦋🎀

🕊 H A P P Y R E A D I N G 🕊

🎶 Semoga : Malik & d'Essentials 🎶
🎶 Dia : Malik & d'Essentials 🎶

***

Setelah dua hari terlepas dari Rumah Sakit dan kurungan Rumah, Adara akhirnya dapat masuk seperti biasa ke Sekolah tercintanya. Tentu saja bersama Gibran.

"Catat," Ucap Gibran sembari menyetir mobil miliknya.

Adara memutar bola matanya malas. Gibran tengah memberikan beberapa aturan untuk dirinya patuhi supaya tidak kembali sakit. Sejak tadi, laki laki dengan headband putih itu terus menasehatinya.

Baik tentang ice cream, ciki ciki, dan lain sebagainya.

"Satu, nanti di kantin wajib perginya sama aku, nanti aku jemput tunggu aja. Dua, ga boleh beli bakso dulu hari ini. Tiga, ga boleh minum es beberapa hari ini. Empat, bawa bekal dari rumah, itu lebih sehat. Dan yang terakhir.." Gibran menggantung kalimatnya.

Sementara Adara?? Gadis itu mencatat ucapan Gibran dengan malas.

"Jangan makan ice cream selama satu minggu!" Kata kata terakhir dari Gibran membuat Adara menutup buku kecilnya.

"Gak! Yang terakhir kuranginn.. masa seminggu sih? Gibrann, jangan seminggu." Rengek gadis itu.

Gibran hanya menggeleng. "No, itu keputusan. Kalau kamu merengek lagi, aku tambahin seminggu." Ancam Gibran.

Adara menurunkan bibirnya kebawah. "Sayangg, come on."

Gibran menatap gadis itu. Kecepatan mobil kini berkurang secara perlahan. "Baby, nurut. Okay? Demi kesehatan kamu, sayang." Gibran mengelus puncak kepala Adara pelan.

"Tiga hari aja, gimana?" Adara kembali menawar.

Gibran menatap Adara dengan serius. Dalam sekejap, laki laki itu berhasil mengecup singkat pipi Adara. "Bandel," ucapnya. Gibran kembali melanjutkan mengendarai mobil yang sempat ia tunda.

Berbeda dengan gadis yang terkejut dengan aksi Gibran barusan. Jantungnya berdegup tiga kali lipat lebih cepat dari biasanya.

Dia hanya diam, tak bisa berbicara.

***

Setelah lama bekerja di luar kota dan negara, kini saatnya Arnould pulang. Sudah lama Adara merindukan Papa tercintanya itu.

"PAPAAA!!" Sorak gadis itu gembira.

Adara berlari menuju pria itu yang telah merentangkan tangannya. "Adara kangen banget sama papa." Ucapnya.

Pria itu terkekeh pelan. "Demi kamu juga kan?"

Dita datang setelah tertinggal jauh dari Adara yang berlari lari menyusuri koridor bandara. Wanita itu menggeleng lelah, memang putrinya itu sangat nempel dengan Arnould.

"Bunda ditinggalin," cibir Dita.

Adara melerai pelukan hangat itu. Dia beralih menatap Dita yang kesal. "Hehe, maaf bunda."

GiDara (END)Where stories live. Discover now