32-PENJELASAN

999 113 9
                                    

🩰💌🌷ᴸᵒᵛᵃᵇˡᵉ ᵃⁿᵈ ᴬᵈᵒʳᵃᵇˡᵉ🧸🦋🎀

🕊 H A P P Y R E A D I N G 🕊

"

Mami! Jangan ajakin Adara makan ice cream mulu! Nanti dia ga sembuh sembuh." Kesal Gibran.

Laki laki itu telah bosan mendengarkan percakapan Luna dengan Adara yang terus terusan membahas persoalan ice cream yang katanya tengah ada keluaran terbaru.

Luna menatap tajam putranya itu. "Posesif amat mas? Oh iya mami lupa, kan udah di klaim sama Gibran." Sindir Luna.

Adara hanya terkekeh pelan, sementara Gibran masih menatap maminya itu dengan tak suka. "Sindir teruss, udah mami sana aja sama tante Dita ngobrol sama yang seumuran."

Gibran mununjuk Dita yang tengah berbicara ringan dengan Reval dan di sudut kanan terdapat Iis yang sesekali menguap karena bosan.

"Bawel kamu. Adara, tante ke sana dulu ya."

"Iya tan." Adara mmenarik bibirnya tersenyum simpul. Gadis itu kemudian beralih menatap Gibran yang mencibik kesal.

"Kamu kenapa?"

"Jangan deket deket sama ice cream ya." Ucap Gibran pelan.

Adara menaikkan alisnya tak paham. "Deket deket?? Sama ice cream?? Emangnya kenapa??"

Gibran mengangguk kecil. "Nanti kamu lupa sama aku." Gibran mencibikkan bibirnya kesal.

Adara haya tertawa melihat wajah Gibran seperti itu. "Ini ketua geng? HAHA kamu lucu, ih." Adara mengacak rambut Gibran, sementara laki laki itu hanya diam.

"Kamu sama Salsa gini juga ga??" Satu pertanyaan dari Adara membuat Gibran mengubah air wajarnya. Seperti tidak suka.

"Gausah bahas dia." Ucapnya.

Adara mengangguk paham. "Kira kira siapa yang udah ngasih racun di situ?? Kurang kerjaan banget." Oceh Adara.

Gibran menatap wajah gadis itu dengan penuh penyesalan. "Ini semua gara gara aku, Ra." Lirihnya.

Adara menaikkan alisnya keatas. "Kok kamu?"

Gibran menarik napasnya dalam, "sebenarnya ini semua ulah Salsa. Dia yang udah jahatin kamu pakai orang suruhan." Jelas Gibran pelan.

Adara mengerutkan keninganya, keadaan tiba tiba menjadi serius sekarang. "Jelasin ke aku, jangan ada sembunyi sembunyian mulai sekarang." Ucap Adara.

"Pria yang selama ini selalu ngancam hidup kamu, dia adalah Papanya Salsa. Namanya Reza. Mereka akan terus ngancam kamu sampai tante Dita kembali ke Reza lagi."

Adara kembali merasa janggal. Ada apa sangkut pautnya dengan bundanya? "Bu-bunda?? Kenapa??"

Gibran menceritakan semuanya pada Adara. Ini semua sesuai dengan persetujuan Dita dan Arnould. Adara harus tau ini, karena dia harus bersiaga.

Adara memijat pangkal hidungnya. Cobaan apalagi ini?? Belum lagi dengan Ellano yang muncul untuk mencari keberadaannya.

"Gib.. gue cape," lirih Adara. "Kalau gue pergi gimana?"

GiDara (END)Where stories live. Discover now