1] Lee Jaemin

2.3K 265 100
                                    

Aku up satu chapter dulu buat nanyain

bagusan pake bahasa baku atau lo-gue aja?

_____________________________

Rengekan terdengar di kediaman Park yang luas itu, padahal malam baru saja menyapa beberapa saat lalu, namun keributan sudah terdengar.

"Mommy lihat, daddy memaksa ku ikut."

Chanyeol memutar kedua bola matanya malas mendengar rengekan putra semata wayang nya itu.

"Jangan membelanya, dia selalu tak ingin ikut," Sela Chanyeol melihat Rose yang hendak membuka suara.

Jay mendengus, "Mom, besok kan aku pertama masuk sekolah, bagaimana kalau aku telat?"

"Itu resiko, kamu harus bisa membagi waktu," Jawab Chanyeol.

Rose menghela nafas pelan,"Sudah sudah, mommy pusing dengar kalian."

"Mom--"

"Kita pergi dulu, sayang."

Jay mendelik kesal melihat Chanyeol mencium pipi Rose.

"Aaaahh aku tak mau ikut."

"Jangan manja, ayo ikut nanti daddy belikan motor baru."

"--aku pergi dulu, mom."

_________________________

Jay memilih melangkah ke balkon, acara yang membosankan..

Dengan segelas jus di tangannya, Jay melangkah ke balkon seraya melonggarkan dasi yang ia pakai.Memilih menjauh dari keramain dan para pebisnis yang sibuk menjilat itu.

"Kau baik baik saja?"

Jay tersentak kaget, dengan cepat menoleh, menemukan lelaki bersurai hitam legam bertanya.

Aahh dia tak sendiri disini ternyata.

"Ya, aku--baik baik saja,"Jay mengangguk, meneliti kembali lelaki di sampingnya ini.

Keheningan kembali menyelimuti keduanya, lelaki tersebut tampak tak akan membuka suara lagi, fokus menatap langit malam yang bertabur bintang.

"Aku Jay, Jay Park"Jay mengulurkan tangannya, membuat lelaki tersebut terdiam sesaat sebelum menyambut uluran tangan Jay.

"Lee Jaemin."

Asing, itu nama yang asing bagi Jay.Dia nyaris mengenal semua anak anak pebisnis di sini, dan--Jaemin, ia tak pernah melihatnya.

"Kau baru pindah?"

"Hm, aku baru pindah ke Australia bulan lalu."

Jay mengangguk paham, pantas dia tak kenal..

"Berapa usiamu?" Tanya Jay, tak tau harus menanyakan apa lagi.

"16 tahun, kamu?"

Jay tersenyum mendengar nada canggung tersebut, Jaemin meliriknya ragu ragu.

"Aku juga 16 tahun, kita seumuran ternyata."

Jaemin tersenyum mendengar nada antusias Jay.

"Kau pasti disini karena di dalam sangat membosan kan, benar kan?"

Jaemin mengangguk. "Aku tak paham semua pembicaraan mereka, kepala ku terlalu kecil untuk pembicaraan seperti itu"

Jay tertawa pelan mendengar ucapan lelah Jaemin, "Kita memang masih terlalu kecil sih"

"Aahh, kau kesini juga karena terpaksa?"

"Daddy--"

"Tuan muda, tuan Rean memanggil anda"

STRANGERDonde viven las historias. Descúbrelo ahora