24] Traitor

764 170 65
                                    

"Allen, kau ingin di omeli Sam? Kenapa membeli kopi pagi pagi?"

Jaemin dan Allen berjalan santai di koridor, tak sadar tatapan dan bisikan tertuju pada mereka.

"APA LAGI INI?!"

Jaemin tersentak kaget kala baru memasuki kelas namun sudah di sambut teriakan Nancy.

"Huh?"

"Kalian menikah? Atau akan menikah?"

Netra hazel Jaemin sontak menatap tangan nya dan Allen, kembali tersentak kaget saat Nancy meraih tangan nya juga tangan Allen, lalu kian heboh saat benar benar melihat cincin mereka.

"Waah gila! Kali ini foto yang di posting benar!"

Allen dengan cepat mengambil hp nya dan memeriksa akun gosip sekolah tersebut. Wajah nya tak kalah kaget nya saat melihat foto nya dan Jaemin yang membeli cincin kemarin terposting disana.

Jaemin dengan cepat menekan komentar, hanya untuk membuat nya kian shock.

Mereka menikah? Itu bagian cincin pernikahan, kan?

Oh mereka cocok!

Apa ini maksud Allen di postingan kemarin?
↪Jaemin tipe nya?

Apa boleh aku mendukung mereka?

Mereka benar benar memakai cincin pernikahan, aku lihat tadi di parkiran!

Woah apa ini, aku kaget..

Kemarin Jay dan sekarang Allen?

Melihat Allen dan Jaemin, kira kira siapa yang di bawah

Jaemin mendorong handphone Allen, "Ah aku tak mau baca lagi.."

Allen terkekeh, kembali mengantongi handphone nya dan merangkul bahu Jaemin lantas menuju bangku mereka di barisan ujung.

"Kalian benar benar menikah?!"

"Tak tau, terserah kalian mau berpikir apa," jawab Allen tak peduli.

"Mereka tak menikah! Itu hanya kebetulan!" seru Jay yang baru masuk setelah dari ruang guru.

Allen tergelak puas dari bangku nya, "Semuaaa lihat cincin kami!"

Ah, Jaemin rasa ini lebih parah dari Dream Death..

____________________________

Jay berdecak kesal, hendak berbalik saat melihat Zin dari arah berlawanan.

"Jay!"

"Ah apalagi ini, tolong lindungi aku," lirih Jay, menatap Zin dengan senyum paksa.

'Apa jika salah langkah aku juga akan berakhir seperti dua mantan ku?'

"Jay, darimana?"

"Ruang olahraga, mengembalikan bola basket yang ku ambil," jawab Jay berusaha santai.

"Mau ke kantin--"

"Sayang!"

Jay berbalik, menemukan Erlyn berlari mendekat, gadis cantik itu tersenyum lebar. Berhenti di depan Jay dan memeluk lengan lelaki itu erat.

"Oh, hai Zin. Apa kalian sedang berbicara penting."

"Tidak kami hanya berbasa basi, ada apa?" tanya Jay seraya tersenyum.

Erlyn mencebik, "Kamu kan sudah berjanji akan mengajari ku bermain gitar, kamu lupa?"

Jay tak peduli Erlyn mencari kesempatan dalam kesempitan atau sangat suka padanya hingga seperti ini, yang jelas Jay terima karena dia bisa terhindar dari Zin!

STRANGERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang