Part 1

581 32 0
                                    

Ketika itu Keira Asadina dan [Name] Canary mendapatkan shift yang sama, shift sore yang membuat keduanya pulang sekitar pukul 21.00

"Jalan bareng ke parkiran bagaimana?" Ajak [Name] Canary ketika usai timbang terima.

Keira mengangguk. Lalu, gadis itu membiarkan Aria atau nama panggilan dari [Name] Canary menggenggam tangan mungilnya.

Keira menoleh ke arah Aria. Aria adalah sosok yang sangat ceria. Selain itu, dirinya adalah sosok yang peka dan solutif. Kepribadian yang sangat berbeda dengan Keira.

Keira hanyalah sosok yang pendiam. Keira hanya akan berbicara banyak jika berhadapan dengan pasien atau sahabat dekatnya.

Namun, Keira hanya diam menyimak cerita Aria kali ini. Gadis itu merasa lelah dan kehabisan energi kala menggunakan keceriaan yang ia timbun di tempat kerja.

"Oh, akhirnya kau gunakan juga mobil barumu!"

Suara seruan Aria membuyarkan lamunannya. Keira menganggukkan kepala. Ia menjawab, "aku akan pulang kali ini."

Aria mendongakkan kepalanya lalu menaikkan alisnya. "Malam malam begini?"

Keira mengangguk. "Hanya ada dua hari untuk libur."

"Aa"

Aria memutar kepalanya ke arah Keira dan tersenyum senang. "Kalau begitu selamat menikmati liburanmu, Kei!"

Keira mengangguk.

"Senangkan dirimu saat liburan sebelum kembali ke rutinitas, Kei. Tapi, jangan lupa berhati-hati di jalan. Kala aku berkunjung, medan jalan ke rumahmu cukup sulit dan penerangan yang minim. Lampu jalan masih banyak yang padam?"

Keira mengangguk. Aria tahu betul bagaimana jalan menuju rumahnya karena ikut serta dan penasaran dengan kediaman Keira.

Keira tersenyum. Ia membuka pintu mobilnya seraya berteriak, "hati-hati di jalan untukmu juga, Aria. Aku menyayangimu!"

Aria terkekeh. "Aku menyayangimu juga, sahabatku!"

Itulah percakapan terakhir Keira dengan Aria saat ini. Percakapan yang entah kapan dapat terjadi lagi.

✧-'-✧

Keira menyalakan pemutar musik. Namun, bukan suara lagu yang terdengar. Melainkan suara tenang dari debaran ombak. Suara yang sangat ia gemari sejak menempuh bangku pendidikan SMA.

Di tengah gelapnya malam, minimnya penerangan jalan, serta suara gemerisik pohon bambu, suara debaran ombak sungguh menghiburnya. Menemani Keira di tengah ketakutannya.

Sejujurnya, Keira tidak suka pulang malam hari seperti ini. Namun, jika Keira menunda kepulangannya, hari bersantai di kediaman berkurang mengingat jadwal aslinya hanya memiliki libur dua hari dan tidak bisa dilebihkan kecuali cuti. Cuti pun harus melapor. Keira sangat malas untuk mengurus cuti apalagi dengan alasan yang tidak genting. Itu sangat tidak diperkenankan.

Keira mengerutkan dahinya. Ia tidak menyangka kalau daerah rumahnya banjir karena di kota tidak banjir. Keira mendapatkan firasat buruk.

Keira berniat untuk balik arah. Namun, rasanya sangat sia sia mengingat mobilnya pun sudah kena. Sudah kepalang basah, bukan?

Keira mengambil nafas dalam. Ia beranikan diri untuk menembus banjir dan mengabaikan firasatnya meskipun firasat Keira hampir seratus persen benar kalau kata Aria.

Bahkan ketika melewati sungai yang sudah terendam banjir, Keira coba lewati tanpa menyadari bahwa ia sudah masuk ke sisi jembatan yang tidak memiliki alas.

[COMPLETED] The Wasted One [Sasuke X Reader]Where stories live. Discover now