Epilog

430 25 4
                                    

Setelah perbincangan serius antara Sasuke dan Hiashi, akhirnya pernikahan secara adat antara Sasuke dan [Name] terlaksana.

Tentunya dengan tamu yang tidak banyak. Hanya orang-orang tertentu yang diundang. Seperti tim Taka, anggota tim Sasuke, keluarga Uchiha, dan keluarga hyuuga.

[Name] mengerti dengan tatapan Naruto yang membuatnya tidak nyaman. Namun, seperti apa yang diucapkan Sasuke, bukan kewajiban [Name] untuk membahagiakan semua orang.

Sasuke tidak pernah menjanjikan apapun kepada Sakura sebelum keluar dari desa. Jika Sasuke menemukan sosok yang ingin ia nikahi di perjalanan, bukankah itu hak Sasuke?

Pernikahan dan rasa cinta yang timbul di hati Sasuke adalah hal yang tidak bisa diprediksi. Meskipun bisa diprediksi, bukan berarti Sasuke harus jatuh cinta kepada orang yang mencintainya di usia dini.

Manusia bisa berkali-kali tertarik pada manusia yang berbeda. Manusia tidak harus tertarik pada satu manusia yang sama. Segala ketertarikan tidak selalu berakhir dengan hubungan romansa. Ketertarikan rasa antar manusia juga tidak selalu berakhir dengan dua arah. Namun, bisa berakhir dengan searah.

Sasuke tidak memiliki kewajiban untuk melindungi hati orang yang mencintainya. Jika Sasuke diharuskan membalas semua orang yang mencintainya, bagaimana dengan hati dan impian yang dimiliki Sasuke?

Sasuke memiliki hati dan impiannya sendiri. Memaksakan kehendak seperti itu kepada Sasuke adalah suatu keegoisan yang tidak boleh dilakukan.

[Name] menghembuskan nafasnya kasar. Pernikahannya telah usai. Tentu, hanya melangsungkan sedikit adat tidak memakan waktu yang lama.

[Name] bergerak ke arah bangku dan duduk di sana. Tak terduga, Naruto mengikuti [Name]. Laki-laki laki itu duduk di sebelah [Name].

"[Name], apakah kau tidak tau kau mengundang dua orang yang mencintai Sasuke? Kau ingin pamer kepada mereka jika kau telah berhasil memiliki orang yang mereka cintai? Jahat sekali!"

[Name] terkekeh. "Saya tidak tau anda akan menerima jawaban saya atau tidak. Tapi, itu bukan niatan asli saya. Saya memasrahkan semua undangan untuk kedua anggota tim Sasuke kepada Sasuke. Saya hanya mengundang tiga anggota keluarga hyuuga sebagai formalitas di sini."

Naruto berdecak. "Alasan klasik!"

[Name] menyiratkan senyum tipisnya. Ia tau reaksi Naruto akan seperti ini. Ia bertanya-tanya, namun ketika mendapatkan jawaban yang tidak sesuai dengan prediksinya, ia tidak terima.

[Name] mulai beranjak dari tempat duduknya. Ia bergerak maju dan berujar, "jika anda tidak memiliki pertanyaan lagi, saya akan undur diri. Semoga anda menikmati perayaan kecil ini. Terima kasih."

Menurut Naruto, [Name] adalah wanita cerdik. Selama mengamati [Name] di perang dunia kemarin, penguasaan ninjutsu dan senjutsu [Name] sangat bagus. Ketenangan yang ditampilkan membuat [Name] sangat anggun layaknya seorang hyuuga seperti pada umumnya.

Adanya sosok [Name] di samping sosok Sasuke terlihat bagaikan suatu lukisan yang indah. Lukisan yang diidamkan banyak orang di mana dua orang dari klan ternama dengan sifat tenang dan visualnya yang cantik akan menampilkan sebuah ketidaknyataan.

Namun, Naruto membenci [Name] dengan segala kelebihannya. Naruto menginginkan kebahagiaan untuk Sakura. Ia tidak ingin mendengar tangisan menyakitkan Sakura seperti malam kemarin hadir lagi. Yah meskipun Sakura tidak hadir di tempat ini dengan alibi kepentingan keluarga yang Naruto ketahui itu hanyalah alibi fana.

Sasuke yang sedang mengikuti [Name] dan berniat berbincang bersamanya hanya mampu menggertakkan giginya.

Mengapa Naruto terkesan memaksanya agar berakhir bersama Sakura? Bukankah jika Sasuke menikah dan bahagia bersama [Name], Naruto bisa melakukan hal yang sama dengan Sakura? Bukankah Naruto rela menjadi rivalnya karena menginginkan Sakura yang mencintai Sasuke?

"Kalau kau bertanya mengapa, karena aku menganggap kalian adalah sosok yang perlu ada dalam momen bahagiaku. Jika aku membebani kalian, aku tidak akan mengundang kalian dalam acaraku lagi."

Naruto tersentak. Sontak, lelaki itu membalikkan tubuhnya menghadap ke arah sumber suara. Ia melihat wajah Sasuke yang sangat datar namun dilingkupi aura mencekam.

Naruto menelan ludahnya kasar.

Dengan suara datar, Sasuke berujar, "ini kali terakhirnya kau berbicara seperti itu dengan [Name]. Aku akan mengabaikannya seperti tidak mendengarnya untuk kali ini, Naruto! Lain kali, aku tidak akan memberikan ampunan."

Naruto mendecih. Lelaki itu mengikuti arah Sasuke melangkah dengan manik matanya. Naruto ingin sekali menyalahkan [Name] atas reaksi Sasuke, namun dirinya mengetahui dengan pasti jika [Name] tengah sibuk berbincang bersama Izumi dan Suigetsu tepat di hadapannya.

Naruto mengacak rambutnya dengan kasar. Tidak mengetahui bahwa di belakang ada sosok hyuuga bergumam, "aku tidak tau ternyata kau seperti itu, Naruto-kun. Kurasa lamaran Gaara-kun lebih baik untukku."

Sosok itu hendak menghampiri Naruto namun ia urungkan. Ia segera melangkahkan kakinya menuju ke arah Neji. Ia memanggil namanya. "Neji-nii!"

Neji membalikkan tubuhnya. "Ada apa, Hinata?"

"Ayo ke [Name]-nee!"

Neji yang sedang berbicara dengan Hiashi pun meminta ijin untuk undur diri. Ia menemani Hinata untuk bergerak ke arah [Name]. Meninggalkan Hiashi berbincang mendalam kepada Kakashi.

Neji juga ingin dekat dengan sosok [Name]. Neji belum mengenal [Name] secara keseluruhan.

Dari yang Neji dengar, menurut Kakashi sosok yang memberikan satu serangan hingga Kaguya disegel tanpa membutuhkan banyak chakra adalah [Name].

Menurut Hiashi, [Name] adalah anak kedua dan putri pertamanya. Anak kedua dari penari Uzumaki yang sangat cantik. Neji sungguh tidak meragukan itu karena hari ini [Name] bisa tampil secantik ini.

Hyuuga dan Uzumaki bersatu dengan Uchiha murni. Perpaduan yang sangat sempurna. Neji sungguh menunggu bagaimana wujud dan kemampuan anak hasil perkawinan tiga kemampuan hebat ini.

✧-'-✧

Saat ini, Sasuke tengah bersiap untuk menjalankan misi yang berselang dua hari setelah hari pernikahan. Tentu bersama dengan [Name].

Secara diam-diam, Sasuke mengetahui secara bagaimana orang yang mengaku temannya memandang [Name]. Hal itulah yang mendasari Sasuke bersedia melakukan misi luar desa singkat ini.

Pernikahan Izumi dan Itachi masih berselang beberapa hari. Mereka bisa menghadirinya setelahnya. Ini bukanlah misi tanpa tenggat waktu ke seluruh dunia.

Mengenai dokumentasi dan pengurusan identitas sudah diurus oleh pihak hyuuga secara keseluruhan. Ketika Sasuke dan [Name] hendak membantu, keduanya tidak diperbolehkan membantu. Keduanya hanya diperbolehkan untuk menerima hasil.

Izumi memberikan beberapa bekal dan obat-obatan sebagai bekal kepada [Name]. "Tolong bawa ini. Aku sudah meminimalisasikan bentuknya ke gulungan. Gulungan merah ini adalah obat dan gulungan hijau ini adalah makanan. Tolong ingat dengan baik-baik!"

[Name] tersenyum simpul. Sahabatnya sungguh tidak berubah. Izumi tidak memperhatikan reaksinya dan melanjutkan kalimatnya. Wanita itu beralih ke arah Sasuke.

"Sasuke-kun, jika [Name] lelah, istirahatlah! Jika [Name] berada dalam bahaya, tolong lindungi dia! Jika-"

Itachi membungkam bibir Izumi dengan tangan kanannya. Ia berbisik di telinga wanitanya. "Sasuke pasti sudah tau mengenai hal itu, Izumi. Jangan khawatir!"

Izumi mengecup tangan Itachi yang kini membungkamnya dan menariknya ke bawah. Wanita itu mengerucutkan bibirnya. "Aku hanya khawatir. Lagipula [Name] itu adalah anak yang mudah empati. Barangkali-"

[Name] terkekeh. "Tidak perlu khawatir, Izumi. Kami pasti baik-baik saja. Sudah. Kami berangkat! Sampai jumpa!"

Lalu, [Name] menggandeng lengan Sasuke. Keduanya memulai misi dengan bahagia. Membuat Izumi tersenyum melihatnya. Ia bergumam, "akhirnya aku melihat senyuman penuh cinta itu."

Izumi tau bagaimana kehidupan masa lalu [Name] dan bagaimana acuhnya [Name] dengan percintaan. Ia tau bagaimana [Name] tidak percaya dengan cinta. Sekarang, ia bahagia. [Name] terlihat bahagia dengan cintanya.

Maret, 2024

[COMPLETED] The Wasted One [Sasuke X Reader]Where stories live. Discover now