(하나)

394 49 2
                                    

——————————————————
Note dari Author: Ini aman untuk dibaca kok, baru awal. Hehehe. Maaf ya lama updatenya. jika ada salah kata mohon di maafkan, kalau bisa dikasih kritik juga gapapa kok biar author bisa mengimprovisasi cara penulisannya.
——————————————————

Flora terbangun tepat pada jam 5 pagi, biasanya dia akan kesiangan. Gadis itu segera bangun dari tempat tidur dan pergi ke kamar mandi untuk mandi.

Bundanya pasti akan kaget melihat dirinya yang sudah bangun. Sesuai dugaan, Gracia membuka pintu kamar anak gadisnya dan melihat Flora yang tidak ada dikamar.

"Lho? Udah bangun si bunga? Eh, Flora." gumam Gracia, memandangi ranjang yang kosong.

Jokesnya nggak lucu, jadi gausah ketawa.

Wanita itu tersenyum senang melihat anaknya yang akhirnya tidak kesiangan lagi, soalnya ini jarang terjadi, Flora tiap hari selalu kesiangan karena keasikan bermain game di malam hari.

Bahkan Gracia sempat mengomelinya, bagaimana tidak? Suara game yang Flora mainkan terlalu nyaring.

Beberapa saat kemudian, Gracia keluar dari kamar setelah mengingat semua kejadian itu. Dia menutup pintu dan kembali ke dapur untuk memasak sarapan.

Seusai Flora mandi, gadis itu keluar dari kamar mandi hanya dengan mengenakan handuk yang menyelimuti tubuh mungilnya.

Sudah lama dia tidak mandi sepagi ini, biasanya mepet akibat kesiangan. Flora merasa begitu segar.

"Ahhh, segar juga mandi jam segini." ucap Flora, mengeringkan rambutnya dengan handuk yang lain.

Dia mengenakan pakaian sekolah dan menyiapkan peralatan yang harus dia bawa,  biasanya Bundanya lah yang akan menyiapkan. Dia sudah beranjak dewasa, jadi harus bisa mandiri, itu kata Bunda tercintanya.

Flora turun melalui tangga, menuju dapur dimana Ayah dan Bundanya sedang menunggu dirinya.

Dia duduk di hadapan Ayahnya yang sedang bermain ponsel.

Sean yang melihat kedatangan Flora, mendongakkan kepalanya.

"Lho? Flora udah bangun?" tanya Sean, terlihat kaget melihat anak gadisnya yang sudah bangun dan berpakaian rapi.

"Bunda bilang juga apa, Yah, Flora udah bisa bangun pagi sekarang." timpal Gracia bersemangat. Pipi Flora memerah mendengar ucapan kedua orangtuanya, untuk apa sampai segitunya? Padahal dia hanya bangun lebih pagi dari biasanya. Apakah itu terlihat luar biasa dan perlu di apresiasi?

"Udah ih, Flora cuma bangun lebih pagi doang, kenapa harus sampai kayak gitu..." protes Gadis itu. dia lelah dengan sikap kedua orangtuanya yang terkesan berlebihan untuknya.

Gracia terkekeh melihat ekspresi tidak suka Flora. "Ya, harus dong. Jarang-jarang kamu kayak gini, sayang."

"Iya tuh, apa yang Bunda kamu katakan benar. Jarang sekali kami melihatmu seperti ini." ucap Sean setuju, mengangguk dan mengacungkan jari telunjuknya ke langit. Flora aja nggak tau apa yang Ayahnya tunjuk.

"Terserah,"

Flora memutuskan untuk mengabaikan kedua orangtuanya. Dia tahu itu adalah hal yang tidak baik, tapi dia tidak mau memperpanjang masalah. Biasanya dari yang cuma berbasa-basi, bisa berakhir menjadi pertengkaran.

Seusai Gracia memasak, mereka langsung menyantap hidangan yang disajikan dengan lahap.













Flora menghabiskan makanannya dan menaruh piringnya di wastafel, dia harus segera pergi ke sekolah.

Semanis KaramelDove le storie prendono vita. Scoprilo ora