Author

721 66 7
                                    

Flora Madeline Mackenzie seorang penulis cerita thriller terkenal. Dia baru saja menerbitkan sebuah buku berjudul Another side. Karyanya begitu menakjubkan membuat para pecinta cerita thriller terkagum-kagum, menurut pembaca cerita yang ia tulis seperti kejadian nyata. Detail yang diberikan Flora membuat para pembaca merinding.

Flora menarik sudut bibirnya,"Bagus juga artikel yang ini, tapi ini pasti akan menggiring opini bahwa cerita yang aku buat asli. Padahal kan memang asli" Flora tertawa keras, ia melemparkan tablet miliknya ke atas sofa.

Flora berjalan menuju ruang kerja miliknya yang berada di lantai atas, dia membuka pintu rahasia yang berada di balik rak buku. Terdengar suara yang ingin berteriak namun tertahan seperti ada yang menguncinya.

Flora mendekati sumber suara itu, "Hai sayang, bagaimana kabarmu? Maaf semenjak buku terbaru milikku terbit, jadi jarang menemuimu" Flora mengelus kepala seorang gadis yang terikat oleh rantai dengan mulut yang sudah diberi power glue.

Flora mengambil kursi duduk di depan gadis itu, menatapnya dengan kepala yang ditopang satu tangannya.

Flora mengelus pipi gadis itu, "Terimakasih sudah menjadi salah satu korban dicerita terbaruku, tanpa kamu cerita itu tidak akan pernah ada. Kamu mau hadiah apa, sayang?" Sudut bibir Flora menampilkan senyuman, dia kembali mengelus pipi gadis itu.

Flora tertawa geli, dia menggelengkan kepalanya, "Aku lupa, kamu nggak bisa bicara. Sepertinya kamu mau kembali bisa berbicara, sebentar" Flora beranjak dari duduknya, ia berjalan mengambil sebilah pisau.

Flora berjalan mendekati gadis itu lalu ia robek mulut gadis itu, "Sekarang kamu sudah bisa berbicara, bilang apa sama mommy" Flora menunduk menatap gadis itu.

Gadis itu meringis kesakitan tapi dia tak mengeluarkan suara, Flora merobek mulut gadis itu sampai ke pipi membuat banyak darah berceceran.

Flora menatap gadis itu menunggu jawaban, "Jawab aku, Amanda" Flora menjambak rambut Amanda, untuk menatap Flora.

Amanda hanya tediam tak menjawab, ia menatap Flora dengan penuh amarah. Sayang, kedua tangannya dirantai ingin rasanya memukul wanita gila dihadapannya.

Flora melepaskan jambakan dengan kasar, "Kamu tidak tau berterimakasih, aku sudah baik hati membuat kamu bisa berbicara" Flora menampar pipi kiri gadis itu.

Flora berbalik badan menuju meja, mengambil air yang sudah ia beri sianida. Lalu ia paksa Amanda meminumnya, "Sesuai di buku kamu mati karena racun, kamu nikmati rasa sakitnya. Sampai ketemu di neraka, sayang" Flora mencium pucuk kepala Amanda, ia meninggalkan gadis itu sendirian.

_

"Lulu sampai kapan kamu baca buku, aku udah capek nunggu. Seharusnya kita udah berangkat dari 2 jam yang lalu" Olla mendengus kesal menatap Lulu yang sibuk membaca.

Lulu menutup bukunya, "Dengar ya Violla Calista, buku ini nggak enak kalau dibaca setengah, sekali baca harus sampai tuntas" Lulu memutar matanya malas, kembali membaca bukunya.

Olla membuang nafasnya kasar, "Lulu Marshanda, kita udah ada janji jalan kenapa kamu malah baca buku. Aku udah jauh dari rumah jemput kamu, tapi ini balasannya" Olla mencubit perut Lulu, lalu ia menjewer telinga Lulu menariknya untuk naik ke atas motor.

Terlihat Lulu yang meringis kesakitan ia hanya menuruti Olla.

Olla memberikan helm kepada Lulu, "Pegangan ya Lulu sahabatku, kita ke mall ada yang mau aku beli" Olla menghidupkan mesin motornya.

FLOLLA (One Shoot) Where stories live. Discover now