03 How to defeat Superman (2)

10 1 53
                                    

"Hallo, eh, kak ini cara nakut-nakutin anak kecil di dunia ini gimana?"

Suara 'hah' dari balik sambungan telepon bisa aku dengar, diikuti tawa ringan yang segar di telinga. Aku menjelaskan sekali lagi, dan 'oh' panjang adalah hal yang aku dapatkan. Kak Resti memintaku menunggu sejenak, aku mengangguk saja dan kini fokus ke anak-anak yang malah memutari diriku yang kewalahan mengatasi mereka.

"Sedang cosplay Supergirl, Kak?"

"Ini Superman, lihat, aku pakai celana tapi tidak pakai semvak sih. Malu soalnya."

"Kenapa tidak pakai rok? Kakak kan perempuan, cantik kalau memakai rok," yang lain berkomentar. Anak-anak di depanku malah tidak takut sama sekali walaupun tadi aku menunjukkan wajah jelek.

"Tapi rambut kakak ini hitam! seharusnya rambut Supergirl pirang!" Anak cewek berkuncir dua menunjuk-nunjuk rambutku. "Jadi Wonder Woman saja."

"Enggak ah," sahutku. Kalau menjadi Wonder Woman sekarang rencana Lex akan gagal. Bukannya mencemarkan nama baik Superman aku malah mempermalukan diriku sendiri dengan menjadi Wonder Woman. Big no! Hell no! Aku tidak setinggi dia. "Kakak disuruh jadi Superman."

"Kenapa?" tanya yang bertopi, uhh, pipinya gembul seperti meminta dicubit.

"Soalnya," Masa aku bilang ingin menghancurkan image Superman? yang benar aja! Bisa digebukin dong. "Soalnya dia punya rambut keren!"

Anak-anak itu kompak mengangguk setuju. Lucunya.

"Eh kakak mau angkat telepon dulu, kalian diam di sini, oke?"

"Oke!"

Aku tersenyum, anak-anak di tempat ini semuanya manis dan lucu. Ingin ku culik satu rasanya. Eh tapi kalau menculik aku akan menjadi kriminal dan terancam ditendang dari rumah oleh Lex Luthor dan berakhir menggembel di kota Metropolis. Sad. Aku tidak boleh menculik warga sipil walaupun mereka menggemaskan atau kalau aku berhasil menempati posisi anak tersayangnya aku harus meminta Lex membuatkan klon lucu dari mereka bertiga.

'Hallo adik ipar~'

Pasti ini Dick Grayson, dedemenan Kak Resti sejak kapan hari. Selain dia siapa sih yang akan pede memanggil orang yang baru ditelepon dan belum pernah bertemu sebagai adik ipar? Lagian siapa juga yang bisa memikat hati kakakku itu selain si vigilante ikonik kota Buldhaven?

"Hai."

'Resti memintaku untuk mengajarimu menakuti-nakuti orang, kamu sudah siap?'

"Siap!"

'Pertama, kamu harus muncul dari kegelapan, berpakaian kostum kelelawar dan mengatakan 'im Vengeance, I'm the night, i'm Batman' sudah paham?'

Tunggu bukankah itu hanya akan menjadi bahan olok-olok? seperti Superman yang bertingkah mirip Batman. Aku geleng-geleng kepala, siapa sih yang mengizinkan orang di seberang telepon memberi saran. Oh iya, itu kakakku tersayang.

"Anu, bukannya tidak mau tapi ini masih siang hari."

'Um, bagaimana jika dipukul menggunakan tongkat sebelum muncul tiba-tiba? Atau atau biar kupikir ..., em  masuk lewat jendela?'

"Aku ingin menakuti anak-anak bukan menakuti penjahat."

'Menakuti anak-anak? kamu serius? Kamu adiknya Resti kan?'

"Memangnya kenapa."

'Resti itu tidak tegaan dengan anak-anak, baik hati dan ramah, lucu pula. Aku pikir kalian mirip karena Resti sering bercerita kalau kamu lebih baik tidak jadi putri Luthor, aku yakin kamu anak baik dan hanya sedang dalam fase puber jadi jangan sia-siakan masa mudamu.'

Keluarga BencanaWhere stories live. Discover now