30.

41 3 0
                                    

Selamat Membaca, nikmati alurnya🥂

*** *** ***

Bel sekolah berbunyi, para siswa-siswi berhamburan keluar kelas menuju gerbang utama guna meninggalkan sekolah. Sama hal nya dengan Naza, mengayunkan kaki dengan langkah gontai ke tempat biasa ia menunggu Pak Yanto - sang supir menjemput.

Pim! Pim!

"Bareng gue gak?" Ujar nya dibalik kursi kemudi.

"Ah? thanks Kak.. gue di jemput kok,"

"Ouhh okeey.. gue duluan ya," balas nya tersenyum hingga wajah nya tertutup oleh kaca mobil.

Naza mengernyit heran, mengapa Aslan menunjukkan gelagat aneh hari ini. Mulai dari memberi sekotak susu hingga ingin memberi nya tumpangan. Memang baik, tapi tidak seperti biasa nya justru hal ini membuat Naza bertanya tanya, apa tujuan dari lelaki itu menawarkan kebaikan, padahal mereka tak begitu akrab sebelum nya.

Setelah menunggu beberapa saat, mobil yang ia tumpangi pun datang. Bergegas ia jalan menuju mobil, namun ia tak melihat motor sport melaju.

Ciiiiiittt! Tinnnn!!

Suara decitan ban di barengi klakson yang nyaring terdengar membuat Naza menutup kuping serta mata seraya berjongkok tepat di depan motor. Tak kuat menahan kaki gemetar, ia menjatuhkan diri di atas aspal yang panas itu. Kecelakaan hebat hampir terjadi apabila sang pengendara tak segera menarik tuas rem.

Naza membuka mata, terlihat seluruh atensi tertuju pada nya. Ahh Naza muak di tatap seperti itu, ia memutuskan berdiri lalu berlari tergesa meninggalkan tempat itu tanpa aba-aba.

Memasuki mobil, menetralisir nafas nya yang tersengal-sengal. Akibat kecerobohan, hampir saja diri nya terluka, Untung saja sang pengendara sigap. Entah siapa Naza pun tak tahu.

"Kak, Ibu sama Bapak titip pesan untuk segera mengaktifkan Handphone nya, tadi di hubungi beberapa kali tapi gak aktif," Ujar Pak Yanto.

Naza merogoh Handphone nya di dalam tas, ah dapat! menekan tombol power dan benar saja, tidak hidup.

"Ahh iyaa, Handphone Naza lowbat Pak.." Seraya menjatuhkan kepala di kursi penumpang.

"Rafly, dia udah pulang duluan Pak?" Mengingat bahwa biasa nya adik nakal nya itu sudah duduk di sini terlebih dahulu.

"Aden pulang lebih awal, tadi saya menjemput nya sekitar jam satu-an atas perintah Ibu,"

Naza hanya mengangguk, mencerna semua yang terjadi pada hari ini. Dengan tatapan kosong lurus ke luar jendela mobil, menyandarkan kepala ke kaca hitam tersebut.

"O/100 untuk hari ini," batin nya.

*** *** ***

Sepulang sekolah tadi, Naza langsung ke kamar dan tertidur pulas sampai ba'da Maghrib. Benar, gadis itu masih menggunakan seragam sekolah, belum mandi, belum makan, dan ia pun belum mengaktifkan Handphone seperti pesan yang di sampaikan Pak Yanto sore tadi.

Mengingat hal itu ia terlonjak kaget dari tidur nya - mencolokkan kabel charger ke Handphone - menekan tombol power - akhirnya hidup. Sesaat ia duduk di pinggiran kasur, lutut kanan nya terasa perih. Di raba nya tempat nyeri itu, ia berdesis akibat melihat darah yang menempel pada tangan kanan.

MEGASHAKAOn viuen les histories. Descobreix ara