“Who do you mean Jeff?” Tarra menunjuk berita yang tengah viral, pernyataan jeffrey yang tengah berada di “era love” menjadi trending topik pasca rilis di barcelo magazine.
Mereka menebak nebak siapa yang orang yang tengah disukai oleh sang atlet. Pria itu mempunyai banyak fans, tak heran saat berita itu muncul banyak yang berspekulasi. Seperti jeffrey yang suka bermain wanita dan akhirnya menemukan cinta sejati, atau ia dijodohkan. Konyol sekali.
Jeffrey melirik, “yah, in the era love.” Jawaban tak jelas jeffrey mendapat decakan. Keduanya tengah berada di club private yang diadakan olehnya untuk merayakan Kemenangan jeffrey di babak 2 wsl.
“Who.” Tekannya.
“Maybe rune.” Jawab jeffrey. Wait—maybe? Kenapa juga pria itu menjawab maybe disaat menyatakan tengah di era love?
“Maybe? And Rune!” Jeffrey meringis, pekikan tarra terlalu berisik. Tarra hampir menyemburkan minuman, rune! Pria mungil yang kemarin marin ikut Makan malam mereka. Pria manis itu ternyata yang berhasil memikat hati jeffrey.
“Yeah, tapi aku belum yakin.” Ujarnya.
Tarra mendengus mengingat pertemuan dirinya dengan rune. Pakaian Channel di tubuh rune, beberapa perhiasan kecil seperti gelang sederhana pun terpakai di lengan. Postur makan dan segalanya adalah hal istimewa yang jarang ditemukan selain di kalangan atas. Tarra pandai menilai penampilan orang lain, karena itulah yang diajarkan orang tuanya untuk mengira Orang tersebut berada di level mana.
“you can't have it” jeffrey melotot, tidak bisa memiliki? Bahkan ia mencoba saja belum.
“i can.” tekan jeffrey. Tarra hanya meliriknya.
“kau tau jika aku sudah berkata seperti itu maka akan terjadi.” Yah, itu hal fakta. Jeffrey tau jika sekali tarra mengatakan tidak maka tidak. Tapi siapa tarra? Pria itu tak berhak mengurusi percintaan nya yang bahkan belum dimulai.
“Terserah.” Keadaan keduanya memanas, jeffrey tanpa basa basi meninggalkan tarra. Ia membutuhkan udara segar.
Ting
“Hallo jeffrey, bisa kita bertemu? Aku bingung Ingin kemana.” Pesan dari rune mengalihkan dirinya. Sudut bibirnya naik membaca pesan itu, segera ia membalas.
“Kamu dimana?”
“Di penginapan.”
“Oke.”
Jeffrey beranjak, ia akan menemui rune. Jeffrey melirik Cermin, baiklah ini akan menjadi pertaruhan apakah memang benar jika rune adalah orang dibalik era love atau hanya ucapaan kebohongan? Ia akan memastikannya.
Jeffrey membawa rune ke sebuah restoran ternama, jantung jeffrey berdebar melihat penampilan manis rune. Pria mungil itu lah yang berhasil membangunkan letupan di perutnya. Terasa geli padahal keduanya hanya berencana akan dinner bersama.
Seperti kebiasaan ia sudah hafal menu apa yang disukai oleh rune. Rune tinggal duduk manis karena semuanya diurus oleh jeffrey. Rune tersenyum pada jeffrey. Tangannya yang di atas meja ditarik oleh jeffrey, pria itu mencium tangan halus rune. Membuatnya berdebar karena jarang ia diperlakukan seperti itu oleh pria lain.
“Rune, aku ingin membahas sesuatu.” Nada jeffrey terdengar serius.
“Aku mendengarkan.” Ujarnya. Jeffrey menarik nafas lalu menatap dalam rune.
“Sepertinya aku menyukaimu.” Sontak pipi rune memerah, Hatinya gembira Mendengar pernyataan itu. Namun sedetik kemudian senyum nya memudar.
“i'm sorry jef” cicit rune, menatap datar jeffrey. Secara tiba tiba ditengah mereka hang out bersama jeffrey mengatakan jika ia menyukai dirinya. Hell, bahkan mereka baru kenal sebentar bagaimana bisa pria itu menyukainya?
“Tidak apa apa, tapi aku serius.” Kedua pundak rune di pegang. Kedua manik itu saling menatap, Jeffrey seperti menyakinkan terhadap perasaannya pada rune.
“Oke, kita jalani saja.” Ucap rune melihat keseriusan jeffrey. Tubuhnya melembur ke pelukan jeffrey. Pria itu terlihat tulus kepadanya, rune akan mencoba. Walaupun mungkin perasaan jeffrey hanya sesaat ia akan meladeni nya, termasuk—
Ah wanita itu, agatha. Katanya dia mengecam dirinya kan? Ini akan menjadi pembalasan terbaik. Kedua tangannya terulur Membalas pelukan jeffrey, wajah nya sengaja ia tak tutupi begitu jepretan kamera seseorang yang sudah menguntit mereka terdengar.
—
