Prologue

91 18 18
                                    

"Paras cantik dan lekuk tubuhnya adalah sebuah mahakarya yang tak tertandingi

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Paras cantik dan lekuk tubuhnya adalah sebuah mahakarya yang tak tertandingi."

Seorang pria berjaket kulit hitam menarik senyum simpul pada rupanya yang begitu tampan. Berdiri tegap dengan kedua tangan di saku celana, perhatiannya tidak teralihkan dari sebuah foto besar di tengah ruangan galeri mini yang bernuansa putih bersih dengan beberapa pencahayaan yang redup, membuat daerah sekitar menjadi sedikit gelap.

Foto itu disoroti secara utuh oleh cahaya, menyoroti setiap detail parasnya. Wanita yang terpotret sempurna terlihat seperti mahakarya yang hidup, menonjolkan kecantikan paripurna yang memukau.

Separuh wajah wanita itu tertutupi oleh cahaya gelap yang memberikan kesan tatapan penuh kekuatan dan misteri, sementara merah merona bersinar dari bibirnya yang indah. Dia adalah pusat perhatian di ruangan itu.

"Seperti karya seni ajaib, dia memikat hati dengan pesonanya."

Atensi Moony teralihkan saat kedua telinganya menangkap suara yang juga memuji kecantikan wanita tersebut. Dengan wajah datar, ia berbalik dan menatap orang itu.

Moony menyunggingkan senyum tipis seraya menyilangkan tangan di punggungnya. "Kenapa kau selalu mengganggu ketika aku memuji mahakarya ini, Sydney?"

"Karena aku juga memujinya."

Sydney membalas senyum sinis Moony sembari menepis langkah, menjaga agar posisi mereka sejajar. "Apa yang akan terjadi jika kita, para pencinta seni, bersaing untuk mendapatkan mahakarya ini?"

Pertanyaan Sydney membuat Moony sigap mengeluarkan pistol dari balik jaket kulit dan mengarahkannya pada jantung pria Yu tersebut. Matanya terkunci pada Sydney, menegaskan ketidaksetujuannya. "Aku tidak akan membiarkanmu mendapatkan mahakarya itu."

"Dan aku tidak akan membiarkanmu menyentuhnya." Tak mau kalah, Sydney menodongkan pistolnya tepat ke arah mata kanan Moony. "Mari kita lihat, siapa yang akan memenangkan dan memiliki mahakarya ini, dan kemudian membunuhnya."

"Apa yang terlihat oleh mataku tidak akan lepas dengan mudah, termasuk mahakarya hidup ini, Paris Bae," tegas Moony. Lalu, ia menurunkan pistolnya yang selama ini diarahkan pada Sydney, kemudian meninggalkan ruangan tersebut dengan aura yang mencekam sepanjang ia menarik langkah keluar dari galeri mini.

Sorot mata Paris Bae di foto itu terasa hidup ketika Moony meninggalkan ruangan. Sydney mengarahkan pistolnya langsung ke glabella Paris. "Aku akan menjagamu sampai tidak ada yang menghalangi misiku: membawa kepalamu."

-------

Sampai jumpa di chapter 1 ya, minggu depan hehehe!!

jadi ini ya fotonya Paris yang terpampang besar di galeri mini.

jadi ini ya fotonya Paris yang terpampang besar di galeri mini

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
Obsessed: RecallWhere stories live. Discover now