suntik, atau...

242 30 0
                                    

"Ayo suntik saja."

Demi angin puyuh yang gerakannya lebih aduhai daripada goyangan trio macan, Taufan seperti disambar gledeg di siang bolong. Mana lagi cuaca panas begini dia demam bukan berarti dia mau disuntik juga kan--

"Aku tidak menerima penolakan."

Somebody help please???????

.
.
.

Awalnya Taufan memang terkena demam tiba-tiba. Tidak ada hujan, adanya cuaca super panas di musim panas. Kakaknya saja bahkan menertawakannya. Dasar laknat, laknat. Awas saja nanti Taufan kutuk jadi terompah opah, biar hanyut di sungai saja.

Untung adiknya baik. Aaahhh baik sekali jadi siapapun tolong Taufan dari hal bernama disuntik!!!

"Aku gak papa!"

"Tiga hari demam bilang gak papa lagi coba, aku mau denger."

"Gem!!"

"Apa?!"

Iya sih, Taufan memang demam sampai tiga hari. Waw, sebuah prestasi, puji dia cepat!

"Tapi gak disuntik!"

"Kamu takut!?"

"Iya!!"

Percuma... percuma saja dia menjaga image atau harga diri atau wibawa di depan adiknya ini. Aduh percuma... Tidak berguna!!

"Demi Tuhan... Kak Taufan ini paham gak sih? Aku tuh khawatir, kalau kenapa-napa gimana? Kakak mau tanggung jawab--"

"--Iya"

"Dengerin dulu!!!"

Dan pagi ini adiknya, Gempa, mengusulkan untuk ke dokter saja. Katanya untuk langsung diberi suntikan -yang entahlah dia tidak tahu suntikan apa yang penting dia akan menolak- biar segera sembuh. Katanya lagi teman Gempa langsung sembuh setelah sakit dua hari. Makanya Gempa mengajaknya untuk ke dokter. Tapi tolonglahhh... Taufan lebih memilih jatuh dari sketboard daripada di suntik. Tidak tidak tidak. Ngeriii... !!

"Kak Taufan dengerin gak sih?!"

"Enggak."

Taufan sebenarnya suka mengusili adiknya. Sebenarnya juga dia tahu kalau seperti ini dia tidak boleh bercanda. Tapi Gempa kalau tidak dibuat kesal malah akan melunjak. Ini demi kesejahteraan Taufan!!

"Aku gak mau tahu ya, pokok habis ini aku bawa Kak Taufan ke dokter. Kalau perlu ku seret sekalian!"

Gagal ternyata upaya Taufan membuat Gempa menyerah. Yang ada anak itu makin kepala batu.

"Ap-- Kak Hali! Tolongin aku lah!!!"

Kebetulan kakak sulung mereka lewat di depan kamar Taufan. Kebetulan kakak sulung mereka habis mandi sepertinya, bawa handuk soalnya. Tapi,

"Kau siapa?"

Tadi Taufan sudah bilang mau menenggelamkan kakaknya, kan, ya?
.
.
.

Taufan menggerutu sepanjang jalan. Akhirnya dia berhasil dibawa -diseret- Gempa ke dokter dan diberi suntik. Duh mana di bokong dong nyuntiknya, sakit lagi. Dan lihat adiknya sekarang. Bukannya langsung pulang saja ke rumah malah mampir-mampir ke swalayan. Sudah tahu kakaknya sakit, mana habis disuntik segala. Taufan baru ingat, sebaik-baiknya Gempa dia masih adiknya Halilintar juga.

Duh, duh, Taufan menggigit sosis entah milik siapa saking kesalnya.

"Kak Taufan!!! Itu sosis belum dibayar!!!"

Taufan terus menggigiti sosisnya. Oh, oh, gak dengar dia, gak dengar omelan adiknya.

[Kumpulan] Trio OriNơi câu chuyện tồn tại. Hãy khám phá bây giờ