10: health and sick

859 204 89
                                    


Notes: hi, gimana yg pada liburan & mudik? Happy gaa? Is there any questions yang bikin ga nyaman? Yauda ayang selamat membaca yah, jangan lupa vote dan komen ya luvs


10.

"Kamu mau punya anak sama saya?" tanya Bergas. Kalimat itu meluncur begitu saja tanpa bisa ia hentikan.

Airin terdiam, tatapannya kembali tajam kearah jalan raya. Lalu ia bergumam, "engga mas, lebih sulit cerai nanti kalau ada anak."

"Memang aturannya beda?" tanya Bergas.

"Mungkin engga, tapi... nanti mas dan saya terus-terus terhubung karena anak, padahal mau kita adalah jadi orang asing lagi kan setelah bercerai?"

Bergas tau ga seharusnya hatinya terasa sakit, tapi entah kenapa organ berdetak itu mengkhianatinya. "Oh, ada benernya juga."


~~


Rapat koordinasi pagi itu memiliki agenda dari SDM untuk memperkenalkan beberapa anak magang, "Oza ini anak magang untuk divisi marketing, dia spesialisasinya di digital marketing, Detta anak magang keuangan ya."

"Perkenalnya saya Oza." Laki-laki muda itu memberi salam khususnya pada Ethan yang menjadi direkturnya sedang Detta yang sedari tadi jelas mencuri-curi pandang kepada Bergas juga memperkenalkan diri pada Stella yang menjadi direkturnya.

"Kalian semester akhir semua?" tanya Ethan.

"Betul pak, kebetulan kami dari kampus yang sama." Jawan Detta.

"Oke, nanti Detta bisa training sama Naura ya." Ujar Ethan ramah.

"Baik." Jawab Detta dan disaat yang bersamaan Airin masuk.

"Maaf saya baru gabung, saya baru zoom dengan Continents group soal jadwal benchmarking." Jelas Airin

"Gapapa, Airin, ini Detta anak magang keuangan trus satunya Oza anak magang marketing." Ujar Ethan.

"Oh halo." Sapa Airin ramah.

Oza tersenyum, sepertinya cukup lama memperhatikan Airin yang cantik.

Mereka mengobrol singkat sampai Bergas menyudahi rapatnya. Ethan masih tinggal untuk berbicara pada Bergas soal event Chinese New Year saat Airin mendekat.

"Maaf, pak Ethan saya boleh bicara sebentar?"

"Private?" tanya Ethan.

"Engga sih pak." Ia melirik sekilas kearah Bergas, "saya... ehm, ijin pulang agak cepat."

"Oh ada acara apa?"

"Ga ada acara, pak, tapi saya rasanya agak kurang enak badan." Jelas Airin.

Bergas mengangkat matanya untuk melihat kearah Airin.

"Demam?" tanya Ethan.

Perhatiannya entah kenapa membuat Bergas tak nyaman.

"Belum sih pak, semoga aja engga, tapi agak lemes." Ujar Airin ga sabar karena ia melihat Bergas telah memusatkan perhatiannya pada Airin.

"Coba minta sama sekretaris deh, biasanya punya paracetamol." Ujar Ethan.

"Pulang aja." Potong Bergas, "kamu boleh pulang, Airin."

Ethan terdiam lalu mengangguk, "ya sudah pulang aja."

"Iya nanti pak setelah—"

"Sekarang saja, kalau nanti-nanti malah tambah parah." Ujar Bergas lagi, "saran saya sebaiknya pulang jadi bisa lekas pemulihan juga."

"Baik pak." Airin mengangguk, "saya permisi."

~~

Bergas sengaja pulang sedikit lebih awal dari jam pulang kantor, Ia memarkir kendaraannya dan mengerutkan dahi saat beberapa lampu dirumahnya belum menyala. Ia punya lampu otomatis yang menyala saat kadar cahaya diluar sudah menurun tapi ada beberapa lampu dalam rumah yang masih manual, salah satunya ruang makan.

CuldesacWhere stories live. Discover now