16: strategi

951 203 319
                                    




notes: yang pada nanya chapter 16 kenapa ga bisa dibuka... jawabannya karena kemarin gue bodoh aja, ga sengaja pencet publish padahal belum selesai jadi buru-buru gue unpub. Naah karena sekarang udah selesai dan auanb semua udah bisa baca, jadi pliss vote dulu sebelum baca lalu komen komen komen teruusss yang banyak. Love u.





16.

"Hai, Airin, udah lama?" Sosok Yohan muncul dengan baju kasual namun bisa ditebak semuanya bermerk mahal.

"Belum pak, saya baru sampai sekitar sepuluh menit." Airin tersenyum.

Yohan duduk disebelah Airin, keduanya menghadap bar tempat chef asli Jepang akan membuatkan set menu yang telah Yohan pesan. "Pernah makan omakase?"

Airin mengangguk, "tapi bukan yang semahal ini pak..."

Yohan tertawa, "iya mahal, tapi menurut gue salah satu yang paling enak."

"Oh ya?"

Yohan mengangguk, "ntar cobain aja."

"Oh iya pak, jadinya gimana soal resort yang di pulau?"

"Nah iya soal itu, gue kemarin sempet ketemu sama om Thomas, kayanya bisa nih salah satu brand gue menang tendernya... gue liat mock up pulaunya, keren, Rin, bakal jadi destinasi liburan orang kaya sih itu."

"Orang kaya bapak ya maksudnya?"

Yohan terkekeh, "anyway, Om Thomas nyaranin gue masukin jaringan termewahnya Royal Gumilang."

"Blu dong, pak? Kalo Switzerbell bintang empat kan?" Tanya Airin.

"Bukan," lalu Yohan berhenti sejenak sembari berterima kasih karena hidangan pertama mereka, Sakizuke atau appetizer telah datang, "lo ga tau yah kalo Royal Gumilang punya tiga chain hotel?"

"Tiga? Bukannya dua pak?

"Ah iya yang satunya tuh tadinya belum full akuisisi tapi pertahun ini bokap udah pegang saham terbesarnya."

"Hotel apa tuh pak kalo boleh tau?" Tanya Airin sembari mengunyah makanannya perlahan.

"Ini."

"Hm??" Airin mengerutkan alis dengan mulut penuh.

"Ini, Airin."

"Ini?"

Yohan mengangguk.

"FAIRMOUNT??"

"SStt!" Yohan tertawa karena Airin menutup mulutnya dengan dua tangan.

"Maaf, maaf," Airin meminum ocha hangat yang disediakan, "serius pak??"

"Iya... kalo mau bikin ultra luxury resort ya ga mungkin pakai Blu atau Switzerbell dong, Rin. Blu bintang lima tapi youth hotel yang lifestyle dan artsy, Switzerbell kan bintang empat, jadi yang masuk akal ya kita pakai merk baru tapi under Fairmount yang jelas bintang lima."





~~





Bergas masuk kerumahnya yang kosong. Tidak seperti biasanya dimana ia akan langsung melepas sepatu dan diletakkan di raknya dengan rapih, kali ini laki-laki itu menghempaskan diri ke sofa.

Ia baru saja memutuskan Shera.

Ada puluhan panggilan tak terjawab dari Shera dan entah sudah berapa banyak pesan yang ia terima, namun tak satupun Bergas gubris. Ia hanya berdiam, bersandar pada bantalan sofa yang empuk.

Dengan satu senyum kecil terukir diwajahnya.

Ia lega.

Namun perasaan senangnya tidak lama, setelah kemarin ia dikesalkan dengan Airin yang tiba-tiba tidur dikamar tamu, hari ini Bergas makin kesal karena ia ingat Airin sedang pergi menemui Yohan.

CuldesacWhere stories live. Discover now