23

66 1 0
                                    

Happy reading

23.ala

~~~

"Saya bersedia donorin paru-paru saya dok"

Kata seorang gadis yang duduk di hadapan seorang dokter tampak gadis itu menunduk ia takut jika ia tabisa melakukan itu semoga saja cocok dan ia bisa memberikan paru-parunya untuk orang yang dia cintai banyak orang

"Mari ikuti saya kami akan menyecek kesehatan dan juga kecocoakan nona"

Kata dokter tersebut tampak mengulas seulas senyum manis pada wajahnya mereka berjalan ke leb pemeriksaan untuk memeriksa keadna gadis itu dan kecocokan pendonor dan penerima paru-paru tersebut

"Hasilnya 98% cocok apa nona benar-benar bersedia tanpa ada paksaan dari siapa pun"

Kata dokter tersebut memastikan ia ta ingin sng pendonor merasa terpaksa atau pun ta siap karan pendonor ta akan pernah selamat jika bisa bertahan pun hanya berkemungkinan 1 jam setelah paru-paru di angkat

"Saya sedia"

Kata gadis itu dengan yakin ia akan melakukan ini demi seseorang ia ingin hidupnya di dunia ini berguna bukan hanya menjadi benalu pada sebuh kehidupan

~~~

Sore ini tampak sangat indah matahari mulai bergerak kearah barat akan segera tengelam menginggalkan langit dan rembulan akan menggantikan peranya malam nanti untuk menerangi bumi yang gelap karan di tinggalkan matahari

Sebuah mobil lamborghini melajukan membelah jalanan kota yang cukup ramai sore hari ini di dalam mobil tersebut ada seorang pria bersetelah jas yang sudah terlihat sedikit kusut dia adalah arga ponsel arga bergetar menandakan ada sebuah telfon yang masuk

Arga melihat kearah ponselnya tetera sebuah nomor yang ta arga ketahui itu nomor siapa arga menggunakan headset bluetooth dan mengangkat panggilan suara tersebut sambil masih terus menyetir

"Iya halo"

"Apa tuan dengan tuan arga, nona bimala meminta saya untuk menghubungi tuan, untuk nanda tangani beberapa berkas"

"Berkas apa ya sus?"

"Untuk lebih lanjutnya tuan bis datang ke rumah sakit ****"

"Baik saya seger ke sana"

Saat arga ingin melepaskan headset tersebut ponselnya kembali bergetar dan ada sebuah nama yang tertera di sana my♡ siapa lagi jika bukan istri tercintanya calya arga mengangkat panggilan telfon tersebut dengan seluas senyum manis pada wajah rupawannya apa calya merindukannya sekarang

"Ada apa sayang"

"Mas kamu bisa ke RS ****, aku lagi di sana nemenin bora"

"Iya sayang aku kesana, aku juga dapat kabar katanya ala di sana"

"Iya mas hati-hati ya"

Panggilan pun terputus arga melajukan mobilnya ke rumah sakit yang di sebutkan oleh calya dan entah kebetulan atau apa rumah sakit itu pun rumah sakit di mana suster tadi menelfonnya sesampianya di sana arga pergi ke tempat calya terlebih dahulu

Arga mendapat pesan dari calya yang merupaka keberadaan calya sekarang dari kejauhan arga dapat melihat bora sahabat bora yang sedang menangis di pelukan calya arga pun mendekat dan bertanya "Sayang ada apa?" Tanya arga ia berdiri di dekat calya dan bora

Calya menatap sendu kearah arga dan kembali mengelus bahu bora dan sesekali mengelus pipi bora yang di banjiri air mata "Adi dia butuh donor paru-paru secepatnya" kata calya suaranya terdengar sedikit lirih

Tampak seorang dokter wanita yang berjalan mendekat kearah mereka dokter itu tapak tersenym ia merupakan dokter yang memeriksa adi tadi "Pihak ruamh sakit sudah mendepatkan pendonor paru-paru yang cocok untuk taun adi" kata doktertersebut

Calya dan bora berdiri dari duduknya tapi tangan calya ta berhenti mengelus bahu bora untuk menenagkan bora "Siapa pendonornya?" tanya calya pasalnya dalam waktu sekejap pendonor langsung di temukan ta mungkin jika pendonor itu hanya ingin membantu sukarela tanpa tau siapa yang akan menerima pendonornya

Sang dokter hendak berkata namun "Bliau-"

Bora lebih dulu memotong perkataan dokter tersebut ia ta peduli siapa yang mendonorkan paru-parunya untuk adi yang terpenting adi selamat sekarang "Lakukan semua yang terbaik dok" kata bora memotong perkataan dokter tersebut yang tampak tersenyum menagapi bora

Arga tampak terdiam saat mendengar pembahasan yang mengarah kearah paru-paru ia jadi teringat dengan perkataan suster yang tadi menelfonnya "Sayang aku ada urusan sebentar, gapapa kan aku tinggal" kata arga ia harus bertanya pada resepsionis

Calya menoleh ia sebenarnya ingin terus bersama arga entah kenapa tapi ia ta boleh egois ia harus tetap di sini dan mungkin arga ada urusan penting "Iya ga papa kok aku juga mau nemenin bora di sini" kata calya ia harus berusaha memahami situasi sekarang

Arga pergi ke lantai satu dan berjalan menuju ke arah meja resepsionis sesmpinya di sana arga bertanya pada salah satu suster yang berjaga "sus, apaa suster yang tadi menghubungi saya, nama saya arga" tanya arga sambil memperjelas siapa dirinya itu

Sang suter menoleh dan mengulas seulas senyum manis pada wajahnya bersikap ramah pada arga "Iya tuan arga, tapi tuan terlambat tuan adiwilaga lebih dulu datang, dan menandatangani berkas-"

Perkataan suster tersebut terputus oleh arga yang lebih dulu memotong perkataan sang suster kerutan pada dahinya memandakan adanya kebingungan yang ia tangkap "Berkas apa ya sus?" tanya arga berkas apa kenapa berhubungan dengan RS apa ala sakit atau kenapa

Sang suster menunjukan sebuah formulir persetujuan donor milik ala yang sudah di tanda tangani oleh adiwilaga selaku keluarganya "Nona ala berencana untuk mendonorkan paru-parunya, untuk salah satu pasien di rumah sakit ini" kata sang suster terus menampilkan seyum ramahnya

Arga terdiam kenapa ala mendonorkan paru-parunya untuk orang lain meski ia belum bisa menerima bora sebagai adiknya bukan berarti ia akan senang ketika ala meninggal "Maksud suster?" tanya arga ia kembali kebingungan bahkan ia ta mengerti apa yang bora inginkan apa dia ingin mati

Sang suster kembali menaruh berkas milik ala ke tempatnya jika secarik keras itu hilang bisa tamat riwayatnya "Jika ingin lebih lanjut tuan bisa bertanya pada dokter, atau pun pada tuan adiwilaga yang langsung menanda tangani berkas persetujuan donor" kata sang suster ia ta berhak menjelaskan lebih lanjut pada arga

Arga berjalan menjauh dari meja resepsionis entah ia akan kemana arga mengmbil ponselnya yang ua taruh di dalam saku jasnya mencari sebuh kontak dan ya itu kontak ayahnya

Memencet panggilan tenfon menunggu beberapa saat untuk telfon tersebut di angkat dan telfon pun tersambung arga lebih dulu berbicara ia ta peduli jika di anggap ta sopan oleh sang ayah

"Ayah aku ingin bertemu dengan ayah"

~~~

1005 kata

Bantu support aku ya vote/commentnya gratis kok

(\_/)
( •_•)
/>♡<\

Maaf telat update 😭

My uncle is my husbandWhere stories live. Discover now