[1.3] Magic Book

11 4 5
                                    

"Jika terdapat seorang bayi yang menangis, apa yang kau lakukan?"

"Mengutuknya? Menguncinya di menara? Memberinya botol susu? mencabut jantungnya?"

Jihoon mengangkat tangannya antusias, sang ibu peri tersenyum lebar, "Ya, jadi jawabannya?"

Jihoon tersenyum ragu, "Bisa kau ucapkan kembali opsi kedua?"

Sang ibu peri tersenyum getir, "Oh, Baiklah, bagaimana dengan yang lain?" Tatapannya beredar. Junhui serta Soonyoung hanya memasang wajah terheran. Sementara Wonwoo terus terfokus pada lukisan tongkat ajaib di bukunya.

"Baik, Wonwoo?"

Wonwoo mengangkat kepalanya terkejut, "Memberinya sebotol susu"

"benar!"

Junhui menatap temannya itu takjub, "Ada yang bersemangat di kelas ini bukan?' Ucapnya sebagai pujian.

Wonwoo terkekeh pelan, "Pilih saja jawaban yang terdengar membosankan" Belanya lalu terkekeh pelan.

"Itu masuk akal!" Ujar Jihoon

Seseorang memasuki ruang kelas dengan tergesa-gesa. Tatapannya terlihat begitu ketakutan menatap keempat siswa yang berada di ruangan kelas tersebut, "Ibu harus menandatangani izin pulang lebih awal untuk acara penobatan" ucapnya seraya memberikan sebuah kertas dengan cukup tergesa-gesa.

"Oh, aku harap kalian mengingatnya, Ini Seungkwan, putraku" Ucap sang ibu peri. 

Seungkwan menatap keempatnya ketakutan, "Hai! tak apa-apa, jangan pedulikan aku..." Selesai dengan perkenalannya ia segera berlari pergi meninggalkan ruangan kelas tersebut.

Wonwoo menatap figur tersebut dengan tatapan khas miliknya lalu mulai tersenyum sinis.

"Kita lanjutkan kelasnya. Jika menemukan sebuah racun! apa yang harus kalian lakukan? menaruhnya di anggur raja? mengoleskannya di buah apel? mengembalikannya ke pihak berwenang?"

Jihoon, Junhui, serta Soonyoung mulai mengangkat tangan mereka bersamaan. Soonyoung menarik lengan Junhui supaya tak terangkat, "mengembalikannya ke pihak berwenang!" Teriaknya puas.

"Aku yang seharusnya menjawab itu!" Keluh Junhui

"Tapi aku yang bilang lebih dulu?!"

Sang ibu peri hanya tersenyum tipis, "Kusarankan kalian menggunakan perkelahian itu di lapangan"



𝕯𝖊𝖘𝖈𝖊𝖓𝖉𝖆𝖓𝖙𝖘 : [1] Magic Book



Hanni berjalan keluar dari ruang kelasnya bersama dengan Mingyu serta Hansol. Begitupun dengan Jihoon serta Wonwoo yang baru saja berjalan dari ruang kelasnya menuju loker penyimpanan milik mereka.

"Bukankah mereka selalu membuat masalah?" Tanya Hansol seraya menepuk pundak milik Mingyu.

"Kalian belum mengerti mereka, kita harus memberi mereka kesempatan" Ucap sang putri lalu berjalan menghampiri siswa baru Auradon tersebut.

"kurasa kalian salah tentang mereka" Ucapnya seraya terus berjalan menjauh. Mingyu memutar matanya malas lalu berjalan pergi meninggalkan kekasihnya tersebut.

"Aku pergi lebih dulu..." Ucap Jihoon

Wonwoo hanya mengangguk pelan lalu kembali terfokus pada loker penyimpanan miliknya. Wonwoo menutup lokernya lalu berusaha tersenyum ketika menatap kehadiran Hanni di sampingnya.

Descendants [SVT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang