Bahagia Itu Sederhana

4 0 0
                                    

“Tuhan menciptakan dia dengan begitu sederhana”
Ilham Pratama

***


“Put, Putri bangun dulu, kita sudah sampai ini,” Ilham berusaha membangunkan Putri walau itu sia-sia, mencari tempat duduk yang kosong untuk menidurkan Putri, Ilham berjalan pelan. Perlahan ia meletakkan Putri pada kursi kosong yang ada di depannya, berusaha untuk membangunkan kembali.

“Putri, ayolah bangun, aku mau mengajak kamu bukan buat tidur loh,” guncangan Ilham pada lengan Putri membuat Putri terbangun, perlahan mata indahnya terbuka menampilkan wajah Ilham yang telah ditekuk.
Putri tak menyadari bahwa ia tertidur pulas dalam gendongan Ilham. Perlahan Putri mulai mendudukkan diri menatap Ilham dengan polosnya. Putri perlahan mulai sadar bahwa ia berada di tempat asing, tempat yang begitu indah untuk menciptakan kenangan yang tak mungkin bisa terlupakan.

“Heh, cowok aneh ini di mana? Tempatnya bagus banget, tamannya penuh dengan tanaman hias, aku suka banget,” ucapan Putri membuat Ilham kembali memandangi wajahnya.
Ilham tak tahu mengapa ia membawa Putri ke sini, padahal ia dan Putri tak sedekat kelihatannya. Mungkin karena Ilham melihat banyaknya beban yang tersarang di pundaknya. Ilham tersenyum melihat Putri antusias, taman ini adalah taman yang sering ia singgahi di kala ia sedang tertimpa masalah.

“Heh, bisa-bisanya aku dipanggil cowok aneh ki piye!” seru Ilham tak terima bahwa ia dipanggil cowok aneh oleh Putri.

“Ih, aku kan enggak tahu nama kamu, kamu nya saja yang sok kenal sama aku,” balas Putri dengan mengibas-ngibaskan rambutnya.

“Ada pepatah bilang, tak kenal maka tak sayang. Dari itu mari kita kenalan ulang, biar makin sayang,” 

“Dih, siapa juga yang bakalan sayang sama lo,” ujar Putri dengan nada sinisnya.

“Awas jilat ludah sendiri loh,”
Taman Sri Tanjung menjadi saksi dua manusia yang tak saling kenal menjadi satu, taman penuh dengan sepasang kekasih, Putri mengajak Ilham untuk beranjak dari tempat duduknya, Putri ingin mengelilingi taman yang penuh dengan keindahan alamnya. Ilham yang sudah pasrah hanya mengikuti kemauan Putri, ia ingin menceritakan asal usul taman yang bernama Sri Tanjung ini, terdapat air mancur di tengah taman ini, banyak yang mengabadikan momen lewat kamera.
Putri betah berlama-lama di sini, ia tak menyesali bolos sekolah, desain taman sri tanjung yang tertata apik begitu memukau mata, di pagi hari ini cuaca tampak mendukung Putri dan Ilham, tak panas dan tak mendung diiringi dengan embusan angin yang menerpanya. Pohon cemara yang mengelilingi taman tampak begitu gagah, pagi hari saja sudah begitu indah apalagi saat malam hari, mungkin akan lebih indah lagi.

Ilham tersenyum melihat Putri takjub dengan pesona taman sri tanjung, taman yang tak mungkin akan Putri lupakan, mungkin Ilham akan mengajak Putri lain waktu pada saat malam hari. Ilham melihat Putri yang mendekati air mancur, perlahan Ilham mengeluarkan ponsel untuk memfoto Putri, ia ingin menghabiskan hari dengan Putri.
Putri melangkah tak jauh dari tempat Ilham berdiri, ia ingin sekali meminta foto pada Ilham, ia ingin mengabadikan momen ini pada kamera ponselnya. Menelusuri taman yang penuh dengan tanaman hijau membuat Putri menghirup banyak-banyak udara segar.

“Ilham, sini mendekat!” teriak Putri menyuruh Ilham mendekatinya, tak tahu apa yang Putri inginkan pada Ilham. Berjalan mendekati Putri, Ilham tetap memancarkan senyum indahnya ia bahagia melihat Putri bahagia.

“Ada apa, Put,” tanya Ilham pada Putri, Ilham tahu ada yang ingin Putri ucapkan tapi tak bisa ia ungkapkan.

“Mmm, gimana ya, itu anu Ham, aku boleh minta tolong enggak?” dengan gugup Putri terpaksa meminta tolong pada Ilham untuk memfoto dirinya. Ia ingin memiliki kenangan di taman yang indah ini. Ilham mengangguk, mengiyakan permintaan tolong Putri, Ilham perlahan menunggu Putri untuk mengatakannya apa yang bisa ia tolong

“Boleh minta tolong foto in aku enggak, Ham?” dongaknya Putri menatap Ilham sembari memainkan tangan Ilham, Ilham mengangguk mengiyakan ucapan Putri. Segera Putri mengambil ponselnya, ia berikan pada Ilham yang sudah bersiap menjadi fotografernya.
Mencari tempat yang bagus untuk Putri abadikan, bergaya ala kadarnya. Sampai Ilham beranjak dari tempatnya dan mendekat pada Putri, Ilham tiba-tiba melontarkan kata yang membuat Putri malu kepalang.

“Ayo, foto bareng, kita harus mengabadikannya loh, jangan cuma kamu saja yang foto,” ucapan Ilham membuat Putri malu, ia tak pernah foto dengan laki-laki. Bahkan ini pertama kalinya ia bolos sekolah dan pergi bersama laki-laki.

Ilham kembali mengangkat ponselnya berpose untuk siap diabadikan, merangkul Putri dan tersenyum lebar, Putri hanya memasang senyuman kaku, ia tak berani berpose dengan santai, Putri gugup ini pertama kalinya berfoto dengan lawan jenis.

“Put, senyummu yang tulus dong! Jan kaku-kaku gitu,” ucapan Ilham kembali menyadarkan Putri untuk bersikap selayaknya. Putri tersenyum kembali menatap kamera ponselnya, ia tak menyangka bahwa Ilham akan merubah segalanya.

Ilham tersenyum puas melihat hasilnya, ia bangga telah menarik seorang Putri untuk berfoto degannya. Kembali melihat hasil foto yang banyak diabadikan, ia tertawa kecil saat melihat pose ia mencubit pipi Putri, dan Putri cemberut tak ada senyuman yang ditunjukkan. Ia tak ingin foto ini terhapus oleh Putri.

Segera Ilham mengirim semua foto yang telah diabadikan pada ponsel Putri ini, membuka WA dan mencantumkan nomornya. Ia lakukan sesegera mungkin agar Putri tak melihatnya, ia takut saat Putri marah melihat foto yang barusan ia kirim. Putri kembali mendekati Ilham yang tak jauh keberadaannya, setelah foto tadi Putri pamit mengelilingi taman ini.

“Nih, ponselnya, sudah puas kelilingnya?” tanya Ilham sambil menyodorkan ponsel Putri, ia melihat wajah Putri masih antusias. Sembari mencari kursi kosong Ilham berjalan beriringan dengan putri terlihat seperti sepasang kekasih, namun itu tak benar adanya.

“Tahu enggak? Kenapa taman ini dinamakan taman sri tanjung?” tanya Ilham seraya mendudukkan diri diikuti dengan Putri. Putri menggeleng pertanda ia tak tahu, ia baru tahu taman ini karenanya.

Putri tak pernah jalan-jalan, kegiatannya kadang membuat dirinya jenuh pagi sekolah pulang sekolah ia akan berdiam diri di rumah. Tapi, hadirnya sosok Ilham membuat Putri merasakan dunianya tengah berubah. Ia tak menyangka cowok aneh yang membuatnya kesal ternyata berdampak pada dunia abu-abunya.

“Taman ini kenapa di namakan sri tanjung? Karena dibalik taman ini menyimpan sebuah kisah yang tak pernah terlupakan bagi orang Banyuwangi. Taman sri tanjung ini menceritakan tentang kesetiaan seorang istri yang rela meninggal sebagai pembuktian cintanya. Dari kisah itu diciptakanlah taman ini, taman sri tanjung. Taman ini yang menjadi saksi pembuktian cinta seorang sri tanjung.”
“Itu sebabnya, aku sering ke sini untuk menghilangkan stres, masalah apa pun yang aku hadapi. Karena di taman ini aku merasakan tenang setenang air danau. Buat kamu Put, apa pun masalahnya pasti Allah ciptakan solusi yang terbaik. Ingat Put, Allah memberi masalah untuk kita sesuai kemampuan kita. Jangan pernah merasa sendiri ya, masih ada Allah yang bisa kamu ungkapkan masalahmu. Setiap masalah pasti ada jalan keluarnya.” Ucap Ilham sambil menatap manik mata Putri yang berkaca-kaca.

Ilham berucap seperti itu agar Putri tahu, bukan hanya ia yang memiliki masalah tapi semua orang memiliki masalahnya masing-masing. Ilham tahu Putri selalu memakai topeng agar ia terlihat tegar. Ia mengajak Putri ke taman ini bukan bermaksud ingin berdekatan dengannya, tapi ia ingin meluruskan pada Putri bahwa ia tak sendiri, ada Allah bersamanya.
Putri merasa Ilham membuat dunianya terbuka lebar, bahwa bukan Putri saja yang memiliki masalah, semua orang pasti memilikinya. Cuma caranya berbeda-beda untuk menyelesaikan masalahnya. Putri menatap Ilham tatapan teduhnya ia terima, ia merasa bersalah pada Allah karena ia tak melibatkan Allah dalam masalah yang menimpanya.

Bersama Ilham Putri bahagia, meski hanya mengelilingi taman yang memiliki kisah tragis. Bahagia itu sederhana, bersama dengan seorang yang mengajarkan kita arti bersyukur tanpa adanya unsur pemaksaan. Mungkin Ilham tak sama dengan laki-laki lainnya, Ilham jelas beda dengan orang yang pernah mendekati Putri.

Kadang kala sesuatu yang kita benci belum tentu buruk untuk kita, bisa jadi apa yang tidak kita sukai menurut Allah baik untuk kita. Putri terlalu terburu-buru menilai seseorang, ia tertutup hanya orang yang kenal dengannya yang bisa memprediksinya.


[NITIKARYA] Sepercik Luka Dari Ayah : Deby MaulidaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang