23. Tak Sengaja

759 80 3
                                    

Selamat membaca

💙💙💙


"Bajingan, maksud lo apa Zee?"

"Bentar ya sayang, gue mau ngurus bajingan satu itu dulu." ucap Zee mengecup kening Adel dan tidak lupa untuk menutupi tubuh Adel dengan selimut sebelum menghampiri orang yang menyebut dirinya bajingan.

"Lo hati-hati, awas aja sampe luka." ucap Adel menatap Zee khawatir, dia hanya tak ingin melihat kekasihnya terluka.

"Iya sayang." Zee tersenyum mendengar penuturan dari kekasihnya.

Zee menghampiri pria yang mengatai dirinya bajingan dan menariknya keluar dari kamar Adel. Tak lupa untuknya menutup pintu kamar kekasihnya mengingat kondisi pakaian Adel yang berantakan karena ulahnya.

Pria itu adalah Harsa calon tunangan kekasihnya yang sebentar lagi akan menjadi mantan calon tunangan. Hari ini dia akan menyelesaikan semuanya dan membuat Harsa tidak akan berani lagi untuk mendekati kekasihnya apapun alasannya.

Bughh

"Maksud lo apaan?" tanya Zee mengusap ujung bibirnya yang berdarah karena pukulan Harsa.

"Lo yang apaan bangsat, lo apain tunangan gue." balas Harsa dengan nafas terengah-engah karena emosinya tak bisa terbendung lagi.

"Menurut lo gue ngapain sama Adel?" Zee menyeringai lalu dia memukul Harsa sebagai pembalasannya.

"Anjing." umpat Harsa sebelum dia mulai memukul Zee lagi.

Mereka berdua saling memukul satu sama lain, pertengkaran yang terjadi malam ini begitu menegangkan karena tak ada yang mau mengalah dua-duanya tersulut oleh emosi. Harsa yang kesal karena melihat saudara tirinya bercumbu dengan calon tunangannya. Dan Zee yang merasa tidak terima dengan Harsa.

Adel mencoba bangkit dari kasurnya, dia takut kekasihnya kenapa-napa. Jika dia terus membiarkan mereka berdua berkelahi salah satu dari mereka akan mati.

Sebelum melerai mereka berdua Adel dengan cepat membenahi pakaiannya. Setelah itu dia membuka pintu kamarnya.

"CUKUP, KALIAN BERDUA JANGAN BERANTEM LAGI. LO HARSA DIEM, ZEE LO JUGA STOP. UDAH." teriakan Adel menghentikan pertikaian diantara dua orang itu.

Harsa terlebih dahulu menghentikan aktivitasnya lalu di susul oleh Zee yang ikut menghentikan pukulannya. Keadannya benar-benar berantakan, rambutnya acak-acakan, wajahnya penuh dengan lebam-lebam dan noda darah diujung bibirnya.

Tetapi kondisi Harsa lebih parah daripada Zee, ujung mulutnya robek, hidungnya terus mengeluarkan darah. Wajahnya benar-benar sangat buruk penuh dengan lebam-lebam. Pukulan Zee terasa begitu kuat saat menyentuh wajahnya.

"Udah, kalian berdua ikut gue kebawah." ucap Adel menyingkirkan Zee dan Harsa yang menghalangi jalannya. Dia tak habis pikir dengan apa yang mereka berdua pikirkan.

Adel berjalan menuju lantai bawah diikuti oleh Zee dan Harsa yang berebut untuk berjalan disamping Adel.

"Ini kenapa lagi sih?" keluh Adel menghentikan langkah kakinya dan membalikan badannya melihat kedua saudara itu.

"Dia duluan sayang, gue cuma mau jalan disamping lo." Zee mengadu kepada Adel.

"Mulut lo, sayang-sayang pala lo peyang anjing." ucap Harsa mencengkraman kerah baju Zee.

"Sa lepasin." peringat Adel

Harsa yang masih kesal dengan Zee lantas dia tak mau melepaskan cengkramannya, dirinya ditutupi oleh emosi hingga tak mendengarkan apa yang Adel katakan.

Friendzone (ZeeDel)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang