27. Bertemu kembali

736 98 6
                                    

Selamat membaca

💙💙💙


Setelah mendapatkan lokasi yang lebih akurat, mereka bertiga akhirnya sampai di jalan kenanga. Jalan ini berada di dekat sekolah mereka, tak sampai 1km kedepan disana ada mereka. Benar-benar sedekat itu, sehingga membuat mereka sedikit kaget saat tau disini adalah lokasi terakhir ponsel Adel.

"Jes, Fre, kita bertiga mencar, biar cepet nemuin Adel." usul Zee kepada kedua sahabatnya, ada secerca harapan dimata Zee setelah dia sampai disini.

Mereka berdua menganggukkan kepala, lalu mereka berpencar untuk mencari keberadaan Adel.

Zee mulai menelusuri satu persatu gedung yang ada disekitar sini. Entah mengapa hatinya tak tenang, dia seperti memiliki firasat buruk tentang kekasihnya.

Selama berjalan menyelusuri jalanan dan gedung disekitar dia terus merapalkan doa kepada Tuhan memohon keselamatan Adel dan agar Adel segera ditemukan. Langkah kakinya terhenti saat dia tak sengaja melihat Flora tengah berada di dekat gedung tua.

Dia bahkan mengucek matanya berkali-kali untuk memastikan bahwa pengelihatannya tak salah. Hati kecilnya berkata untuk mengikuti Flora, sehingga kini dia sedang mengikuti Flora entah kemana gadis itu pergi. Walaupun seharusnya dia saat ini mencari Adel.

"Duh cepet banget lagi." gimana Zee saat Flora mempercepat jalannya.

Zee menghentikan langkah kakinya dia bersembunyi dibelakang tembok, Flora terlihat memperhatikan keadaan sekitar. Mencurigakan bukan, se ingat dia rumah Flora bukanlah disini, apalagi di dekat sini.

Flora membuka pintu sebuah ruangan, tak lama setelahnya dia melihat ada seorang pria datang dan masuk kedalam ruangan yang sama. Apakah dia pacar Flora, tetapi Zee tak bisa melihat wajah orang itu.

Apakah teman sekelasnya itu sedang dijebak, apa mungkin Flora sedang dalam bahaya. Tanpa pikir panjang Zee berlari menuju depan pintu unit yang Flora dan pria itu masuki

"AAKHH, S-sakit."

Deg

Rasanya jantung seperti berhenti sejenak, dia tiba-tiba mendengar suara Adel. Apa mungkin dia sedang berhalusinasi karena terlalu merindukan Adel. Tetapi mengapa suara itu terasa begitu nyata seperti Adel benar-benar ada disini. Apa mungkin itu teriakan Flora, dia harus menolong gadis itu. Tanpa pikir panjang Zee mendobrak pintu tua yang sedikit ringkih ini.

BRAKK

Pintu terbuka lebar, ruangan disini benar-benar mengerikkan. Seperti tak pernah ditempati bertahun-tahun lamanya. Banyak sekali debu dan sarang Laba-laba di pojok ruangan. Jika ini gudang, tetapi gudang tak terlihat seburuk ini.

"Siapa itu?" Zee dapat mendengar itu adalah suara Flora, sepertinya benar gadis itu sedang dalam bahaya.

"Bangsat." umpat Pria yang tak sengaja dia lihat tadi menghampiri dirinya.

Bugh

Pria itu tiba-tiba memukulnya saat dia lengah. Tak mau diam saja Zee membalas perbuatan pria itu. Mereka berdua berkelahi cukup lama, tak ada yang kalah diantara mereka. Mereka berdua sama-sama kuat dan saling bertahan.

"Lo siapa bangsat, mau jadi pahlawan kesiangan lo?" umpat pria itu yang masih mencoba untuk menyerang Zee.

"Ga penting gue siapa."

BUGH

Satu pukulan terakhir yang Zee berikan membuat pria itu tumbang dan terjatuh pingsan diatas lantai. Lupakan pria itu, dia harus menyelamatkan temannya.

Friendzone (ZeeDel)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang