Chapter 29: Inconvenient

14 0 0
                                    

Alexander

Aku senang karena akhirnya Jane pergi untuk dinas di Melbourne. Dia memang seringkali pergi dinas, aku bisa bebas bertemu dengan Isabella kapanpun aku mau. Apalagi mendapatkan kabar bahwa dia sudah dipulangkan dari rumah sakit. Aku melanjutkan kunjungan untuk melihat kinerja Grand Foster Laboratorium sekalian bertemu dengannya. Aku bersama dengan tim dari Foster Grup melihat beberapa unit apakah terdapat barang yang rusak, barang yang perlu ditambah sekaligus perkembangan. Sebenarnya ini adalah tugas ayahku akan tetapi, karena dia tidak bisa, dia memintaku untuk menggantikannya mengunjungi beberapa instansi yang berada di bawah Foster Grup. 

Tempat ini sepertinya sudah berubah, aku datang beberapa tahun yang lalu sebelum menikah bersama dengan ayahku. Dia memperkenalkan aku kepada salah satu karya di laboratorium ini yang dijual hingga ke penjuru dunia. Bukan tanpa sebab, laboratorium ini dapat menciptakan serum dan obat-obatan terbaik karena kontribusi manusia sungguhan yang dijadikan bahan percobaan. Mereka disebut sebagai subjek percobaan, terdapat tiga fase dalam ruangan subjek percobaan yakni untuk para dewasa tua menuju lanjut usia, dewasa muda menuju dewasa, remaja dan anak-anak. 

Aku tidak menemukan Isabella berada dimanapun bahkan ketika hampir memasuki ruangan dimana subjek spesial berada atau fase ini dimana  para subjek yang digunakan adalah dari berbagai kalangan hanya saja dengan pemberian obat dosis tinggi. Semua yang ada di dalam laboratorium ini sudah berlisensi secara hukum, sudah mendapatkan izin resmi. Terutama para subjek telah memberikan izin kepada laboratorium secara sah melalui secarik surat. Melalui surat itu, hukum tidak akan menuntut laboratorium jika terjadi sesuatu kecuali ganti rugi jika ada kematian terhadap subjek, itupun jika subjeknya masih memiliki keluarga. Kebanyakan dari mereka tidak memiliki keluarga. 

"Dimana kepala laboratorium, mengapa dia tidak ada di semua tempat termasuk di ruangan kerjanya?" Tanyaku kepada para staff yang baru selesai memeriksa keseluruhan unit. 

"Dokter Isabella sepertinya masih di ruangan operasi, salah satu subjek pasiennya sepertinya sedang kritis dan perlu tindakan operasi." Ucap salah seorang perawat yang kebetulan ikut mengantarkanku dan staff untuk kunjungan di laboratorium ini. 

Aku menuju ke ruangan operasi diantar oleh salah seorang perawat karena tidak boleh ada banyak yang masuk, staff melanjutkan evaluasi untuk menilai kinerja di laboratorium. Ruangan operasi juga sepi, tidak ada pasien yang sedang ditangani maupun dioperasi. Tidak ada tindakan apapun, ruangannya bersih lengkap dengan alat-alat khusus untuk pembedahan dan tindakan operasi. Perawat menjelaskan bahwa tidak ada yang kurang dan perlu untuk ditambahkan karena ruangan operasi sudah memiliki peralatan yang canggih dengan lengkap. Bahkan di laboratorium ini memiliki alat-alat untuk melakukan tes kesehatan seperti rontgen, ultrasound, dan alat lain untuk deteksi masalah kesehatan pada tubuh. Semua perlengkapan ini adalah semata agar tidak ada subjek yang perlu dikirim bolak-balik ke rumah sakit untuk menjalani pemeriksaan. 

"Dimana dokter Isabella? Kau bilang dia ada di sini?" Tanyaku kepadanya di tengah-tengah penjelasannya tentang perlengkapan di ruangan operasi ini. Aku sudah sampai di ujung ruangan dimana untuk transit pasien pasca operasi untuk tinjauan lebih lanjut akan tetapi, hanya ada beberapa pasien dengan pantauan perawat. Isabella tidak terlihat berada di dalam. 

"Mungkin dokter Isabella telah kembali ke ruangan subjek spesial. Dia beberapa hari terakhir meninggalkan pekerjaan karena sakit, mungkin saja dia kembali memeriksa di ruangan itu." Jawab si perawat. Dia mungkin ada benarnya sebab aku belum masuk ke area itu karena area itu hanya khusus untuk dokter saja. 

"Baiklah, minta satu dokter untuk berkunjung denganku." Perintahku sembari meninggalkan ruangan ini. Beberapa staff yang bekerja sebagai dokter di rumah sakit sekaligus peneliti di laboratorium ikut denganku untuk masuk ke lorong ruangan subjek spesial.

Forbidden DesireWhere stories live. Discover now