Chapter 33: Poison

10 0 0
                                    

Alexander

"Aku belum mengirimkan stok kemaren sebab belum ada jadwal terbaru untuk pengiriman. Organnya masih ada di Grand Foster House. Apakah istrimu membutuhkannya? Ku dengar dia sempat diracuni?" Tanyanya penasaran. 

"Persediaan lengkap?" Tanyaku lagi memastikan. 

"Ya, lengkap. Masih belum di sortir untuk penjualan dan persediaan rumah sakit. Kita masih memantau peminat untuk transplan organ dan melihat kecocokannya sebelum jadwal pengiriman." Jelasnya. 

"Mengapa kau bertanya? Aku sudah mengawasi semuanya, tidak ada yang perlu dikhawatirkan. Kotak yang digunakan juga sudah modern menggunakan teknologi terbaru jadi, tidak akan bocor jika dipindahkan." Jelasnya lebih lanjut.

"Aku hanya ingin tau saja, seharusnya jika stoknya masih banyak, laboratorium juga mendapatkan bagian, mengapa tidak ada bagian untuk laboratorium?" Tanyaku penasaran.

"Kita berhenti memberi stok pada laboratorium sejak setahun yang lalu sebab tidak ada permintaan karena biayanya yang mahal. Uang yang mereka dapatkan bisa berkurang delapan puluh persen dari total jika digunakan untuk transplantasi organ. Kebanyakan dari mereka menolak transplantasi organ dan memilih mengirimkan uangnya kepada keluarganya." Jelas Brandon. 

"Baiklah, kalau begitu. Terima kasih informasinya, semoga harimu menyenangkan." Aku beranjak dari kursi, "Kau sepertinya masih penasaran?" Dia menatapku serius. 

"Jawabanmu sudah cukup jelas, kita bicara nanti. Aku harus melihat bagaimana kondisi istriku, dia sedang diperiksa." Jawabku kepadanya, "Baiklah, kabari aku jika kau membutuhkan bantuan." Aku mengangguk paham kemudian, meninggalkan ruangannya. 

Aku kembali ke ruangan dokter Emina dimana Jane terlihat sedang berbicara dengan dokter terkait pemeriksaan yang baru saja dilakukan. Tempo hari ketika menjalani pemeriksaan, Jane sempat melakukan operasi minor untuk mengeluarkan racun dari tubuhnya. Emina menjelaskan kurang lebih saat ini tubuhnya sudah bersih dari racun itu. Dia juga menyarankan agar Jane dapat menjaga pola makan dan memperhatikan makanan yang dia makan. Jane juga disarankan untuk memperhatikan makanan apa saja yang dapat menimbulkan alergi pada tubuhnya. 

"Jadi, aku sudah bisa melakukan program untuk kehamilan?" Tanya Jane. 

"Tentu saja, aku menyarankan anda sebaiknya berkonsultasi dengan dokter spesialis kandungan. Dia akan memberikan suplemen untuk kesuburan dan menyarankan makanan apa yang baik selama program kehamilan." Jelas Emina.

"Baiklah, terima kasih dokter." Ucap Jane. Kami berjabat tangan setelah selesai berkonsultasi terkait kondisi Jane.

"Aku senang sekali, akhirnya kita bisa memulai program untuk kehamilan lagi." Dia tersenyum menatapku sembari berjalan melewati lorong ruangan para dokter untuk praktek. 

"Ya, tentu saja. Jadi, kapan kau akan berkonsultasi dengan dokter kandungan, aku akan mengantarmu." Ucapku. 

"Sekalian hari ini saja, aku ingin bertemu dengan dokter Arleen untuk berkonsultasi." 

"Bukannya dia dipindahkan tugas di Grand Foster Laboratorium setelah kejadian itu? Lagipula dia bukan merupakan dokter spesialis kandungan, sayang." Aku menatapnya serius.

Dia menunduk sejenak kemudian, mengangkat dagunya, "Baiklah, kau bisa meminta saran kepada kepala dokter untuk mengadakan janji dengan dokter spesialis kandungan terbaik. Aku ingin secepatnya hamil agar kedua orangtuamu itu berhenti menanyaiku dan kau berhenti mengingatkanku atas kejadian itu." Balasnya sedikit kesal. 

"Baiklah, Jane. Kau tidak boleh marah sebab kau harus tau bahwa kau bersalah. Jika bukan karena kau mengancam akan memberitaukan hal itu kepada Irene mungkin aku sudah menceraikanmu saat itu juga." Ucapku datar.

Forbidden DesireWhere stories live. Discover now