Chapter 31: Playing With Her

15 0 0
                                    

Alexander

Aku terus mengejarnya sementara, dia terus berlarian mengitari ruang mandi yang cukup luas karena memang selain bathtub, tersedia rak untuk gelas, anggur merah, lilin aromaterapi dan beberapa peralatan lain untuk permainan seks seperti vibrator, papan khusus untuk menghantam pantat. Haha, bukan untuk pantat saja sebenarnya dan produk pendukung lainnya seperti sabun, peralatan mandi dan pembersih lainnya. Terdapat area untuk shower di dekat bathtub tepatnya di depan rak. Area kering dengan karpet kering juga disediakan di samping kiri pintu masuk. Terdapat rak yang menyimpan alat permainan dan pintu yang terdapat di sisi pojok kanan untuk masuk para pelayan. 

Isabella terus berlari sembari memakan es krimnya, sepertinya dia sudah menghabiskannya sebab es krimnya hanya tersedia dalam gelas kecil saja. Aku memang tidak meminta banyak sebab es krim itu hanya digunakan untuk pemancing hasrat seksual saja, tidak untuk sajian dessert pada acara makan. Aku sudah lelah mengejarnya jadi, aku memutuskan untuk berhenti di dekat jendela, malam ini sedikit cerah. Aku melihat ke arah taman dimana para pengawal masih berjaga. Ada taman bunga yang indah berserta ayunan dan gazebo untuk bersantai. Aku jadi mengingat sedikit kenangan bersama Yaren.

"Maaf, aku sudah menghabiskannya." Isabella memeluk tubuhku dari belakang, kalimatnya terdengar penuh dengan penyesalan. 

"Tidak apa-apa, asalkan kau senang." Aku membelai wajahnya, aku mencium bibirnya dengan cepat, melumatnya kemudian menjelajahkan lidahku ke dalam mulutnya. Aku terus mencium bibirnya sampai menjatuhkan tubuhnya di atas karpet kering ini. 

"Kau tidak marah, kan? Sepertinya perhatianmu teralihkan?" Tanyanya ketika aku melepaskan ciumanku. Pikiranku memang sedikit tidak fokus ketika melihat gazebo tadi yang secara spontan mengingatkanku kepada Yaren. 

"Tidak, aku tidak marah, sayang. Jika aku marah, aku sudah pasti akan mencambuk pantatmu yang kenyal itu." Ucapku sedikit menggoda. 

"Tidak, aku tidak mau menggunakan alat-alat berat untuk saat ini." Aku menyipitkan kedua mataku mendengar pertanyaannya, "Memangnya mengapa? Apakah kau sedang sakit? Atau adakah dari alat-alat itu yang ternyata menyakiti tubuhmu?" Tanyaku penuh perhatian sembari tetap memeluknya erat. Sebenarnya aku kehilangan sedikit hasratku karena pikiranku sudah kacau ketika mengingat Yaren. 

"Tidak, lupakan saja. Kita bisa memakainya lain waktu, aku ingin tidur makanya, aku tidak ingin terlalu lama bermain dengan alat lain untuk seks. Jadi, sekarang apa? Aku sudah mulai mengantuk?" Tanyanya kepadaku ketika melihat tubuhku masih berada di atas tubuhnya dengan batangku yang belum menancap. 

"Aku sedikit lupa tadi-" Aku segera meremas kedua payudaranya untuk melanjutkan. Dia memainkan batangku dengan kakinya. Dia menghimpit batangku di antara kedua telapak kakinya cukup keras yang seketika membuat batangku menegang dengan cepat. Aku berhenti meremas kedua payudaranya karena himpitan kedua telapak kakinya membuatku begitu terangsang yang membuat kedua telapak tanganku menahan ke atas lantai. 

"Ahhhh-ahhhhh!!" Desahku kencang karena terasa sedikit menyakitkan ketika dia mulai mencubit buah zakarku menggunakan jari-jari kakinya. Kedua tangannya pun memainkan kedua putingku yang membuatku semakin terangsang. Seluruh tubuhku dapat merasakan ketegangan atas gerakan kaki dan tangannya. Aku yang sudah tak tahan dengan senyumannya yang menyeringai pun segera menghantamkan batangku yang sudah tegang ke dalam kewanitannya yang sudah begitu basah. 

Aku terus menghantam masuk ke dalam sampai ke ujung. Aku terus menggerakkan pinggulku sembari mencium bibirnya dengan brutal. Dia memegangi kedua pinggulku dengan erat untuk berpegangan sebab gerakanku begitu cepat. 

"Ahhhh-ahhhh ahhhhhhh!!!" Teriaknya mendesah begitu kencang ketika ku mainkan klitorisnya dengan vibrator besi yang sudah ku siapkan di atas karpet sejak tadi ketika dia berlarian. Aku mengambilnya tanpa dia sadari dan menjatuhkannya. 

Forbidden DesireWhere stories live. Discover now