11✯ Menjenguk

22 10 6
                                    

⚠️Geng motor, Kekerasan, Bahasa kasar, Kenakalan remaja, Obsesi, Posesif,
Toxic Boy, Toxic Relationship ⚠️

Banyak terdapat bahasa kasar dan tingkah yang tidak patut ditiru, harap bijak dalam membaca.

✯✯

Happy reading

✯✯





Janu berada di tenda wajahnya terlihat cemas melihat Danan yang duduk disampingnya sedang diobati oleh tim medis di sana. "Kamu kenapa bisa jatuh sih Nan?" tanya Janu, namun Danan malah membalasnya dengan cengiran.

Terdengar langkah terburu-buru seseorang dari luar, Barry masuk ke dalam tenda dengan wajah terlihat panik. Ia telah menyelesaikan perlombaan di babak pertama dan langsung berlari ke arah tenda setelah mengetahui kabar Danan jatuh dari motor.

Barry melihat ke arah Danan yang tengah diobati dengan nafas tersengal-sengal. "Lo kok bisa jatuh si Nan?" kata Barry khawatir.

Danan sedikit terkejut mendengar perkataan Barry, sahabatnya satu ini tidak terlalu banyak bicara dan selalu bersikap cuek, tapi sekarang ia menghawatirkan dirinya? tentu saja Danan terkejut namun ia juga merasa senang.

"Hehehe, Sorry. Tadi kurang fokus jadi jatoh," jawab Danan diakhiri cengiran.

"Ada-ada saja kamu Nan," timpal Janu.

Barry berdecak pinggang lalu menghela nafasnya. "Lain kali hati-hati," katanya hendak melangkah keluar.

"Tunggu Bar, perlombaannya gimana?" sambung Danan menghentikan langkah Barry.

"Gak usah mikirin perlombaan, pikirin aja tangan lo tuh." Barry melanjutkan langkahnya keluar tenda dan tak lama Kheevan dan Aspi masuk ke dalam setelah kepergian Barry.

"Gimana? gimana? parah gak?" kata Aspi ketika baru sampai.

"Perlombaannya gimana Pi?" Danan masih berusaha mencari jawaban dari rasa penasarannya.

"Ditanya apa malah jawab apa maneh Nan, udah gak usah mikirin perlombaan, semuanya aman. Si Barry sama Kheevan lolos babak pertama."

Wajah Danan terlihat lega setelah mendengar jawaban Aspi, meskipun dirinya tidak bisa berpartisipasi dalam perlombaan lagi, setidaknya ada kawannya yang masih bertahan. Danan berharap usaha mereka tidak sia-sia datang ke sini.

✯✯✯

Dhara tengah bersiap untuk pergi ke sekolah, saat ini ia berada di kamarnya sedang mengancingkan baju seragam di tubuhnya. Dhara melihat ke arah seragam yang tergantung di pintu lemari lalu meraihnya dan memasukkannya ke dalam paper bag.

Setelah selesai bersiap-siap Dhara melangkah menuruni tangga menuju dapur untuk sarapan, di meja makan terlihat pemuda yang sudah berpakaian mencolok duduk di salah satu kursi di sana seraya menyantap hidangan di atas mejanya.

Dhara sedikit menghela nafasnya kala melihat wajah pemuda itu. Kedua orang tuanya memang jarang berada di rumah namun ada satu orang yang pasti selalu ada di rumah meskipun hanya sebentar yaitu Bagas, kakak tiri Dhara. Dia selalu menyempatkan waktu untuk datang ke rumah padahal semua orang tahu seorang model pasti memiliki jadwal yang padat.

Dhara menarik kursi dan mendudukinya lalu menyantap makanan tanpa memperdulikan kehadiran Bagas di sana.

"Apa itu?" tanya Bagas seraya melihat paper bag yang tadi Dhara simpan di kursi yang berada disampingnya.

DANAN CARAKA || ON GOING ||Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang