14 ✯ Matcha?!!!!

11 2 0
                                    

⚠️Geng motor, kekerasan, Bahasa kasar, kenakalan remaja, Obsesi, Posesif,
Toxic Boy, Toxic Relationship ⚠️

Banyak terdapat bahasa kasar dan tingkah yang tidak patut ditiru, harap bijak dalam membaca.

✯✯

Happy reading

✯✯


Tanggal merah telah tiba, di weekend pagi hari ini dengan cuaca yang begitu cerah, terlihat seorang gadis tengah bersiap-siap di dalam kamarnya. Ia nampak kebingungan dengan pakaian yang hendak ia kenakan, baju-baju berhamburan di atas ranjangnya, namun ia masih tetap belum menemukan baju yang pas untuk ia kenakan.

Sekitar 1 jam berlalu akhirnya ia mendapatkan pakaian yang cocok untuk ia kenakan, saat ini ia berjalan menuju pekarangan rumah di mana di sana sudah ada mobil yang cukup mewah menunggu kehadirannya.

"Mau ke mana?" terdengar suara berat dari arah belakang, membuat Dhara menghentikan langkahnya.

Iya menatap ke arah pria yang mengenakan stelan olahraga di hadapannya. "Mainn."

"Sama siapa?" Pertanyaan kembali diajukan oleh lawan bicaranya saat ini.

"Temen lah."

"Emangnya lo punya teman?" Dhara mulai jengkel dengan pertanyaan yang terus lawan bicaranya lontarkan.

"Vidya, gue mau keluar sama Vidya, puas!" Dengan perasaan jengkel Dhara kembali melangkah menuju pintu utama. Sementara Bagas masih menatap ke arah kepergian Dhara, raut wajahnya seakan mengatakan bahwa ia masih memiliki banyak pertanyaan untuk gadis itu.

Dhara sudah berada di dalam mobil. "Jalan Mang," pintanya kepada Mang Aji yang duduk di kursi pengemudi.

Lantas Mang Aji melajukan mobilnya keluar dari pekarangan rumah. "Mau ke mana ini Non?" tanya Mang Aji di sela-sela menyetir.

"Ke rumah yang tempo hari Mang." Setelah mendengar jawaban Dhara, Mang Aji mengarahkan mobil yang ia kendarai ke arah tujuan yang dimaksud oleh majikannya itu.

Tak lama mereka sampai di sebuah rumah dengan pekarangan yang begitu asri, di sana terlihat seorang pemuda tengah berdiri di depan pagar rumah tersebut seakan menyambut kedatangan Dhara. Ia tersenyum kala melihat Dhara turun dari mobil.

Danan melangkah mendekat ke arah Dhara berada saat ini. "Pagi," sapanya dengan sebuah cengiran.

"Juga," balas Dhara lalu menutup pintu mobil setelah ia mengambil tasnya dari dalam.

"Ya udah yuk, langsung masuk," ajak Danan yang mendapat anggukan kepala dari Dhara. Lantas Dhara melangkah menuju pintu pagar rumah Danan.

"Makasih ya Mang, udah anterin Dhara dengan selamat," kata Danan kepada Mang Aji melalui jendela mobil yang terbuka.

"Sama-sama, Kan memang sudah jadi tugas saya." Danan tersenyum menanggapi ucapan lawan bicaranya saat ini.

"Nanti kalo tangan saya sudah sembuh total, tugas Mang saya gantiin."

"Jangan atuh, nanti saya gak ada kerjaan," ucap Mang Aji diakhiri gelak tawa oleh keduanya.

"Woy, lo ngapain sih?!" teriak Dhara yang sudah berdiri di ujung pagar rumah.

"Duluan ya Mang, tuan putri sudah memanggil," ujar Danan setelah mendengar teriakkan dari mulut Dhara.

"Iyah iyah, selamat berakhir pekan." Danan tersenyum menanggapinya, lalu melangkah menuju ke arah Dhara.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 19 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

DANAN CARAKA || ON GOING ||Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang