Lokasi

267 32 13
                                    

"oh tuhan

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"oh tuhan..." Semua orang hanya bisa menitikkan air mata, melihat bagaimana lokasi bencana porak-poranda.

"Berapa korban jiwa yang di temukan? Apa masih ada yang hilang?" Tanya seung-jo bujang-nim.

"Sementara.. sebanyak 33 orang tewas, dan 10 lainnya masih dalam pencarian. Sebagian besar tertimbun longsor, namun ada kemungkinan terseret arus banjir saat hujan lebat yang terjadi beberapa waktu lalu. Dan untuk ratusan orang yang selamat... Kami sudah mengevakuasi mereka ketempat pengungsian "
Jawab hyunbin.

"Semoga tidak ada penambahan korban lagi, aku sangat sedih melihat semua ini" gumam seokjin hampir tak terdengar. Hanya jimin yang memang berada tepat disampingnya yang mendengar.

"Kau benar, ku harap tidak ada lagi korban jiwa yang berjatuhan. Karena itu kita harus mulai merencanakan dan mengatur asupan makanan yang bergizi untuk mereka" jawab jimin.

Saat ini seokjin dan beberapa ahli gizi sedang membuat daftar makanan bergizi yang bisa mereka berikan pada pengungsi dan juga semua orang yang ada di lokasi.

Ada juga beberapa dokter dan tenaga medis yang sibuk memberikan perawatan pada korban yang terluka di tenda tenda pengungsian.

Kekhawatiran tentang kesenjangan regional dalam pola makan sehat dan status gizi di kalangan pengungsi dan tenaga relawan. membuat seokjin dan para ahli gizi lainnya kesulitan. Pasalnya bahan makanan yang tersedia sangat terbatas dan minim gizi.

Setelah selesai mengatur makanan untuk semua orang, akhirnya seokjin bisa beristirahat meregangkan otot otot yang terasa kaku.

Seokjin duduk dengan wajah mendongak memandang langit sore, ketika tiba-tiba sebotol air menempel di pipinya.

"Yak! Apa ini?"

"Air, jika kau tidak tahu"

"Mwo?"

"Memberimu air, apa lagi?" Ucap taehyung sambil menyodorkan sebotol air berembun di genggamannya.

"Dengar, jangan membuat orang-orang berpikiran yang tidak-tidak" ucap seokjin dengan pipi bersemu.

"Yang tidak-tidak?" Taehyung mengangkat sebelah alisnya bingung.

"Anii.. ah molla" ujar seokjin cemberut sambil merampas botol air yang di sodorkan dan pergi meninggalkan taehyung sendiri.

Taehyung yang melihatnya hanya bisa tersenyum tipis, sangat tipis. hampir tak terlihat.
Taehyung tau apa yang di maksud seokjin, taehyung hanya suka menggoda seokjin.

Setelah memberikan sebotol air, taehyung memutuskan untuk beristirahat di camp tentara yang kebetulan berhadapan dengan camp para tenaga kesehatan.

Seokjin yang kala itu sedang meminum air yang diberikan oleh taehyung tiba-tiba tersedak setelah menyadari taehyung sedang menatapnya.

"Apa kau mengenalnya?" Tanya jimin.

"Eoh? E-siapa?"

"Orang Yang tadi memberimu minuman, juga orang yang sama yang sejak tadi memandangmu"

"Yak!! Jangan berbicara seperti itu, kau bisa membuat orang lain salah paham. Kau tau?" Bisik seokjin.

"Salah paham? Apa maksudmu?"

"Anii.. sudahlah. Aku tidak mengenalnya dan tidak ingin mengenalnya. Jadi jangn tanyakan aku tentang siapapun. Oke?"

"Wae?"

"Apa biasanya kau secerewet ini park jimin?"

"Arasseo, lalu bagaimana dengan persediaan bahan makanan untuk besok? Apa kau sudah mengecek ulang?"

"Sudah, tapi aku akan mengeceknya kembali nanti malam. Semoga besok ada penambahan bahan pangan dari pemerintah setempat "

"Apa kau mau jalan-jalan sebentar?"

"Sepertinya ide yang bagus"

Kini keduanya memutuskan untuk melakukan perjalanan setapak, menikmati udara perkampungan yang memang sulit di dapat di perkotaan.

Meski saat ini daerah setempat tidak seindah sebelumnya akibat bencana alam, tapi setidaknya masih terlihat asri untuk sekedar dinikmati.

"E-jimin-ah.."
Ucap seokjin.

"Wae?"

"Ani.. lupakan"

"Apa ini tentang pria SDT itu?"

"Mmwo? T-tidak"

"Ku pikir kau mengenalnya, ternyata desas desus tentang prajurit tampan di kalangan SDT yang beredar itu memang benar adanya" ucap jimin sedikit antusias.

"Yak, apa maksud mu? Aku juga tampan, apa kau tidak melihat wajah setampanku  ini, biasanya wajahku sulit untuk dilupakan"

"Jinnie.. bagaimana kalau kita jujur? Aku bukan orang pertama yang mengatakan kalau wajahmu cenderung cantik bukan?"

"Apa kau gila? Aku ini pria, mana mungkin cantik. Aku tampan, dan kau jangan pernah mengatakan hal seperti itu lagi"

"Ayolah.. aku mendengarnya, bahkan para tentara yang kita temui disini berbisik-bisik tentang kau yang di rumorkan memiliki wajah cantik bak dewi yunani. Apa kau tidak mendengarnya?"

"Sudah ku bilang aku tampan, jangan mengucapkan hal yang tidak tidak jimin-ah"

"Arasseo.. oya. Pria SDT tadi, ku pikir Jennie menyukainya"

"Mwo?"

"Apa kau tidak melihatnya tadi? Jennie begitu antusias saat pria itu berbicara dan menjelaskan prihal daerah rawan yang harus kita hindari. Bahkan jennie terlihat tidak berhenti tersenyum di depannya"

"Lalu apa urusannya denganku?" Ucap seokjin sedikit kesal.

Bukan, bukan seokjin cemburu. Hanya saja untuk apa jimin menceritakan tentang orang lain padanya. Apa lagi orang yang memang tidak ingin seokjin dengar namanya.

"E-tidak.. hanya saja, mungkin kalau aku seorang wanita aku juga akan melakukan hal yang sama. Hahah"
"Yak.. kau mau kemana?" Sergah jimin yang melihat seokjin pergi meninggalkannya, tanpa jimin sadari, jimin sudah membuat seokjin semakin kesal rupanya.

"Molla.." dengus seokjin kesal.
Seokjin rasanya ingin sekali menutup mulut sahabatnya ini, kenapa sih selalu taehyung yang menjadi pembahasan jimin? Apa disini hanya taehyung yang pantas jadi bahan pembicaraan?

Seokjin padahal lebih layak untuk dijadikan standar ketampanan pria pria yang ada disini.

Saat ini hari semakin gelap, keduanya memutuskan untuk kembali ke tempat pengungsian.

"Apa kau akan mengecek kembali bahan makanan di gudang?"

"Ne.. kau bisa kembali dan membersihkan diri. Aku akan menyusul setelah melihatnya"

"Arasseo"

Seokjin yang sedang dalam perjalanan ke gudang tiba-tiba terkejut, ketika lengannya di tarik seseorang dari belakang.
















TBC

Gimana gimana?
Sejauh ini apa yang ingin kalian sampaikan?

Aku sejujurnya sangat terharu, karena kalian begitu antusias dengan tulisanku.

Jadi sekali lagi aku mau ucapin terimakasih buat kalian, jangan bosen bosen komen ya, apa lagi tentang alurnya. biar aku tau mana yg kurang dan yang harus aku perbaiki😁

Taejin's military worldWhere stories live. Discover now