Empat

295 34 8
                                    

"aww"Seokjin terkejut, wajahnya tiba-tiba menabrak dada bidang seseorang

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"aww"
Seokjin terkejut, wajahnya tiba-tiba menabrak dada bidang seseorang.
[Disini aku buat tae lebih tinggi, 185 cm lebih tinggi dari eun woo wkwk. Biar lebih gemes menurut aku ini mah 🤧]

"Darimana saja kau?"
Seokjin masih membeku dengan mata yang refleks terpejam di dekapan pria yang tiba-tiba menariknya, seokjin sejujurnya bukan orang yang penakut.

Hanya saja ini adalah daerah perbatasan, yang rawan teroris. bisa saja ada penyusup datang bukan?
Seokjin berdebar-debar, takut takut jika dia akhirnya tertangkap oleh teroris yang menyusup masuk ke dalam barak pengungsian mereka.

Meskipun seokjin seorang sersan di divisinya, tapi seokjin bukan di peruntukan untuk melawan teroris, lagi pula seokjin tidak memiliki persiapan apapun.

Terlebih dengan penerangan yang redup, bisa saja semuanya terjadi, bukan?

"Apa kau tidak mendengarku?"
Mendengar suara yang ia kenal, seokjin tersadar dari keterkejutannya, dan menjauh dari tubuh yang mendekapnya.

"Mworagu? yak, Apa kau gila? Bagaimana kalau ada yang melihat? Apa kau mau bertanggung jawab?" Dengus seokjin kesal,namun sedikit berbisik. Seokjin hanya tidak ingin ada yang mendengarnya.

"Apa kau tidak tau? Longsor baru saja terjadi lagi d beberapa titik. Dan kau.. beraninya kau pergi tanpa memberitahuku? Bagaimana jika sesuatu terjadi padamu?"

"Yak,dengar.. aku tidak tahu apa yang terjadi, tapi kau harus tau. Aku memiliki hak untuk kemanapun dan melakukan apapun yang ingin aku lakukan. Untuk apa aku memberitahumu tentang apa yang akan aku lakukan? Kau pikir kau siapa?"
Seokjin menepis tangan taehyung yang masih memegang lengannya, dan berbalik meninggalkan taehyung.

Seokjin sejujurnya tidak mengerti, entah kenapa jantungnya jadi sering berdebar tak karuan.

Apa lagi sejak dirinya tiba disini, mungkin lebih tepatnya saat dia bertemu dengan kim taehyung kembali, itu yang tidak dia sadari.

Seokjin sejauh ini tidak pernah merasakan apa yang dia rasakan sebelumnya, karena itu. dia jadi sedikit takut.

Dan seokjin memutuskan untuk menemui temannya sandeul, setelah ini. yang seorang dokter penyakit dalam, Untuk memastikan apa yang salah pada dirinya.

Taehyung yang ditinggalkan hanya bisa memandang hampa, apa seokjin masih membencinya?

Apa begitu fatal apa yang dia lakukan dulu, hingga membuat seokjin tidak bisa memaafkannya?

*****
"Begini... Entah kenapa belakangan.. jantung ku sering berdebar tidak karuan, bahkan aku sulit untuk mengatasinya. Perutku juga terasa seperti... E- apa yah? Pokonya sangat sulit untuk di ungkapkan. Aku khawatir, aku mungkin sakit. Dan jika itu benar, kau harus berusaha semampumu untuk menyembuhkanku. Arasseo?"
sandeul awalnya sangat panik, sampai pada cerita tentang perut seokjin yang terasa aneh. Sandeul mulai paham., Sepertinya sahabatnya ini sedang menyukai seseorang.

"Ah oke, biasanya saat itu terjadi. Apa ada seseorang yang kau lihat atau kau temui?" Ucap Sandeul sedikit serius, meski sejujurnya sandeul hanya mencoba menggali sesuatu.

"E-begini.. pokonya aku juga tidak tahu, kenapa kau malah bertanya tentang orang lain? Sekarang aku yang sedang sakit. Bukan orang lain, pabo!"

"Arasseo.. apa sekarang kau juga merasa jantungmu berdebar-debar dengan cepat?"

"Sekarang? E- tidak juga, sudah ku bilang hanya pada saat saat tertentu saja"

"Karena itu aku bertanya, saat kapan?"

"Saat aku pertama kali datang kesini mungkin, atau... Entahlah aku tidak tahu pastinya. Apa itu sangat berbahaya?"

"Kurasa kau tidak bisa di selamat kan seokjinni, maafkan aku. Kau sudah sangat kronis sepertinya"

Seokjin seperti di sambar petir rasanya, apa dia akan mati disini?
Seokjin bahkan belum memakai jatah liburannya, apa ia dia harus mati sebelum liburannya yang sudah ia susun rapih sebelumya ia gunakan?

Seokjin menangis tersedu-sedu, air matanya begitu deras turun. Di iringi hujan yang tidak berhenti, menambah pilu hati yang saat ini sedang teriris meratapi.

Sandeul akhirnya tertawa terbahak bahak, sandeul hanya tidak mengira.
Sahabat nya yang satu ini benar-benar polos atau memang bodoh, bisa bisanya dia berpikir sakit keras hanya karena jantungnya berdebar-debar.

"Apa kau bahagia jika aku mati disini?"
Seokjin sangat kesal rasanya, sahabatnya bisa bisanya tertawa saat seokjin sedang di ambang kematian seperti ini.

"Anii.. jinni.. aku hanya bercanda, kenapa kau begitu serius, eoh? Kau baik baik saja, hanya saja kupikir kau sedang memikirkan seseorang sekarang. Sebaiknya kau jujur padaku. Siapa yang sedang berkencan denganmu?"

Seokjin rasanya sangat lega, sekaligus marah. Bisa-bisanya sandeul bercanda dengan hal mengerikan seperti itu?

"Yak, apa kau pikir ini lucu?"

"Arasseo, mhiane seokjin-ah. Jadi siapa yang sedang kau lihat akhir akhir ini? Apa dokter iren?"

"Mworagu?"

"Hanyaa.. ku pikir dia sangat menyukaimu, jadi mungkin kau sudah mulai membuka hati untuknya"

"tidak, aku masih sama. Aku tidak bisa memberinya harapan, jika aku sendiri tidak menginginkan hubungan dengannya"

"Lalu, siapa?"

"Apanya?"

"Yak, kau terus berkilah, apa kau akan terus seperti ini?"

"Yak, yak, hentikan" seokjin tertawa geli ketika sandeul mulai menggelitik nya.

Seokjin tidak tahu, jika sejak tadi ada seseorang yang terus memperhatikan nya. Dan kini orang itu mulai mengepalkan jari-jari nya, mungkin kesal?











TBC

Selamat membaca, semoga kalian suka
Jangan lupa tinggalkan jejak, biar aku bisa semangat menyelesaikan cerita ini.

Doakan biar gak mangkrak lagi ya, moodian banget emang anaknya 🤧

Taejin's military worldWhere stories live. Discover now