Tujuh

268 30 5
                                    

"wae?Apa yang kau lihat?" Jimin penasaran,dan berniat bangun untuk melihatnya.
Tapi seokjin segera menarik wajahnya dan menciumnya, jimin terkejut, begitu juga dengan taehyung yang jantungnya hampir berhenti.

Seokjin refleks mendorong jimin dan menjerit, seokjin benar-benar sudah gila.
Seokjin hanya terkejut melihat taehyung yang tiba-tiba ada di belakangnya, dan dia tidak ingin jimin melihatnya.
Tapi seokjin justru menarik jimin dan menciumnya ini benar-benar di luar kendali seokjin.

Saat ini taehyung berada di kamar keduanya, dengan seokjin yang merunduk dan taehyung yang berjalan bolak balik memegang pangkal hidungnya.

Dan jimin yang masih shock dan terus memegang bibirnya, sejujurnya jimin bingung. Jimin belum pernah seperti ini, di cium oleh sahabatnya sendiri terlebih itu laki-laki.

"Jadi maksudnya kalian berkencan?" Tanya jimin penasaran.

"Ya!"
"Anii!"
Jawab keduanya bersamaan

"Jadi yang mana yang benar?"

"Begini.. jimin-a bisakah kita membahasnya nanti?"

"Apa kau gila? Setelah membuatku hampir mati sekarang kau mau mencoba mengalihkannya?"

"Anii.. bukan begitu jim..."

"Kim seokjin, sekarang jawab pertanyaan ku. Apa kau menyukainya?"
Tanya taehyung tegas.

"Mwo?" Seokjin dan jimin terkejut, bukan, bukan jimin merasa jijik hanya saja ini sangat aneh bagi jimin.

Jimin pun tidak merasa keberatan tentang ciuman jin, hanya saja ini benar benar membuatnya shock.

"Katakan jinni apa kau menyukainya?"

"Anii.. tae.. aku..."

"Lalu? Kenapa kau membantahnya?"

"Membantah apa?"

"Kalau kita berkencan?"

"Tapi kita memang tidak berkencan"

"Jadi kau tidak ingin berkencan denganku?"

"Anii.. bukan begitu"

"Jadi kau mau?"

"Aaah molla..." Seokjin menjatuhkan dirinya di kasur, dan memilih untuk mengabaikan keduanya.

Jimin masih duduk, masih memandang keduanya. Terutama seokjin, dia juga masih mengelus lembut bibirnya.

Taehyung yang melihatnya jadi kesal.

"Apa kau menyukainya? Apa kau menikmatinya? Apa kalian selingkuh di belakangku?"

"Yak! Kau gila, ini tidak seperti yang kau pikirkan kim taehyung"

Seokjin segera menarik taehyung yang ingin mencoba menghajar jimin. namun tubuh taehyung tidak bergerak sama sekali, hingga akhirnya seokjin mendekapnya agar taehyung berhenti menantang jimin.

"Kalau begitu kau harus pindah dari kamar ini, atau aku yang akan pindah kesini" dengus taehyung kesal.

Jimin yang tadinya masih bingung, akhirnya mulai kesal.
"Kau pikir kau siapa? Lagi pula apa hak mu memintaku pindah? Bukankah kau mendengarnya tadi? Kalau kau bukan siapa-siapa untuknya"

Seokjin mengusak wajahnya prustasi.

"Yak.. ku mohon kalian bisa membangunkan orang orang, tolong berhenti"

Taehyung merasa kesal dan menarik kerah baju jimin dan hampir memukulnya, sebelum seokjin masuk ke sela-sela tubuh keduanya lagi.

Jimin yang merasa tidak tega melihat sahabatnya mulai menangis memutuskan untuk melepaskan tangan taehyung dari kerahnya dengan kasar.

"Sebaiknya kalian selesaikan masalah kalian, aku akan pergi"

Dengan begitu jimin pergi dari kamarnya, tersisa seokjin dan taehyung.
Dengan seokjin yang terduduk lesu menangkup wajahnya.

"Sekarang katakan padaku, apa maksudmu menciumnya? Apa kau menyukainya?"

"Tae.. sudah ku katakan, itu tidak benar. Aku.. aku benar-benar minta maaf, aku salah"

Taehyung mengangkat sebelah alisnya
"Hanya itu? Apa kau tidak punya alasan untuk menyangkalnya?"

"Begini.. sejujurnya aku hanya tidak ingin jimin melihatmu, tapi aku juga tidak tau kalau aku justru malah refleks menciumnya aku hanya ingin dy tidak melihatmu itu saja"

"Apa kau pikir itu sebuah alasan?" Taehyung makin dibuat bingung oleh seokjin "dan untuk apa kau melakukannya? Lalu kenapa kalau dia melihatku menghampirimu? Apa itu salah? Apa kau malu karena berhubungan denganku? Kupikir kau menolakku karena kau tidak menyukai hubungan sesama jenis, tapi kurasa kau hanya tidak menyukaiku jin. Atau kau memang hanya menyukainya?"

"Tae.. bukan begitu aku.."

"Sudahlah.. lupakan, jika itu maumu aku akan mengabulkannya. Sekarang aku tidak akan menganggu hidupmu lagi, kau berhak melakukan apapun dengannya"

"Tae.." taehyung pergi meninggalkan seokjin sendiri, seokjin tidak tahu harus berbuat apa sekarang.

Bahkan mereka tidak memiliki hubungan apapun, jadi untuk apa taehyung begitu marah?
Jika taehyung memang mencintainya, bukankah seharusnya taehyung mengajaknya berkencan lagi? Untuk meresmikan hubungan mereka?

Bukan salah seokjin kalau seokjin bilang mereka tidak berkencan.

"Aah molla.."
















TBC

Taejin's military worldWhere stories live. Discover now