Chapter 119 ♗

107 20 10
                                    

a/n 19:09 : chapter drama

-- 24 Ocbert, 1768 (2)

Valias, Oza, Kei dan Edgar bersama berada di area hutan tengkorak. Valias yang berkata pada Edgar kalau dia tidak perlu begitu akurat dalam membuat sihir berpindahnya. Tidak masalah jika mereka harus berjalan sedikit untuk bisa sampai ke lubang yang akan membawa mereka ke hutan kristal yang ingin mereka tuju itu. Lagipula saat itu Kei tidak jadi ikut karena Valias ingin Kei sebagai gantinya memperdalam pengetahuannya tentang apa saja yang sebenarnya bisa dia lakukan dengan kekuatan kuno bangsa titan itu. Dengan kali ini Kei akhirnya secara sungguhan ikut ke bagian area wilayah Kerajaan Turfa itu, Valias alan membiarkan Kei bisa melihat-lihat sedikit mengurangi keingintahuannya barangkali dia memilikinya.

Setelah berjalan sedikit sekitar setengah kilometer, Valias, Oza dan Edgar akhirnya sekali lagi melihat lubang yang akan membawa membawa mereka kepada hutan yang tersembunyi di dalam sana itu.

Begitu mereka sudah masuk ke dalam, cahaya yang ada di dalam sana sudah bukan berasal dari matahari yang ada di langit lagi. Tapi batu-batu kristal dan permata selayaknya yang ada di tempat persembunyian para elf. Sekitaran mereka akan berupa kubah dinding tanah dan bebatuan biasa untuk beberapa saat. Tapi ketika sudah berjalan masuk lebih jauh, mereka akan sampai di area dimana pohon-pohon dan batuan-batuan berupa kristal bercahaya itu berada.

Pohon-pohon yang mempunyai bentuk selayaknya sebuah pohon-pohon di luar sana yang biasa mereka lihat secara umum. Namun yang ada di sini, mereka lebih tampak seperti sebuah batu kristal yang lambat laun tumbuh membentuk diri mereka sendiri menjadi selayaknya sebuah pohon. Belasan untaian kristal kecil menjuntai dari ranting-ranting mereka yang juga mempunyai daun-daun mereka berupa kristal mereka sendiri. Pemandangan yang indah, memang. Tapi hutan kristal yang sedang mereka pijaki itu juga mempunyai sesuatu semacam aura mistis yang membuat mereka sebetulnya tidak begitu nyaman untuk berlama-lama ada di sana. Daripada hutan tengkorak yang ada di atasnya, yang jelas-jelas menyimpan banyak bangkai tengkorak di seantero area wilayahnya, hutan kristal ini, lebih memberikan energi negatif daripada tengkorak-tengkorak bangsa titan yang ada di atas sana.

Valias mencoba menyentuh dan meneliti kristal-kristal yang berada di area jangkauannya. Memeriksa apakah dia akan mendapatkan sesuatu dari mereka. Apakah kristal-kristal itu hanya sebuah kristalisasi mineral saja tanpa memiliki suatu kekuatan atau energi khusus di dalam mereka? Dia mengingat-ingat apakah hutan kristal ini dan kristal-kristalnya pernah disinggung di dalam novel yang dia baca itu. Tapi dia tidak ingat kalau kata kristal saja pernah muncul di sana.

"Tuan Mage Edgar. Apakah kau merasakan sesuatu yang khusus tentang kristal-kristal yang ada di sini?" Valias bertanya.

"Mereka tidak punya hubungan apapun dengan mana dan energi sihir, Tuan Muda. Jika pun kristal-kristal ini menyimpan sesuatu, mereka tidaklah berhubungan dengan penggunaan sihir yang digunakan kami," jawab Edgar.

Mendapatkan jawaban itu Valias akan mencoba hal lain. "Yang Mulia Kei. Saya berharap Anda membolehkan saya meminta tolong sesuatu."

"Aku ingin mencoba melihat apa yang akan terjadi jika kita memecahkan beberapa kristal yang ada di sini." Dia lalu melihat pada Edgar. "Tuan bisa membuat nyala api yang cukup untuk melelehkan kristal-kristal ini?"

Edgar terdiam tak mampu berkata-kata. Dia sangat berani untuk bereksperimen dengan benda-benda asing yang kita tidak tau apa sebenarnya ini. "Saya bisa membuat nyala api, Tuan Muda. Tapi saya tidak tau apakah api itu akan sanggup melelehkannya. Api yang tercipta dari reaksi sihir berbeda dengan api biasa."

Valias bergumam baru tau tentang itu. Dia mengeluarkan kantung dari saku celananya. Berucap pelan. "Kalau begitu kita akan mencoba membuat pelelehan itu nanti."

[HIATUS] Count Family's Young Master 백작가의 젊은 주인Where stories live. Discover now