JIN OMEGAVERSE 2

310 55 6
                                    




Seokjin tidak pernah melakukan sesuatu yang akan menarik perhatian orang banyak. Saat ini sekolah menjadi tempat terentan yang harus Seokjin lewati. Jika saja ibunya tidak mengatakan pendidikannya juga penting untuk masa depan kehidupan mereka, Seokjin akan memilih untuk tidak melakukannya.

Selama hampir tiga tahun Seokjin bersekolah, dia sebenarnya terbilang sukses melakukan persembunyiannya. Walau Seokjin juga menyembunyikan penampilan aslinya, tapi dia cukup aktif dalam sesi belajarnya. Tidak terlalu pintar dan tidak terlalu bodoh. Dia juga berusaha untuk tidak terlalu menyebalkan dan terlihat seperti sasaran buli yang empuk sehingga orang-orang benar-benar tidak memperhatikannya. Jika mereka di sebuah film, Seokjin merupakan figuran yang benar-benar tidak penting. Yang hanya akan berjalan welewati tokoh-tokoh utama tanpa dilirik sedikitpun saat mereka melakukan perannya.

"Jimin- Aku rasa kau sedikit berlebihan. Aku sudah mengatakan aku tidak mau. Kenapa masih memaksa?" Seokjin sadar jika Jimin merupakan salah satu kunci penting dalam lingkungannya. Karena itu Seokjin benar-benar menghindarinya. Apalagi seperti kata teman-teman pria itu, Jimin selalu di kelilingi Alpha-alpha kuat dari kerajaan.

"Bayangkan jika aku benar-benar bisa merubahmu lebih baik sedikit saja. Orang-orang akan merasa kagum." Jimin menjawab ringan. Tangannya terulur semakin dekat dengan wajah Seokjin.

'Tamat sudah hidupku.' Seokjin berguman dalam hati.

Jika itu hanya menyangkut hidupnya, Seokjin tidak akan terlalu banyak berfikir. Tapi saat ini dia juga masih memiliki ibunya. Jika mereka menemukannya saat ini, hidup ibunya juga tidak akan baik-baik saja.

Hanya sejengkal lagi.

Seokjin menutup matanya erat. Wajah bersemangat Jimin benar-benar terlihat sangat menyebalkan di matanya.

"Jimin..."

Mata Seokjin terbuka sebelah saat menyadari lap basah itu tidak kunjung menyentuh wajahnya. Seokjin melirik empat pria dengan tubuh yang cukup besar berjalan ke arah mereka. Itu adalah alpha-alpha terkuat di sekolah mereka. Dari rumor yang beredar, mereka adalah kandidat terkuat yang akan menjadi pemimpin di wilayah mereka.

Hati Seokjin mengeluh. Dia bahkan menghindari pertemuan dengan mereka dan sekarang merekalah yang mendekat begitu saja. Ingatkan Seokjin untuk berterima kasih kepada Jimin.

"Apa yang kalian lakukan?" Namjoon bertanya.

Jimin melempar lap basahnya begitu saja dan mendekati para alpha dengan wajah panik. "Aku tidak membulinya. Jangan berfikir buruk. Aku hanya ingin membersihkan penampilannya sedikit saja. lagipula aku memang berniat menyumbangkan beberapa bajuku yang masih bagus dan tidak aku pakai lagi. Aku hanya berfikir Seokjinlah yang paling pantas mendapatkannya." Jimin menjelaskan. Jangan sampai reputasinya hancur karena para alpha salah paham kepadanya.

Semua pria alpha itu mengangguk paham. Mereka juga tidak pernah berfikir Jimin akan melakukan hal buruk itu, hanya saja posisi mereka terlihat sedikit aneh jadi mereka ingin memastikan semuanya baik-baik saja.

Melihat situasi yang terlihat sedikit lengah, Seokjin menggigit salah satu tangan yang memegang pundaknya erat. Pegangan itu terlepas dengan suara pekikan yang mengejutkan semua orang. Mereka benar-benar terkejut dengan gerakan tiba-tiba Seokjin. Tidak hanya itu, Seokjin juga menghempaskan tangan lain yang masih memegangnya. Dia meraih tas bukunya dan langsung melarikan diri dengan cepat.

"Jimin, dia kabur." Semua orang masih sedikit shock dengan apa yang Seokjin lakukan. Mereka mematung bodoh sembari memandang pintu tempat Seokjin keluar.

Jimin mengerjapakan matanya beberapa kali lalu menatap teman-temannya. "Biarkan saja."

"Ngomong-ngomong untuk apa kalian menemuiku?" Jimin mengalihkan pembicaraan. Suasana hatinya benar-benar membaik.

JIN HAREM UNIVERSE Unde poveștirile trăiesc. Descoperă acum