12 DEWA?

192 40 12
                                    

Samudra seakan bisa bernafas kala seorang dokter memberitahu bahwa Biru dan kandungannya baik-baik saja.

Samudra bersandar pada tembok mengucap ribuan kata syukur dan maaf. Bagaimana bisa dia tidak menyadari jika istri nya tengah mengandung.

Berulang kali Samudra mengucapkan kata terimakasih karna tuhan mau memberikan dia kesempatan.

Dia mengambil nafas panjang sebelum masuk ke dalam ruangan. Kali pertama dia masuk sudah di sambut dengan tatapan kecewa dari Biru.

"Biru--"

"Jika terlambat sedikit saja aku sudah kehilangan anak ku." Potong Biru suaranya amat lirih dan purau.

"Maafkan aku.. " Samudra melangkah mendekat dia ingin sekali memeluk dan meminta maaf pada istrinya.

Biru malah melengos tidak mau menatap Samudra karna jika dia melihat wajah itu maka hatinya akan luluh dan akan mudah memaafkannya. Biru tidak mau menjadi orang gampangan untuk Samudra, suami nya itu harus tau bahwa semua kesalahan di dunia ini tidak akan semudah itu ia dapatkan hanya dengan kata maaf.

"Apa yang harus aku lakukan agar kau memaafkan aku?" Samudra tidak mau Biru mengambil langkah yang membuat nya rugi.

Melihat Biru tetap diam tak menjawab Samudra semakin kalut.

"Apapun... Apapun permintaan mu akan aku turuti." Perkataan itu akhirnya membuat Biru menatap pada Samudra.

"Termasuk mengusir Jean dari rumah ku?"

"Untuk yang itu aku---"

"Kalau begitu jangan harap kau mendapatkan anak ini." Ancam Biru.

"Biru--"

"Aku tau kau membutuhkan anak ini untuk mendapatkan warisan bukan? Aku tau semuanya. " Akan dia lakukan apapun agar semuanya kembali ke posisi semula.

"Jean menginginkan rumah itu, dia ingin berada disana."

Biru terkekeh sinis matanya berubah seperkian detik, tatapan itu begitu pongah dan merendahkan.

"Kenapa pria yang kau cintai begitu suka dengan barang bekas ku?" Matanya memincing kala melihat rahang Samudra mengeras, "Kenapa? Kau ingin membunuh ku?" Tanya nya.

Tidak ada sisa ketakutan seperti tadi.

Biru akan menjadi bengis untuk siapa pun yang berani mengusik kandungan nya.

Tangan Biru mengambil sesuatu dari balik bantal nya dan melemparkan pada Samudra, "Ambil itu dan bunuh saja aku." Tantang Biru.

Samudra melihat pisau buah tergeletak dekat kaki nya.

"AMBIL DAN BUNUH SAJA AKU!" Teriak Biru.

Samudra menggeleng lalu segera mendekat, "Aku akan membeli rumah untuk mu."

"Bukan hanya untuk ku saja, tapi juga untuk dirimu." Tekan Biru.

Sebelum Samudra membantah Biru lebih dahulu menimpali.

"Kau harus bersama ku sampai anak kita lahir." Lanjut nya.

"Kau egois." Baru kali ini Samudra melihat Biru semarah ini, dia tidak mengenal Biru lagi. Entah kenapa juga dia merasakan tatapan yang berbeda dari mata Biru.

Asing sekali, Samudra merasa asing dengan Biru.

"Samudra... Aku akan merusak semuanya jika kau tidak menurutiku." Seringaian nya membuat Samudra semakin yakin bahwa di depan nya bukan lagi Biru.

"Kau bukan Biru."

Biru menggeleng pelan dan mengusap pipi Samudra, "Aku istrimu.. " Bisik nya sensual di dekat telinga Samudra.

ABOUT MEHikayelerin yaşadığı yer. Şimdi keşfedin