08

279 39 0
                                    

Happy reading~
.
.
.

Seorang pemuda tampan menatap dingin kearah pemuda imut nan manis tersebut.

"Kau bilang bahwa kau tidak akan terjatuh lagi ke dalam jurang percintaan tapi nyata nya?"

"Munafik"

Perkataan pemuda tampan itu berhasil membuat pemuda manis tersebut tersentak kecil dan menatapnya tak percaya.

"Ak—"

Ucapan sang pemuda manis segera di potong oleh pemuda tampan tersebut.

"Kenapa? Bukan kah ucapan ku ada benarnya? Kau begitu naif m/n " ujar sang pemuda tampan itu sambil menyeringai sinis.

"Bahkan kau begitu bodoh karna sudah mempercayai cinta. Aku mengirim mu dengan satu tujuan dan bukan untuk merasakan cinta"

M/n menundukkan pandangan nya kebawah dengan kedua tangan sudah mengepal erat. Tatapan mulai memerah yang siap mengeluarkan air mata kapan saja.

"A-aku tidak tau... aku tidak bisa menolak pertunangan dari kedua keluarga. Jika aku menolaknya maka aku akan diancam oleh keluarga ku..."ujar nya dengan nada bergetar yang sepertinya ia akan benar benar menangis.

Sang pemuda tampan dengan sepasang mata merah menyala segera menghela nafas kasar ketika melihat m/n sudah mengeluarkan air mata.

Ia mulai menarik m/n kedalam dekapannya lalu menenangkan pemuda manis itu.

"Udah.. ini sudah terjadi bukan? Tapi mencintai itu boleh namun jangan berlebihan. Kau malah mengulangi kesalahan mu di dunia mu sebelum aku membawa mu kedunia ini"

"Mencintai seseorang begitu menyakit kan kau tau? Aku melihat mu begitu naif saat kau mencintainya, kau tampak bodoh dan itu membuat ku marah dengan mu"

Kata yang pemuda itu lontarkan pada m/n tersebut membuat pemuda manis itu mengangguk kecil bahwa ucapannya memang benar.

"Maafkan aku..."

"Aku tidak akan mengulanginya.."

Pemuda tampan itu diam yang seakan akan tidak mempercayainya lagi.

"Apakah aku boleh mempercayai kata kata mu m/n? Kau akan mengulangi kesalahan itu"

Genggaman m/n semakin erat dan semakin erat pula pelukan mereka. "Kau selalu mengatakan itu... tapi setidaknya aku sudah berusaha untuk tidak terjatuh lagi kedalam dunia percintaan!"

M/n mulai melepaskan pelukan mereka dan memamerkan senyuman manis.

"Aku akan membekukkan hati ku dari percintaan!"

Iris merah menyala membelalak semperna setelah mendengar kalimat ucap itu.

"K-kau bercanda kan? Itu berbahaya m/n!!" Pemuda itu maju dan segera memegang kedua bahu m/n dengan erat.

M/n tidak merasa takut dengan itu dan malah tersenyum. "Bukan kah ini sangat bagus? Dengan begitu aku tidak akan merasakan apa itu cinta.."

Pemuda itu sontak diam shock mendengar itu kembali.

"M/n— kau.. kau–"

Senyuman manis namun menyimpan penuh berbagai luka itu muncul dan membuat pemuda itu diam dengan perasaan menyesal akan kalimat yang ia lontarkan tadi.

"Tidak apa apa. Dunia ini memang tidak ada rasa kecintaan bukan? Sama seperti yang kau katakan. Dunia ini penuh kekejaman, bahkan rasa cinta pun lah yang ikut disalahkan. Aku melakukan itu karna aku juga menuruti semua keinginan mu. Ini luar biasa kan? "

[BL] he is our angelTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang