11

221 38 0
                                    

Plaakk!

Cruel menoleh kesamping dengan pipi sebelahnya terasa panas. M/n menatap nya tak menyangka lalu meneriakki pemuda itu.

"BRENGSEKK! "

Setelah itu, m/n segera keluar dari toilet dengan tergesa gesa dan melupakan tujuannya untuk ke toilet.

Pikiran m/n mulai kacau dan membuatnya menabrak seseorang ketika berlari dilorong istana.

"M/n?" Suara familiar untuk m/n itu membuat pemuda manis itu langsung masuk kedalam dekapan orang itu.

"D-deonn...."

Deon menyeringit bingung saat mendengar suara m/n yang bergetar lalu ia segera paham akan situasi disana.

Pemuda albino tersebut langsung menggendong m/n ala koala, tidak peduli jika ada eduardo disampingnya.

"Maafkan saya yang mulia, sepertinya m/n mau pulang sekarang" ucap deon yang berusaha untuk tetap tidak emosi ketika melihat cruel berdiri dari jauh dibelakang m/n.

Eduardo cuman mengangguk pelan bahwa ia tidak mempersalahkan itu, lagipula dirinya juga paham dengan apa yang terjadi.

'Cruel bodoh, jelas jelas kalian sudah berpisah tapi kau malah berani melakukan hal yang lancang bagi m/n 'batin eduardo yang tak sengaja melihat bibir m/n bengkak.

"Kami permisi dulu "

Deon kemudian pergi dari sana dengan menggendong m/n ala koala, tanpa mendengar pengizinan dari eduardo.

Raja itu pasti paham akan situasi sekarang jadi untuk apa lagi? Keadaan m/n lebih penting dari apapun itu.

Mereka berdua pergi dari istana dan meninggalkan eduardo yang menatap kepergian mereka, ah lebih tepatnya adalah m/n.

Ia melihat m/n memeluk leher deon dengan perasaan takut. Lalu beralih melirik kesamping, dimana cruel sudah sampaii disampingnya secara tiba tiba, dengan sebelah pipi pemuda itu memerah.

"Aku tidak menyangka apa yang kau lakukan creul. Kalian sudah berpisah tapi masih berani melakukan itu pada m/n, renungkan lah kesalahan mu pahlawan. Kini m/n mungkin tidak ingin melihat keberadaan mu lagi" ujar eduardo pada cruel yang seketika terdiam mematung ditempat.

Iris kuning tajam melirik kearah cruel lalu pergi dari sana dengan meninggalkan cruel sendirian dilorong istana tersebut.

🧚‍♂️🧚‍♂️🧚‍♂️

M/n menatap langit langit kamarnya dengan tatapan kosong.

Ingatan kelamnya yang ia tanam dengan dalam dalam itu,sekarang muncul dan mengorek luka lamanya.

Mengorek luka lama itu menyakitkan.. menyembuhkan nya pun juga begitu lama.

Sungguh, m/n kembali trauma akan sentuhan cruel. Perlakuan buruk cruel membekas dalam ingatannya.

Begitu membekas sampai sampai menyembuhkannya pun tak bisa disembuhkan secara cepat.

Butuh lama untuk menyembuhkannya.

Iris biru cerah perlahan memanas dan mulai memunculkan sebuah cairan bening sebening air digunung.

"M/n? Ayo makan dulu "

Mendengar itu, m/n perlahan bangun dari rebahannya lalu duduk dihadapan deon.

"Ayo tidak lapar.."cicit m/n ketika melihat deon membawa nampan ditangannya.

"Tidak boleh, kau harus makan kak" ucap deon dengan duduk disamping m/n, setelah meletakkan nampan makanan di meja samping tidur m/n.

M/n menggeleng kepala lemas bahwa dirinya tidak ingin makan dulu. Deon menghela nafas pasrah lalu bergerak memegang pipi m/n dan berusaha membuat m/n menatapnya.

[BL] he is our angelTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang