14 🔞

49.8K 596 10
                                    

Adimas berbincang panjang lebar dengan kedua orang tua Nessa, dia mengatakan maksud dan tujuannya ingin bertanggung jawab pada Nessa, dan Adimas juga diberi tahu kondisi dan apa saja yang dialami Nessa selama di sini.

Setelah berbincang dengan kedua orang tua Nessa, Adimas kembali masuk ke dalam kamar Nessa.

Adimas membuka pintu, ia ingin pamit pulang tadinya sebelum melihat Nessa yang tampak sangat menggoda imannya. Sebelumnya Nessa biasa saja mengenakan dress hamil, tapi sekarang wanita itu mengenakan tangtop yang kekecilan bahkan tak bisa menutupi perut bulatnya, lalu celana pendek yang memperlihatkan paha mulusnya.

"Aku mau pamit," ujar Adimas.

Raut wajah Nessa menjadi murung. "Padahal aku kangen kamu..."

Adimas mendekati kasur, lalu Nessa merangkul pinggang Adimas. "Jangan pergi, temenin aku ya Adimas?"

"Kamu berubah sayang," kata Adimas sambil menyentuh wajah Nessa.

"Semakin nakal," lanjutnya.

"Adik bayi di dalam perut yang mau kamu disini," kata Nessa.

"Yakin? bukan kamu?"

"Aku juga," balas Nessa.

Adimas langsung meraup bibir Nessa, melumatnya dengan lembut. "Eughhh."

Nessa pasrah tubuhnya terdorong hingga terbaring di kasur dengan Adimas yang menindihnya. "Oohhh anghhh Adimas umhhh."

Srekk.

Adimas merobek tangtop yang kekecilan ditubuh Nessa dengan tidak sabaran. "Mengganggu."

"Aaahhh dada aku aaahh Adimas." Nessa terkejut Adimas merobek tangtopnya, hingga dada berisinya kini bergo yang tak menentu.

Nafsu Adimas semakin tak tertahan melihat pemandangan Nessa dibawahnya, dada Nessa yang besar itu sangat cantik dan menggoda. "Payu dara kamu gede sayanghh."

"Sentuh mas aaahhh re mes yang kuat aahhh ga tahan umhhh aku mau di sentuhh semuanyahh."

"Sabar Nessa," kata Adimas lalu mer emas kuat dada Nessa.

"Aahhhh emhhh yahhh aahhhh enak uuhhh terus rem es aahhhh suka banget aahh tangan kamu gede."

Cup.

Cuph.

Cuphh.

Adimas mengecupi leher dan dada Nessa berkali-kali. "Eumhhh aku kangen aroma tubuh kamu."

"Ahhh iya mas ooohhh Nessa juga aahhh kangen banget aahhh..."

Adimas mencium bibir Nessa. "Mas ragu apa kita boleh? Ada bayi kita diperut kamu."

"Mas tenang aja, kandunganku udah kuat, mas bisa masukin aku..." ujar Nessa pelan.

"Syukurlah, mas tidak tahan lagi."

Adimas melepas celana pendek dan dalaman Nessa, lalu melebarkan pahanya dan memasukkan miliknya pelan-pelan.

"Ukhhh aahhh mass itu masuk aaahhh gede banget."

"Ughhh diam sayang aahhhh mas kesulitan masukin aahhh tolong jangan diketatin."

"Aahhh mass gede banget aahhhh ga kuat aahhh ga bisa masuk," kata Nessa menggelengkan kepalanya.

"Bisa sayang ughhh ahhh kenapa makin rapet kamu? ughhh ahhhh tahann."

Jl b.

"Aakhhhhhh shhhh gede banget aahhh masuk."

"Aaahhh akhirnya ughhhh masuk semua haahh haahhh," ujar Adimas lega setelah menghentakkan pinggulnya dengan keras.

Dokter Nessa dan Mas Adimas Where stories live. Discover now