.
.
.
.
.
Ezra menghela nafas panjang setelah panggilannya dengan Hasbi terputus, tidak bukan karena Hasbi memaksa agar Ezra menolong nya makanya Ezra bersedia membantu adik angkatnya itu.Namun semua Ezra lakukan karena mengingat bagaimana baiknya almarhum nenek Hasbi, yang sejak Ezra di bawa pulang ke surabaya selalu memperlakukan Ezra dengan baik.
Ezra sendiri bingung bagaimana menyampaikan niatnya pada anak kostan, meskipun dia yang di beri tanggung jawab soal kostan dia gak bisa bertindak seenaknya, terutama pakde Saka sudah memberinya syarat tadi.
Ezra tau, kemungkinan anak kostan menyetujui niat nya hanya sedikit, karena apa yang sudah Hasbi lakukan waktu itu memang sudah sangat buruk.
Namun kembali lagi, Ezra tidak bisa mengabaikan bagaimana Hasbi di luar sana, meskipun sebelumnya dia pernah mengatakan jika tidak ingin berhubungan dengan keluarga Hasbi lagi.
"Aku harus gimana lagi sekarang?" Ezra memutuskan merebahkan dirinya di kamar, lagi pula sudah terlalu malam untuk mengajak anak kostan berdiskusi.
Tok
Tok
Tok
Cklek
Ezra hanya menoleh menatap pintu kamar nya yang terbuka, dia sudah menduga jika yang mengetuk pintu kamar nya adalah Magi.
"Udah mau tidur kak?" Ezra menggeleng.
"Mau ikut aku keluar beli roti bakar gak?" Ezra terdiam sejenak sebelum akhirnya mengangguk.
"Ikut, tungguin di bawah, aku cuci muka dulu." Magi mengangguk dan menutup kembali pintu kamar Ezra.
Sesuai kata Ezra, Magi akan menunggu di lantai bawah. Magi bahkan langsung bertatapan dengan Jona yang sedang duduk di sebelah Arlo juga Ishan, mereka lah yang meminta Magi mengajak Ezra jalan-jalan.
"Gak usah khawatir, kak Ezra mau." Jona lah yang bernafas lega saat Magi mengatakan hal itu, karena dia yang tau pasti alasan sang kakak murung sejak kepulangan pakde Saka tadi.
"Titip kak Ezra ya kak, jangan sampai lecet."
.
.
.
.
.
"Mau rasa apa kak?" Ezra terlihat berpikir sejenak sebelum menjawab pertanyaan Magi."Mau keju milo aja." Magi mengangguk dan segera memesankan roti bakar pesanan Ezra dan tentu saja untuk dirinya sendiri.
"Ada masalah kak?" Ezra sedikit terkejut saat Magi menanyakan hal itu.
"Oh, gak ada apa-apa kok." Magi menggeleng tidak percaya, tapi dia tidak bisa memaksa Ezra, karena dia tau jika Ezra tidak suka di paksa.
"Magi." Magi menoleh saat mendengar panggilan pelan dari Ezra.
"Hm, kenapa kak?" Magi tau ada yang ingin Ezra ucapkan, tapi pemuda mungil di hadapannya itu terlihat ragu.
"Magi, kamu udah tau soal Hasbi?" Magi terkejut saat Ezra membahas soal Hasbi, karena semua anak kostan sepakat untuk menutupi masalah yang di buat Hasbi dari Ezra.
"Ada apa sama Hasbi?" Ezra menggeleng.
"Kamu tau tapi kamu gak mau bilang ke aku, jadi aku gak akan bilang apapun ke kamu." Magi memejamkan matanya saat mendengar hal itu, dia tau Ezra tidak suka jika dia perlakukan seolah tidak tau apa-apa.
"Apa yang mau kak Ezra denger dari aku?" Magi akhirnya mengalah, dia tidak akan bisa menyembunyikan apapun dari Ezra saat ini. Magi juga memutuskan mengirimkan pesan pada Kairi yang memang ada di kostan soal hal itu.
"Kamu tau atau gak soal Hasbi?" Magi mengangguk.
"Kalau soal masalah yang melibatkan Hasbi, aku tau, kami semua tau kak, maaf." Ezra menghela nafas panjang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kost Utopia
FanfictionKost Utopia semakin ramai setelah di renovasi dan adanya penambahan kamar setelah penghuni lama ya memutuskan untuk membangun rumah mereka sendiri. Ezra yang menjadi penanggung jawab kost Utopia, selalu berhasil di buat pusing oleh tingkah penghuni...